Ragam
Kultur+ Area Kuliner  Jalan Bukit Alaya Dispar Kaltim 
Kultur+: Potensi dan Tantangan Area Kuliner dan Lifestyle di Jalan Bukit Alaya
SELASAR.CO, Samarinda - Jalan Bukit Alaya, Kelurahan Temindung Permai, Kecamatan Sungai Pinang, kembali ramai dengan pengunjung kuliner. Di sana terdapat beragam pilihan kuliner dan tempat wisata, namun masalah parkir masih perlu diatur.
Dulu, area jalan tersebut bisa dipakai untuk parkir gratis. Namun, hal ini bisa menimbulkan kemacetan dan kecelakaan.
Asisten III Pemkot Samarinda Ali Fitri Noor mengatakan, di satu sisi area tersebut menjadi salah satu sarana pengembangan ekonomi. Namun, di sisi lainnya harus ada sinkronisasi dengan regulasi yang berkaitan dengan ketertiban jalan. “Jangan sampai nanti benturan regulasi itu mematahkan semangat untuk menumbuhkan ekonomi,” katanya, Minggu (10/12).
Mengenai parkir, Ali berharap setelah acara pembukaan Kultur+ (culinary and lifestyle area) selesai, disarankan untuk berkoordinasi dengan Dinas Perhubungan (Dishub) Samarinda untuk membahas masalah parkir. “Kata pengembang nanti kemungkinan dua atau tiga minggu akan kelihatan penataannya. Lahan alaya kan luas. Jadi nanti analisis dampak lalu lintasnya dari manajemen tim pengembang bertemu dengan Dishub Samarinda untuk mencari solusi,” tambahnya.
Berita Terkait
Terkait persetujuan bangunan gedung (PBG), Ali menegaskan, regulasi tetap akan ditegakkan. “Dampak penegakan itu jangan sampai menghambat pertumbuhan ekonomi. Namun, pengawasan dan penegakan regulasi tetap berjalan,” ujarnya.
Sementara itu, Direktur Kultur+ Trisno menjelaskan, saat ini kuliner lebih mendominasi. Namun, ke depannya akan ada tempat lifestyle yang dihuni dari berbagai komunitas di Kota Tepian, termasuk fasilitas kamar mandi dan musala. “Ada 33 tenan, belum termasuk ampi teater, tempat penitipan juga ada. Untuk waktu, Sebagian tenan buka 24 jam, sebagiannya lagi enggak. Itu tergantung tenan,” katanya.
Trisno juga menjelaskan, mengenai PBG, tidak ada penambahan bangunan baru, hanya ada dekorasi tempat. “Bisa diperhatikan tata layoutnya dengan yang lama itu sama, secara fisik ya,” katanya.
Untuk parkir, Trisno menunggu arahan Pemkot Samarinda. “Kami ikut arahan, berkaitan jalan berarti Dishub ya. Harapanya didukung dan dipermudah. Namun, sisi positifnya kawasan ini turut serta menjadi tempat hiburan masyarakat yang berdampak ke PAD tentunnya,” katanya.
Dian sebagai pengguna tenan di Kultur+, dia memilih kedai kopi untuk membuka cabang yang dia miliki sebelumnya. Untuk biaya per bulan, bervariatif, sesuai dengan jenis tenan yang disewa. “Kalau saya Rp 10 juta per bulan, itu kategori area menengah. Dan sangat membantu untuk teman-teman yang bergerak di UMKM, karena kalau sewa ruko kan bayarnya macam-macam,” katanya.
Penulis: Yoghy Irfan
Editor: Awan