Ragam
Air Terjun Tanpa Nama Wisata di Kecamatan Batu Engau Air Terjun Batu Engau Dispar Kaltim 
Air Terjun Tanpa Nama, Daya Tarik Wisata di Kecamatan Batu Engau
SELASAR.CO, Paser - Berbagai obyek wisata yang menarik banyak pengunjung ada di Kabupaten Paser. Di antaranya adalah air terjun yang berada di Taman Hutan Raya (Tahura) Lati Petangis, Desa Saing Prupuk, Kecamatan Batu Engau. Sayangnya, obyek wisata ini belum terawat dan dikembangkan dengan baik.
“Saya ingin melihat penangkaran rusa di sini tapi di perjalanan saya melihat air terjun yang airnya segar dan tingginya tidak terlalu tinggi,” ujar Nanda warga Desa Kendarom.
Nanda mengatakan, kawasan air terjun ini sangat nyaman dengan air yang mengalir segar. Namun, pengelolaan dan pengembangan obyek wisata ini belum optimal. Padahal, obyek wisata ini adalah salah satu daya tarik di Kecamatan Batu Engau.
“Menurut saya, obyek wisata ini harus dikelola dengan baik di masa depan karena ini memiliki potensi yang besar, lokasinya juga tidak jauh dari jalan raya jika lewat Pos Polisi di depan sana. Jadi, kalau ada yang mau ke penangkaran rusa bisa mampir ke sini dulu atau sebaliknya,” katanya.
Berita Terkait
Muhamad Gufron Efendy juga berpendapat sama, ia berharap obyek wisata ini dikelola dengan serius agar bisa menjadi obyek wisata unggulan di Paser.
“Harusnya pihak yang bertanggung jawab bisa melakukan perbaikan, baik itu dari pemerintah desa setempat atau dari dinas yang berkaitan. Kami berharap ada perhatian khusus untuk mengembangkan dan mengelola obyek wisata ini,” tutur Gufron sambil menikmati air terjun yang sejuk.
Obyek wisata air terjun ini belum memiliki nama dan berjarak sekitar 1 jam dari pusat pemerintahan Kabupaten Paser. Obyek wisata ini termasuk dalam wilayah Tahura Lati Petangis Kecamatan Batu Engau.
Kepala Bidang Pengelolaan Tahura Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Paser Syarifudin SHut kepada media ini mengakui bahwa air terjun yang belum bernama itu masuk dalam kawasan Tahura Lati Petangis.
“Memang benar, air terjun itu berada dalam kawasan Tahura dan memang saat ini belum ada pengembangan yang dilakukan karena kami masih fokus di objek wisata di Pit 1,” ucap Syarifudin.
Dia mengatakan, di masa depan ada keinginan untuk melakukan pengembangan namun terkendala oleh anggaran yang terbatas. Dia juga berencana akan berkomunikasi dengan pihak desa atau pihak ketiga yang berminat untuk melakukan pengembangan.
“Ada rencana untuk berkomunikasi dengan pihak desa atau pihak ketiga yang mau mengelola tapi mungkin nanti. Kami masih secara bertahap melakukan perbaikan di wilayah observasi yang berpotensi menjadi objek wisata alam,” terangnya.
Syarifudin menambahkan, air terjun itu sudah ada sejak lama dan ada beberapa bangunan lama di sana, diduga dibangun oleh pihak BHP sebelum lahan konservasi itu diserahkan.
“Sejatinya, obyek wisata ini berpotensi menjadi obyek wisata andalan di wilayah itu tapi masalahnya saat ini kami masih kekurangan personil dan anggaran,” tandasnya.
Penulis: Yoghy Irfan
Editor: Awan