Utama

Angka Stunting Samarinda Stunting Kaltim Stunting Survei Kesehatan Indonesia 

Dinkes Samarinda Publikasi Hasil Pengukuran Data Stunted Samarinda 2023



SELASAR.CO, Samarinda - Dalam rangka konvergensi pencegahan dan penurunan stunting terintegrasi di Kota Samarinda, maka Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Samarinda melaksanakan aksi 7 yaitu kegiatan Publikasi Hasil Pengukuran Data Stunted (Balita Pendek dan Sangat Pendek) tingkat kota Samarinda 2023. Kegiatan ini dilaksanakan pada hari ini Kamis (23/11/2023) di Ruang Rapat Utama Balaikota Lt. 2 ruang mangkupalas.

Dalam sambutan Wali Kota Samarinda, Andi Harun menyebutkan bahwa memang intervensi dibutuhkan dalam upaya penurunan angka stunting. “Saya menyambut baik agenda ini, karena pada prinsipnya penurunan stunting ini membutuhkan intervensi yang terbangun dari semua pihak yang terkait,” tulis sambutan Wali Kota Samarinda yang dibacakan yang dibacakan oleh Staf Ahli Walikota Bidang Pemerintahan, Hery Suriansyah.

Dirinya pun berharap daya yang sudah dikumpulkan oleh puskesmas yang sudah di oleh per kelurahan dan kecamatan dan dipresentasikan oleh Dinkes Samarinda hari ini, dapat menjadi acuan dalam penurunan stunting.

Sementara itu dijelaskan oleh Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Samarinda, Ismid Kusasih menjelaskan aksi pengukuran dan publikasi stunting adalah upaya pemerintah dalam memperoleh data dan prevalensi stunting terkini pada skala layanan puskesmas. Hal ini bertujuan Mengetahui status gizi anak sesuai umur di kabupaten/kota dan Mengukur prevalensi stunting di tingkat desa, kecamatan dan kabupaten/kota secara berkala yang dilaporkan secara berjenjang mulai dari posyandu ke Dinas Kesehatan kabupaten/kota.

Jumlah sasaran Balita yang masuk dalam proyeksi pengukuran ini berjumlah 62.351 balita, dan yang sudah terentry di e-PPGBM 55.549 (89,1%). Sementara jumlah balita yang dilakukan pengukuran dan penimbangan sebanyak 9.206 atau 16,6% dari jumlah sasaran yang dientry di e-PPGBM.

“Perbedaan ini karena balita yang datang ke Posyandu itu tidak semuanya. Kunjungan balita ke Posyandu hingga oktober 2023 adalah 9206 balita atau 16,6 persen,” jelas Ismid.

Dari hasil data pengukuran yang telah dilakukan di tingkat kota Samarinda terhadap kasus underweight (berat badan kurang), stunted (tinggi badan kurang), dan Wasting (kekurangan gizi) hasil penimbangan dan pengukuran di Bulan Agustus tahun 2023 dari data di e-PPGBM tertanggal 18 November 2023, diperoleh hasil sebagai berikut:

- Underweight (2023 - 16,03 persen)
- Stunted (2023 - 17,19 persen)
- Wasting (2023 - 8,45 persen)


Sementara itu jika dilihat dari sebarannya di 10 Kecamatan di Samarinda, kasus terendah terlihat ada di Samarinda Utara dan yang tertinggi di Samarinda Seberang. Berikut Hasil Analisis Pengukuran Data Tingkat Kecamatan:

- Palaran: Underweight (16,0 persen), Stunted (21,9 persen), Wasting (8,4 persen)
- Samarinda Ilir: Underweight (20,8 persen), Stunted (23,0 persen), Wasting (18,6 persen)
- Samarinda Kota: Underweight (19,5 persen), Stunted (16,3 persen), Wasting (8,0 persen)
- Sambutan: Underweight (15,9 persen), Stunted (16,2 persen), Wasting (6,6 persen)
- Samarinda Seberang: Underweight (22,0 persen), Stunted (26,3 persen), Wasting (9,5 persen)
- Loa Janan Ilir: Underweight (17,9 persen), Stunted (20,2 persen), Wasting (9,8 persen)
- Sungai Kunjang: Underweight (18,0 persen), Stunted (18,1 persen), Wasting (8,0 persen)
- Samarinda Ulu: Underweight (15,6 persen), Stunted (14,8 persen), Wasting (10,1 persen)
- Samarinda Utara: Underweight (9,9 persen), Stunted (10,5 persen), Wasting (3,5 persen)
- Sungai Pinang: Underweight (16,1 persen), Stunted (18,3 persen), Wasting (11,4 persen)

“Jika dilihat dari sebarannya di 10 Kecamatan di Samarinda, angka tertinggi tercatat ada di Samarinda Seberang,” sebut Ismid.

Ismid menjelaskan, jika menggunakan data e-PPGBM data stunting untuk usia 0-23 bulan sebanyak 678 orang, kemudian 24-59 bulan sebanyak 904 orang sehingga total 1.582 orang atau 17,19 persen. Jika dibandingkan dengan angka stunting hasil Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Kota Samarinda 2022 yang mencapai 25,3 persen maka Samarinda mengalami penurunan angka stunting sebesar 8,11 persen.

“Untuk metode yang digunakan untuk SKI itu saya tidak tahu pasti metodenya, tapi kurang lebih sama dengan survei pada umumnya dengan mengambil sampel-sampel saja. Sementara data kita itu kan data real per kasus. Sehingga nanti data SKI yang akan dirilis akhir Desember, baru terlihat antara data kita,” pungkasnya.

Penulis: Yoghy Irfan
Editor: Awan

Berita Lainnya