Politik
Kaltim Berdaulat rudy-seno Isran-Hadi Pilgub Kaltim debat pilgub kaltim 
Rudy Pertanyakan Konsep Kaltim Berdaulat, Isran Minta Pahami Beda Bedaulat dan Ketahanan
SELASAR.CO, Jakarta - Dalam debat Pilkada Kalimantan Timur (Kaltim) yang digelar Jumat (22/11/2024) Calon Gubernur Kaltim nomor urut 2, Rudy Mas'ud mengajukan pertanyaan kepada paslon nomor urut 1, Isran Noor mengenai konsep "Kaltim berdaulat". Rudy menyoroti berbagai sektor yang menurutnya menunjukkan kondisi yang memprihatinkan, seperti ketahanan pangan yang menurun sejak 2021 hingga 2023, tingkat pengangguran terbuka yang mencapai 5,31%—tertinggi di seluruh Provinsi Kalimantan, serta tingginya angka kemiskinan dan kasus stunting di Kalimantan Timur.
“Misalnya, di sektor ketahanan pangan, indeks ketersediaan pangan menurun sejak 2021 sampai dengan 2023. Artinya, ketahanan pangan kita tidak berdaulat,” ujar Rudy.
Menanggapi hal tersebut, Isran Noor menjelaskan perbedaan antara ketahanan pangan dan kedaulatan pangan. Menurutnya, ketahanan pangan lebih berkaitan dengan manajemen pangan yang tidak harus diproduksi secara lokal, asalkan bahan pangan tersedia dan terjangkau oleh masyarakat. Ia menekankan bahwa selama lima tahun terakhir, Kalimantan Timur memiliki rekam jejak terbaik dalam menjaga inflasi daerah dan sering menerima penghargaan dari pemerintah pusat.
“Yang penting bahan pangan itu tersedia dan terjangkau oleh masyarakat, mau dari mana pun. Itu adalah manajemen yang dibuat oleh pemerintah dan mengendalikan harga untuk tidak terjadi inflasi. Selama 5 tahun, Kalimantan Timur memiliki track record terbaik dalam menjaga inflasi di daerah dan kita selalu menerima penghargaan dari pemerintah pusat karena bisa mengendalikan inflasi,” jelas Isran.
Berita Terkait
Rudy Mas'ud kembali menegaskan bahwa transformasi dari sektor tambang ke pertanian masih menghadapi banyak tantangan. Ia mempertanyakan klaim kedaulatan pangan, mengingat kebutuhan beras di Kalimantan Timur hanya mampu dipenuhi separuhnya dan 50% beras diimpor dari Sulawesi dan Jawa.
“Kita mau melaksanakan transformasi ini berdasarkan tema, bukan berdasarkan saya ngarang-ngarang,” pungkasnya.
Penulis: Yoghy Irfan
Editor: Awan