Ragam
Program Makan Bergizi Gratis  Program MBG  Makan Bergizi Gratis  Abdul Mu’ti 
Kasus Keracunan Siswa Kian Marak, Pemerintah Evaluasi Program Makan Bergizi Gratis (MBG)

SELASAR.CO, Samarinda - Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digagas pemerintah sebagai bagian dari upaya meningkatkan kualitas gizi dan kesehatan peserta didik di sekolah, kini menjadi sorotan publik setelah kembali terjadi kasus keracunan massal di sejumlah daerah, termasuk di Kota Samarinda, Kalimantan Timur.
Di Samarinda, sejumlah siswa tidak mengalami keracunan namun hanya menemukan makanan basi di tepak yang disajikan. Kejadian ini terjadi pada akhir bulan Agustus 2025 lalu.
Sementara itu yang baru saja terjadi adalah keracunan MBG di wilayah Kecamatan Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat, Provinsi Jawa Barat. Dimana sejumlah siswa berbondong-bondong datang ke posko KLB untuk meminta pertolongan karena mengalami sesak nafas, sakit perut, pusing, dan mual.
Kasus ini tentu menambah daftar panjang kejadian serupa yang belakangan marak di berbagai wilayah sejak program ini diluncurkan secara nasional.
Berita Terkait
Menanggapi kondisi ini, jajaran Kabinet Merah Putih langsung menggelar rapat lintas kementerian guna mengevaluasi tata kelola dan pelaksanaan program MBG. Fokus utama rapat ini adalah untuk meningkatkan pengawasan dan memastikan kualitas serta keamanan makanan yang disalurkan kepada peserta didik.
Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu’ti, menegaskan bahwa pemerintah tidak akan menghentikan program MBG, namun akan melakukan penyesuaian terhadap aturan pelaksanaannya.
“Kami berkali-kali sudah rapat dengan lintas kementerian, sebanyak dua kali, dan sekarang sedang ada proses untuk mengubah aturan tentang penyelenggaraan MBG. Tapi MBG-nya tetap jalan ya, dan tidak dihentikan, mungkin proses pelaksanaannya saja akan ada perubahan,” ujar Abdul Mu’ti di Samarinda, Selasa (30/9/2025).
Abdul Mu’ti menambahkan bahwa perubahan tersebut mencakup aspek pengadaan makanan, seleksi penyedia katering, serta sistem distribusi agar lebih aman dan sesuai standar kesehatan. Ia juga menekankan pentingnya keterlibatan pemerintah daerah dalam pengawasan pelaksanaan program di lapangan.
Diketahui, berdasarkan data Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI) mencatat ada 8.649 anak menjadi korban keracunan MBG hingga 27 September 2025. Peningkatan tertinggi terjadi pada pekan 22-27 September dengan 2.197 korban.
View this post on Instagram
Penulis: Boy
Editor: Awan