Utama

Rumah Sakit Islam viral 

Kondisi Menyedihkan Rumah Sakit Islam Setelah 3 Tahun Tak Beroperasi



Tak terawat, area rumah sakit dipenuhi semak belukar
Tak terawat, area rumah sakit dipenuhi semak belukar

Dulu, rumah sakit ini bisa dikunjungi 6.000 pasien dalam satu bulan. Kini, hanya pencuri yang menyatroni. Tiga tahun berhenti beroperasi, kondisi gedung Rumah Sakit Islam (RSI) Samarinda kian menyedihkan.

SELASAR.CO, Samarinda – Hingga kini, November 2019, terhitung tiga tahun sudah RSI Samarinda berhenti beroperasi. Kemelut berawal dari penarikan aset yang dilakukan Pemerintah Provinsi (Pemprov) berdasarkan Surat Keputusan (SK) Gubernur Kaltim di bawah kepemimpinan Awang Faroek Ishak, tentang Pencabutan Hak Pinjam Pakai Gedung bekas Rumah Sakit Umum itu.

SELASAR pun berkunjung untuk melihat langsung kondisi rumah sakit yang berlokasi di Jalan Gurami tersebut. Sore itu, seorang pria sedang menonton televisi dengan duduk lesehan di lantai beralaskan karpet. Dia petugas jaga rumah sakit.

Shaleh namanya. Dia menanyakan kepentingan kami. Setelah ditunjukkan izin peliputan dari pihak yayasan, Shaleh pun membukakan pintu.

Kini tampak jelas kondisi lobby rumah sakit, yang sebelumnya hanya dapat terlihat dari balik pintu berbahan kaca. Kami pun berkeliling melihat kondisi bangunan rumah sakit. Belum jauh berjalan, kami disambut lubang yang menganga sekitar satu meter di plafon bangunan. Shaleh berujar, lubang di langit-langit bangunan itu ada akibat ulah pencuri kabel instalasi listrik utama rumah sakit.

"Mungkin mereka (pencuri) datangnya pagi, Mas, saat tidak ada yang jaga. Karena yang jaga sekarang hanya dua shift, mulai dari jam setengah tiga sore sampai setengah sepuluh, sift kedua lanjutkan sampai jam delapan pagi. Satu shift hanya empat orang," jelas Shaleh.

Melanjutkan berkeliling, kami tiba di area taman yang letaknya dikelilingi bangunan RSI. Area yang pada awalnya ditumbuhi tanaman hias untuk mempercantik dan menyegarkan udara, saat ini telah berubah menjadi lahan bagi rumput liar tumbuh subur. Begitu suburnya, tanaman liar menjalar hingga ke bagian lantai lorong rumah sakit.

Sementara, hampir semua ruang perawatan dalam keadaan terkunci. Tujuannya untuk menjaga peralatan rumah sakit tidak menjadi sasaran penjarah. Tidak mengherankan memang, aksi pencurian fasilitas rumah sakit kerap kali terjadi.

Salah satunya terlihat di paviliun Mina. Aksi pencongkelan pada bagian jendela bangunan, diduga dilakukan oleh maling. Sisa karet pembungkus kabel yang menumpuk di lantai, menjadi bukti nyata aksi pencurian itu.

Ruangan yang saat ditinggal dalam keadaan tertata rapi tersebut, kini tampak menyedihkan; berantakan dan kotor. Pemandangan yang kontras dengan piagam penghargaan juara satu lomba kebersihan ruangan, yang masih tergantung di dinding bangunan bercat hijau tersebut.

Hal serupa juga menimpa ruang laundry rumah sakit. Tumpukan kain mulai dari seragam pegawai, seprai tempat tidur pasien, hingga jas putih simbol profesi dokter pun berhamburan di lantai, seperti habis dibongkar dari lemari yang berada tepat di depannya.

PERIZINAN RSI DIURUS DARI NOL LAGI

Di bawah kepemimpinan Isran Noor, Gubernur Kaltim yang baru, aset rumah sakit pun dikembalikan kepada yayasan. Sesuai janjinya saat melakukan kampanye. Isran mengaku pernah menyampaikan agar RSI bisa difungsikan kembali. Kurang lebih satu tahun setelah menjabat sebagai orang nomor satu di Kaltim, mantan Bupati Kutim ini menyebut persoalan di tingkatan pemprov sudah selesai.

“Yang saya janjikan itu bagaimana RSI ini bisa beroperasi lagi. Pemerintah sudah menyiapkan dokumen-dokumen perizinannya untuk bisa beroperasi. Hanya sekarang sisi yayasannya yang belum siap, karena masih banyak pembenahan rumah sakit itu. Jadi sebenarnya pemerintah provinsi sudah selesai dengan janjinya, “ urai Isran.

Dia menambahkan, belum bisa beroperasinya rumah sakit dikarenakan banyaknya item dan kondisi fisik bangunan, yang harus dibenahi oleh pihak yayasan setelah lama ditinggalkan.

“Jadi nggak ada masalah, hanya pada yayasan yang belum bisa mengoperasikan karena banyak fasilitas yang perlu dibenahi lagi. Terutama kondisi fisik rumah sakit itu perlu dilengkapi dulu, alat, dan tempat tidurnya,” terangnya.

Hal senada juga disampaikan Sadik Sahil, Direktur RSI Samarinda. Ditemui di kantor KONI Kaltim, Sadik yang saat ini juga ditunjuk sebagai Ketua Perhimpunan Pembinaan Kesehatan Olahraga Indonesia (PP-KORI) Kaltim, mengungkapkan, gubernur telah memenuhi janjinya dengan menyerahkan aset RSI ke pihak yayasan.

“Pak Isran Sudah memenuhi janji beliau pada saat kampanye kemarin, sudah menyerahkan aset RSI sepenuhnya kepada yayasan. Sisa permasalahannya, ya itu tadi, karena melalui proses izin ini yang butuh waktu lama,” imbuhnya.

Saat ini lanjut Sadik, pihak yayasan sudah menerima bantuan anggaran yang masuk dalam program percepatan pembangunan Kalimantan Timur. Kucuran dana kepada Yayasan RSI dalam bentuk alat kesehatan tersebut senilai Rp 1 miliar.

Meski begitu, proses pengurusan perizinan yang membutuhkan waktu lama, karena menggunakan sistem baru, menjadi alasan belum bisa berjalannya operasional rumah sakit.

“Karena kita ibaratnya sama seperti membuat rumah sakit baru, sehingga semua persyaratan itu harus dimulai dari awal. Termasuk IMB dan amdal yang dulu kami sudah punya,” tuturnya.

Dirinya mengisahkan, tak sedikit masyarakat yang menanyakan langsung kepadanya, kapan Rumah Sakit Islam Samarinda dapat kembali beroperasi? Hal itu tidak mengherankan, karena dulu RSI menjadi salah satu pilihan warga Kecamatan Samarinda Ilir dan sekitarnya untuk memeriksakan kesehatan mereka. Dalam satu bulan saja, sekitar 6.000 pasien datang ke RSI. Jumlah ini di luar pasien rawat inap.

“Hampir setiap hari masyarakat ada yang menanyakan kapan kembali beroperasi. Saya hanya bisa jawab secepatnya. Kami meyakini bahwa masyarakat sangat butuh pelayanan, apalagi RSI itu posisinya sangat strategis. Di daerah pinggiran itu kan sangat dibutuhkan adanya rumah sakit. Baik itu daerah Tenggiri, Sambutan, Anggana dan sebagainya. Bahkan dengan adanya Jembatan Mahkota II, juga memudahkan pasien-pasien dari Samarinda Seberang, Palaran, dan sebagainya,” pungkas Sadik.

 

 

Penulis: Yoghy Irfan
Editor: Awan

Berita Lainnya