Ragam

Forum Perbenihan  Forum Perbenihan 2023  Kerajaan Benih  DPTPH Kaltim  UPTD PSBTPH UPTD PTPH 

Forum Perbenihan 2023: Kolaborasi Membangun Kerajaan Benih di Kalimantan Timur



SELASAR.CO, Samarinda - Forum Perbenihan Tahun 2023 telah resmi dimulai di Samarinda, pada hari ini Kamis (27/7/2023). Acara ini dihadiri oleh berbagai pihak terkait, termasuk Dinas, UPTD PSBTPH, Kabupaten/Kota, Perkumpulan Penangkar, dan lainnya. Forum ini dianggap sangat penting dan strategis untuk merefresh pemahaman dan mempertemukan para pemangku kepentingan dalam industri perbenihan.

Menurut Rini Susilawati, PLH Kepala DPTPH Kaltim, Forum Perbenihan memiliki tujuan untuk menciptakan kolaborasi yang kuat antara semua pihak yang terlibat dalam industri perbenihan. "Hakekatnya forum ini mempertemukan dan merefresh pemahaman dari semua yang terlibat untuk berkolaborasi bahkan bila diperlukan dibuat suatu komitmen untuk Pelayanan Perbenihan yang Tangguh, melalui penguatan penangkaran," ujarnya dalam pidato pembukaan forum.

Salah satu fokus utama dalam forum ini adalah mengenai ketersediaan benih. Rini Susilawati menegaskan bahwa ketersediaan benih harus mengacu pada prinsip 6 tepat, yaitu waktu, jumlah, varietas, mutu, harga, dan tempat pelayanan. "Mekanisme penyediaan benih dikelola dengan menyusun suatu rancangan kebutuhan benih, sehingga benih dari para penangkar dapat diakomodir, paling tidak 60-70% benih diambil dari Kaltim sendiri," tambahnya. Dalam upaya ini, para penangkar diharapkan untuk meningkatkan luasan penangkaran, dan mereka juga akan diberi informasi baru tentang teknis budidaya, termasuk penggunaan bioteknologi terbaru yang dapat dikoordinasikan dengan UPTD PTPH.

Dalam konteks penguatan perbenihan, Lince Sipayung, Koordinator Pengawasan Mutu Benih Ditjen Hortikultura Kementerian Pertanian, menyampaikan harapannya agar Kaltim dapat menjadi daerah mandiri dalam produksi benih. "Kita ingin Kaltim membina penangkar-penangkarnya, produsen-produsennya untuk memproduksi benih sendiri. Jika benih diproduksi dari wilayah sendiri, tentunya akan beradaptasi dengan baik dan bertumbuh dengan hasil yang optimal," kata Lince.

Namun, Djoko Kodrat, seorang praktisi perbenihan, menyoroti permasalahan jumlah Pengawas Benih Tanaman (PBT) di Kaltim. "Faktanya, jumlah PBT di Kaltim sangat minim, hanya 16 orang seluruhnya. Sementara, target perluasan sertifikasi benih harus naik, akibatnya permasalahan perbenihan akan bertambah. Hanya 16 orang ini menjadi kurang ideal untuk mengawasi dan mengontrol industri perbenihan di wilayah ini," ungkap Djoko. Dia berharap adanya penguatan mental, semangat, motivasi, dan peningkatan kompetensi bagi PBT agar mereka dapat lebih efektif dalam mendampingi dan mengawasi proses sertifikasi benih.

Sebagai penangkar benih di Samarinda, Ngadimin menyampaikan kendala mengenai ketersediaan benih. "Kendala sementara ini yaitu ketersediaan benih, sehingga untuk sementara ini kami hanya melakukan penanaman konsumsi pribadi," ujarnya. Ngadimin berharap bahwa melalui Forum Perbenihan ini, ada solusi yang dapat membantu mengatasi kendala tersebut dan meningkatkan ketersediaan benih di daerahnya.

Muhammad Riva Yovani, Kepala UPTD Pengawasan dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalimantan Timur, menjelaskan pentingnya melibatkan para PBT (Pengawas Benih Tanaman) dalam pembinaan penangkar. "Para PBT ini harus dilibatkan, karena merekalah yang menjadi ujung tombak dalam pembinaan dalam penangkar," ungkap Riva Yovani. Dia juga menyatakan bahwa forum ini merupakan persiapan untuk menghadapi meningkatnya kebutuhan pangan seiring pertumbuhan penduduk dan target IKN (Ibu Kota Negara) di Kalimantan Timur.

Dengan berbagai pernyataan dan harapan dari para narasumber, Forum Perbenihan Tahun 2023 di Kalimantan Timur diharapkan dapat menjadi momentum penting dalam membangun kerja sama yang kuat antara para pemangku kepentingan perbenihan, memastikan ketersediaan benih yang optimal, dan meningkatkan kemandirian Kalimantan Timur dalam produksi benih.

Penulis: Yoghy Irfan
Editor: Awan

Berita Lainnya