Ragam

Hutan Meranti Madu Kelulut  Sertu Kusnanto Dispar Kaltim 

Menyusuri Rindangnya Hutan Meranti, Bisa Nikmati Madu Kelulut



SELASAR.CO, Balikpapan – Cerita itu berawal dari ketika Sertu Kusnanto, seorang prajurit TNI yang bertugas di Kompi Kavaleri Km 28 bertemu Syaifuddin, warga RT 32, Kelurahan Karang Joang, Balikpapan Utara di 2021. Saat ronda bersama, kepada Kusnanto, Syaifuddin kala itu tengah mengumpulkan enam RT sekitar kawasan hutan Meranti dengan maksud melestarikannya.

“Itu hutan statusnya milik Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung (KPLH), namun sudah banyak digarap dan dikapling-kapling. Pak Syaifuddin ini peduli dan ingin melestarikan hutan yang isinya masih banyak pohon Meranti. Akhirnya kami bantu untuk melestarikannya. Caranya dengan dibuatkan semacam destinasi wisata,” ungkap Kusnanto, yang juga Penggiat Wisata Meranti.

Upaya membuat destinasi wisata dengan cara mengumpulkan warga yang peduli. Termasuk donatur yang mau membantu. Tidak lupa mengurus izin dan membuat Kelompok Usaha Perhutanan Sosial (KUPS) dan Kelompok Sadar Wisata (Pokdawis). Hingga pada 12 Maret 2022, Wana Wisata Meranti, resmi dibuka untuk umum.

“Memiliki luas area daratan 20 Ha dan perairan yang mengelilinginya seluas 50 Ha. Selain untuk wisata edukasi Wisata Meranti juga dapat digunakan untuk kegiatan perkemahan. Semua fasilitas dibuat warga secara swadaya,” ungkap Kusnanto.

Untuk mencapai Wana Wisata Meranti, pengunjung bisa mengikuti titik yang sudah tersedia di Google Map. Setelah SBPU Km 15 Karang Joang dari arah Balikpapan, memasuki Jalan Giri Rejo. Untuk bisa menikmati wisata ini, pengunjung dipungut biaya sukarela. Dengan memasukkan uang ke kotak yang sudah disediakan pengelola. Adapun biaya dikenakan jika ingin menyewa gazebo atau melakukan kamping. Untuk kamping, pengelola juga menyediakan peralatannya untuk disewa.

“Pengunjung bisa menikmati rindangnya hutan yang didominasi pohon Meranti. Juga menikmati Waduk Manggar. Namun kami sarankan untuk tidak berenang, karena menyangkut keselamatan dan lokasi jauh dari pusat bantuan jika terjadi kejadian,” ucap Kusnanto.

Tidak hanya bisa menikmati alam, pengunjung juga bisa merasakan langsung madu kelulut hasil budidaya pengelola. Selain itu pengelola juga membudidaya jamur tiram sebagai buah tangan. “Madu kelulut dan jamur tiram ini yang juga menjadi andalan pengurus mendapatkan penghasilan. Mengingat wisata yang dibangun secara swadaya ini sebelumnya hasil jerih payah dan investasi pengurus,” ungkapnya.

Wana Wisata Meranti pun terus berkembang. Berkat kerja keras dan promosi tiada henti, lokasi ini pun sempat viral. Hingga kemudian diakui pemerintah pusat dan mendapatkan Surat Keputusan (SK) Perhutanan Sosial dari Presiden Joko Widodo pada 22 Februari 2023 lalu.

Penulis: Redaksi Selasar
Editor: Awan

Berita Lainnya