Utama
BWS Kalimantan  Sungai Karang Mumus  Penanganan Banjir di Samarinda  Banjir di Samarinda  Irwan  Irwan Fecho 
Irwan Singgung Pentingnya Sinergitas Pusat dan Daerah dalam Penyelesaian Banjir Samarinda
SELASAR.CO, Samarinda - Anggota Komisi V DPR RI dapil kaltim, Irwan, melakukan kunjungan kerja di penurapan sungai karang mumus (SKM) Samarinda di dua titik jalan Letjen S Parman dan segmen jalan griya Mukti Sempaja Selatan. Irwan mengatakan bahwa pemerintah pusat dan daerah harus bersinergi dalam menangani banjir di kota Samarinda.
"Ya ini kan lanjutan, jadi seperti saya sampaikan tadi bahwa 2020 kita bantu kota Samarinda untuk menyelesaikan masalah banjir. 2021 juga ada di samping pasar segiri, 2022 juga ada di samping jembatan wirahayu itu, dan 2023 di sini. Memang ini belum tuntas ini tapi ini kan beberapa segmen prioritas, dulu kan pasar segiri banjir itu kan sangat berpengaruh pada aktivitas ekonomi masyarakat," ujar Irwan saat ditemui di lokasi, Jumat (13/10/2023).
Irwan menambahkan bahwa pemerintah pusat telah mengalokasikan anggaran melalui kementerian pupr dan balai wilayah sungai Kalimantan Timur untuk penguatan tebing sungai, pemasangan pompa, dan pintu air. Hal ini bertujuan untuk mengurangi genangan air yang sering terjadi di beberapa titik di Samarinda.
"Kita juga selesaikan kan banjir abadi di simpang Mall Lembuswana, insyaallah dengan ada pompa, penguatan tebing sungai, dan ada pintu airnya, genangan air bisa kita buang," kata Irwan.
Berita Terkait
Namun, Irwan juga menekankan bahwa pemerintah daerah harus berperan aktif dalam menyelesaikan permasalahan lahan dan sosial yang menjadi kendala dalam penanganan banjir. Ia mengatakan bahwa pemerintah kota harus bisa menertibkan rumah-rumah yang berada di bantaran sungai karang mumus yang mengganggu aliran air.
"Untuk penganggaran APBN itu melalui kementerian pupr dan kawan-kawan balai wilayah sungai Kalimantan Timur sangat lancar jika kalau penyelesaian sosial dan permasalahan lahannya diselesaikan oleh pemerintah kota sebagai pemangku wilayah. Kalau itu sudah selesai semua baru di tahun awal kita bisa dorong penanganannya," tutur Irwan.
Irwan berharap bahwa dengan adanya sinergitas antara pemerintah pusat dan daerah, banjir di Samarinda bisa segera teratasi. Ia mencontohkan bahwa penanganan banjir di pasar segiri yang berhasil menghilangkan genangan air yang selama ini menghambat aktivitas ekonomi masyarakat.
"Kalau semua bisa melaksanakan tugas dan kewenangannya masing-masing seperti pemerintah kota bisa menyelesaikan permasalahan lahan dan sosial, termasuk rumah-rumah di bantaran sungai karang mumus. Kemudian pemerintah provinsi normalisasi sungainya lancar, tentu penguatan tebing sungai yang dilakukan pemerintah pusat bisa tuntas," pungkas Irwan.
Namun sayangnya pada 2024 ini pihaknya belum dapat mengajukan kegiatan penurapan lanjutan SKM. Pasalnya, proses kegiatan pembebasan lahan belum selesai hingga habisnya batas waktu pembahasan APBN 2024. Untuk itu ia menyebut bahwa usulan lanjutan pengerjaan penurapan ini akan kembali diusulkan pada awal 2025 mendatang.
"Mangkanya kaya di 2024 kita bingung karena penyelesaian lahannya yang mana. Ada seperti masalah di Tarmidi, pak walikota menyelesaikan masalah lahan di sana kemudian tertibkan tertibkan rumah-rumah di bantaran sungai, tapi kan sudah selesai pembahasan anggaran APBN untuk 2024," tambahnya.
Terpisah, Kepala BWS Kalimantan IV Samarinda, Yosiandi Radi Wicaksono mengatakan, pihaknya telah memiliki masterplan untuk pengendalian banjir di Samarinda.
Progresnya sudah 90 persen, satu sisi sudah banyak yang aman dari genangan," ucap Yosiandi.
Dalam waktu dekat, BWS akan berkoodinasi dengan pihak Pemkot Samarinda, terkait grand design pembebasan lahan, serta pembahasan hal-hal terkait proyek penurapan SKM di masa mendatang.
"Tahun 2024 sudah habis penganggaran, kita akan susun lagi di 2025," tutup Yosiandi.
Penulis: Redaksi Selasar
Editor: Awan