Kutai Timur

Dinas Pendidikan Kutim Disdik Kutim Gaji Guru Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja  Guru PPPK 

Ternyata Anggaran di Dinas Pendidikan Kutim Lebih Banyak Dipakai Bayar Gaji Guru



Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kutai Timur (Kutim), Mulyono.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kutai Timur (Kutim), Mulyono.

SELASAR.CO, Sangatta - Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kutai Timur (Kutim)  Mulyono megakui jika anggaran yang dikelola Dinas yang dipimpinya saat ini mengelola sekitar kurang lebih Rp1,08 triliun. Namun dana sebesar itu, Rp900 miliar itu hanya diperuntukkan untuk membayar gaji dan tunjangan daerah bagi para gaji guru yang jumlahnya sekitar 5000 orang.

“Dinas Pendidikan ini memang dapat anggaran Rp1,08 triliun, namun Rp900 miliar untuk gaji dan insentif daerah. Banyaknya anggaran untuk gaji dan insentif karena memang jumlah guru di Kutim sekitar 5000 orang, mulai dari PNS dan guru Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK),” jelasnya.

Karena itu, jika dikatakan anggaran Disdik itu besar, itu relative. Sebab sebagian besar digunakan untuk belanja gaji dan insentif, sementara sisanya untuk pembangunan sarana prasarana (Sapras) sekolah.

Meskipun demikian, Disdik akan terus berusaha untuk menunaikan tugas yang mereka emban, sesuai visi misi bupati- wakil Bupati Kutim, salah satunya untuk mewuijudkan pelayanann dasar proporsonal dan merata. Dimana visi ini diterjemahkan dalam tujuh program unggulan yang telah tertuang dalam Rencana Pembangunan janga Menengah Daerah (RPJMD).

“Dari tujuh program itu lima yang sudah berjalan dengan baik, sementara dua program diantaranya masih dalam proses berjalan. Dua program tersebut yakni pemenuhan serta pembangunan Sapras bidang pendidikan di seluruh kecamatan. Serta mendorong standarisasi akreditasi A, untuk semua sekolah, baik swasta maupun sekolah negeri di Kutim,” Jelas Mulyono saat ditemui di Ruang kerjanya.

Diakui, dalam dunia pendidikan, ada beberapa permasalahan yang harus diselesaikan, khusnya di Kutim. Termasuk pemerataan guru untuk semua kecamatan. Ini sedang dipetakan, setelah itu didistribusikan dengan merata sesuai kebutuhan.

Sementara Akreditasi, yang merupakan harga diri sekolah, serta cerminan kualitas layanan sekolah, Cerminan lulusan sekolah itu, akan terus dikejar. “Itu yang sedang kami konsentrasikan, mengejar standarisasi sekolah,”terangnya

Diakui, dari sisi jumlah, Disdik masih banyak yang belum terakretitasi A. Pertama, karena masalah pelaporan yan belum maksimal. Karena setelah pihaknya keliling ke kecamatan melakukan pendataan, ternyata sekolah-sekolah sudah cukup bagus.  Cuma mungkin belum terlaporkan secara utuh, sehingga belum terakreditasi. Dari 802 satuan pendidikan  atau sekolah, mulai dari PAUD, TK, SD, SMP satuan pendidikan sejenis,  baru 441 yang mendapat akreditasi dan belum semuanya A.

“karena itu kami  sekarang berkomunikasi dengan Balai Penjamin Mutu Pendidikan Kaltim untuk mendapat tambahan Kuota  akreditasi. Selain itu, kita persiapkan hal yang menjadi kebutuhan atau tuntutan indicator agar mendapat akreditasi A, dari 35 indikator . sehingag pada saat dilakukn visitasi, kita bisa membuktikan memenuhi indicator tersebut, sehingga layak  mendapatkan akreditasi A. krena akreditasi ini adalah penghargaan atas kinerja sekolah. Ini yang harus kita tunjukkan bahwa apa yang mereka kerjakan itu sudah sesuai dan maksimal, mulai dari sumber daya guru, sapras, dan tentunya lulusannya,” Tutupnya

Penulis: Bonar
Editor: Awan

Berita Lainnya