Utama

BEM UNMUL PKKMB Unmul Mahasiswa Unmul Mahasiswa Baru Universitas Mulawarman 

Kritik Pedas BEM UNMUL terhadap PKKMB: Tolak Represi, Dukung Ekspresi Mahasiswa



SELASAR.CO, Samarinda - Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa Universitas Mulawarman (BEM KM UNMUL) menyatakan sikap tegas atas dinamika pelaksanaan Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) Universitas Mulawarman tahun 2025. Pernyataan ini disampaikan menyusul berbagai insiden yang dinilai menciderai semangat demokrasi dan kebebasan akademik di lingkungan kampus.

Presiden BEM KM UNMUL, M. Ilham Maulana, menyampaikan bahwa pihaknya mendukung penuh aksi simbolik mahasiswa baru Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) yang membalikkan badan saat Wakil Gubernur Kalimantan Timur menyampaikan sambutan dalam kegiatan PKKMB.

“Aksi tersebut adalah bentuk ekspresi kritis terhadap ketimpangan implementasi program Gratispol yang hingga hari ini belum dirasakan secara merata oleh mahasiswa. Ini adalah bentuk kebebasan berpendapat yang sah dalam sistem demokrasi,” ujar Ilham, Senin (11/82025).

Menurut Ilham, tindakan mahasiswa FKIP tersebut mencerminkan keberanian intelektual dan kepedulian sosial yang patut diapresiasi, bukan dibungkam.

“Kami menegaskan bahwa aksi itu adalah perlawanan yang sah, terstruktur dan legal. Tidak boleh ada bentuk intimidasi, tekanan, atau ancaman terhadap peserta aksi maupun lembaga kemahasiswaan yang bersikap kritis,” tegasnya.

Lebih lanjut, BEM KM UNMUL juga menyayangkan keterlibatan unsur militer dalam pelaksanaan PKKMB. Ilham menyebut, pelibatan militer mencederai nilai-nilai akademik yang menjunjung tinggi humanisme, kebebasan berpikir, dan semangat kritis mahasiswa.

“Puncaknya adalah tindakan intimidatif dari Pangdam terhadap kawan-kawan BEM FISIP UNMUL yang hanya menyanyikan lagu perjuangan saat Pangdam hendak mengisi materi. Ini bentuk represi yang nyata, yang tidak seharusnya terjadi di lingkungan akademik,” katanya.

Ilham menegaskan bahwa kampus seharusnya steril dari intervensi kekuasaan, terlebih militerisme, dan menjadi ruang aman bagi mahasiswa untuk menyuarakan pendapat.

“Kampus bukan barak. Mahasiswa bukan tentara yang harus tunduk pada hierarki. Mahasiswa justru harus diberi ruang untuk berpikir bebas dan aktif dalam perubahan sosial,” tambahnya.

Atas berbagai peristiwa tersebut, BEM KM UNMUL menyatakan penolakan keras terhadap segala bentuk intimidasi terhadap mahasiswa dan lembaga yang melakukan protes selama PKKMB. Mereka juga menyerukan kepada seluruh civitas akademika untuk menjaga marwah kampus sebagai ruang ilmiah yang bebas dari tekanan dan intervensi kekuasaan.

“BEM KM UNMUL mendorong rektorat untuk mengevaluasi pelaksanaan PKKMB secara menyeluruh, agar lebih mendidik, partisipatif, dan sesuai dengan nilai-nilai akademik serta prinsip demokrasi,” pungkas Ilham.

Penulis: Boy
Editor: Awan

Berita Lainnya