Politik

Rumah Kaltim Isran Noor debat pilgub kaltim Pilgub Kaltim Kredit Perumahan Rakyat 

Isran Jawab Pertanyaan Isu Kepemilikan Rumah dengan Program Rumah Layak Huni



SELASAR.CO, Samarinda - Isu perumahan menjadi salah satu isu yang dibahas dalam debat perdana calon gubernur dan wakil gubernur Kaltim 2024. Dalam pertanyaan yang dibacakan moderator adalah salah satu masalah kesejahteraan penduduk adalah kepemilikan tempat tinggal. Berdasarkan data pada tahun 2024 jumlah rumah tangga di Kaltim yang belum memiliki rumah sendiri masih sebesar 24,86 persen. Permasalahan ini masih didominasi oleh Balikpapan dan Samarinda yang jumlah rumah tangga yang belum memiliki rumah sendiri sebesar 34,6 persen dan 32,4 persen.

Menjawab pertanyaan yang dibacakan moderator tersebut, Calon Gubernur Kaltim nomor urut 1, Isran Noor, banyak faktor yang menyebabkan kemiskinan di masyarakat Kalimantan Timur. Salah satu komponen penentu kemiskinan adalah kepemilikan rumah layak huni.

“Kami telah melaksanakannya dan memulai melaksanakannya dan akan terus melaksanakannya, salah satunya adalah pembangunan rumah layak huni yang kita bangun sekarang. Saat ini, sudah ada sekitar 500 unit rumah yang dibangun, tidak hanya melalui anggaran pemerintah pusat, provinsi, dan kabupaten, tetapi juga melalui partisipasi para pengusaha dengan dana CSR mereka,” jelas Isran.

Merespon hal ini Calon Gubernur Kaltim nomor urut 2, Rudy Masud, menanggapi penjelasan Isran Noor dengan mempertanyakan kondisi Sumber Daya Manusia (SDM) Kaltim yang ia anggap masih tingkatannya masih rendah.

“Masyarakat kita miskin, padahal anggaran kita begitu besarnya. Artinya apa banyak program kita yang belum pro terhadap masyarakat kita, terkhusus masyarakat miskin,” timpanya.

Dirinya pun mengkritisi belum adanya dorongan mempermudah akses Kredit Perumahan Rakyat (KPR) dan penyediaan rumah murah. “Maka sekali lagi anggaran yang begitu besar dikemanakan dan untuk apa saja,” tanya Rudy.

Merespon hal ini, Isran mengaku selalu ada skala prioritas dalam setiap pemanfaatan sebuah anggaran negara. “Tentu ada priority. Kalau yang jadi masalah (ketika) anggaran banyak tapi di korupsi. Itu masalah. Sebenarnya bangsa kita ini sudah maju tapi banyak koruptor-koruptor. Banyak keluarga-keluarga yang korupsi masalah nya disitu. Kaltim punya anggaran yang besar, sampai sekarang selama 5 tahun tidak ada dana yang kami korupsi,” jabarnya.

Di sisa masa waktu menjawab, Hadi kemudian menjawab bahwa angka tidak kepemilikan rumah 34 persen itu, sebenarnya jauh lebih rendah dari angka nasional. “Dan angka itu juga jauh lebih baik dari tahun sebelumnya. Jadi kalau melihat angka itu lihat perkembangannya dari tahun ke tahun dan perbandingannya dengan provinsi dan pusat,” pungkasnya.

Penulis: Yoghy Irfan
Editor: Awan

Berita Lainnya