Utama

pemprovkaltim haripangansedunia haripangan dinas pangan kaltim 

Pemprov Kaltim Gelar Lomba Kreasi Menu Pangan Lokal Non Beras dan Terigu



SELASAR.CO, Samarinda — Dalam rangka memperingati Hari Pangan Sedunia, Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur melalui Dinas Pangan, Tanaman Pangan, dan Hortikultura (DPTPH) menyelenggarakan Lomba Kreasi Menu B2SA (Beragam, Bergizi, Seimbang, dan Aman) berbasis pangan lokal tanpa beras dan terigu. Kegiatan ini berlangsung di Gedung Olah Bebaya Lamin Etam, Sabtu (11/10).

Mengusung tema “Dengan Semangat Hari Pangan Sedunia, Kita Tingkatkan Pemanfaatan Pangan Lokal Melalui Kreasi Menu B2SA dan Pencegahan Food Waste Untuk Kemandirian Pangan Menuju Generasi Emas”, lomba ini diikuti oleh berbagai organisasi perempuan yang menampilkan inovasi dalam pengolahan bahan pangan lokal.

Kepala DPTPH Kaltim, Siti Farisyah Yana, menjelaskan bahwa kegiatan ini bertujuan mendorong ketahanan pangan melalui perubahan perilaku konsumsi masyarakat. Menurutnya, ketahanan pangan tidak hanya bergantung pada ketersediaan bahan, tetapi juga pada pemanfaatannya secara optimal.

“Ketahanan pangan itu tidak hanya soal ketersediaan, tapi bagaimana kita memanfaatkan pangan yang sudah dihasilkan ketika ada di meja makan,” ujar Yana.
Ia menambahkan, fokus pada bahan non-beras dan non-terigu merupakan langkah strategis untuk mengurangi ketergantungan terhadap komoditas impor yang dapat memengaruhi stabilitas pangan daerah.

“Terigu masih kita impor, sehingga berdampak pada ketahanan pangan. Karena itu, kita dorong pemanfaatan bahan lokal,” jelasnya.
Selain aspek ketahanan pangan, lomba ini juga dirancang untuk memperkenalkan pangan lokal kepada generasi muda. Menu yang disajikan dikemas secara kreatif agar lebih menarik bagi kalangan Gen Z, Alpha, dan Beta.

“Kita ingin anak-anak muda mengenal makanan non-beras dengan tampilan yang sesuai selera mereka,” tambah Yana.
Wakil Gubernur Kaltim, Seno Aji, turut hadir dan menyampaikan dukungannya terhadap kegiatan ini. Ia menilai inovasi pengolahan pangan lokal dapat berkontribusi dalam menurunkan angka stunting di Kalimantan Timur, yang saat ini berada di angka 22 persen—sedikit di atas ambang batas nasional.

“Kami berharap angka stunting bisa turun di akhir 2025. Salah satu caranya adalah dengan membuat anak-anak tertarik pada makanan bergizi,” kata Seno.
Ia menekankan pentingnya penyajian yang variatif agar anak-anak tidak bosan dengan bentuk olahan tradisional seperti singkong goreng atau rebus.

“Kalau hanya singkong digoreng atau direbus, anak-anak kurang tertarik. Harus diolah lebih kreatif,” pungkasnya.
 

Penulis: Yoghy Irfan
Editor: Awan

Berita Lainnya