Utama

Bandara APT Pranoto Dihentikan APT Pranoto 

Bandara APT Pranoto Ditutup, Kelak Runway Akan Diperpanjang Jadi 3.000 Meter



Terminal Bandara APT Pranoto Samarinda
Terminal Bandara APT Pranoto Samarinda

SELASAR.CO, Samarinda - Penghentian sementara operasional Bandara Aji Pangeran Tumenggung (APT) Pranoto Samarinda, resmi diberlakukan hari ini Rabu (20/11) hingga 15 Desember mendatang.

Penutupan yang dilakukan lantaran adanya pengerjaan dua kegiatan di bandara, yakni pemasangan Airfield Lighting System (AFL) dan perbaikan aspal di sisi taxiway. Hal ini diungkapkan Kepala Unit Penyelenggara Bandar Udara (UPBU) APT Pranoto, Dodi Dharma Cahyadi kepada awak media pada Selasa (19/11) kemarin.

"Kami pastikan bandara ditutup selama 26 hari. Semua sudah disiapkan, termasuk semua airline untuk dialihkan ke Balikpapan. Bahkan kami melihat cuaca yang hujan terus menerus, membuat kami waspada, mulai dari sisi teknis dan non-teknis. Yaitu memakai pawang hujan juga," ujarnya.

Dirinya mengatakan, bahwa pengerjaan ini sangat penting, karena bandara APT Pranoto harus terus berkembang. Bandara ini merupakan jalur pembuka dan pintu gerbang masuknya segala investasi dan kemajuan khususnya untuk Samarinda.

"Saya sudah ngoblor dengan Wali Kota Samarinda. Ini pintu gerbangnya. Bagaimanapun kalau gerbang tidak dibuka, bagaimana Samarinda bisa berkembang? Kami harus berbenah," ujarnya.

Dodi pun mengatakan, Dirjen Perhubungan sudah mengkonfirmasi akan menambah panjang runway menjadi 3.000x45 meter dengan biaya kurang lebih Rp 250 miliar. Bahkan, beberapa negara sudah menyatakan diri ingin berinvestasi untuk pengembangan bandara ini.

Untuk diketahui, saat ini runway APT Pranoto hanya 2.250 meter, serta bisa didarati pesawat berbadan sedang seperti Boeing 737 dan Airbus A320. Jika diperpanjang menjadi 3.000 meter, maka akan sama seperti Bandara Soekarno-Hatta dan bisa didarati pesawat berbadan lebar seperti Airbus A330.

"Saya akan ke Jakarta dalam waktu dekat untuk mengkoordinasikan hal ini. Semoga saja tahun depan sudah bisa kami realisasikan. Dari Total Energi juga ingin masuk untuk Solar Cell. Bahkan dari Ceko sudah mengirim pesan ke saya untuk kerja sama Hangar, ini hanya ada tiga di Indonesia, jika nanti Samarinda bisa, maka jadi yang keempat menerapkan ini," urainya.

Sementara itu, Rora Adrian, Kepala Seksi Pelayanan dan Operasi Bandara APT Pranoto saat dihubungi Rabu (20/11/2019) ini mengungkapkan, untuk keputusan memindahkan atau memberhentikan penerbangan delapan maskapai yang ada di Samarinda, merupakan keputusan masing-masing perusahaan.

"Seperti Garuda group, ada yang dialihkan ke Balikpapan, ada juga yang mengurangi jumlah flight. Untuk Citylink penerbangannya di-cancel sementara Garuda mengurangi satu flight, dan sisanya dialihkan ke Balikpapan," ujarnya.

Sementara terkait adanya pengurangan jumlah flight, akan diarahkan mengungkapkan penerbangan yang sudah tersedia di Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan Balikpapan. Untuk penerbangan perintis yang dibuka oleh maskapai Susi air, tujuan Samarinda Data dawai, Long Apung, dan Muara Wahau diketahui sepenuhnya telah ditutup dan dialihkan melalui Kabupaten Malinau.

"Khusus untuk Susi Air, mereka sudah menyampaikan surat selama kegiatan penutupan bandara APT Pranoto mereka meng-cancel semua kegiatan penerbangannya. Pesawatnya saat ini telah dipindahkan ke Kabupaten Malinau, Kaltara. Sehingga mobilisasi masyarakat dan distribusi sembako tetap berjalan," imbuhnya.

Untuk regulasi pengembalian tiket, lanjut Rora, merupakan kebijakan masing-masing maskapai. Beberapa maskapai juga tetap menempatkan perwakilannya di terminal bandara APT Pranoto, mengantisipasi ada penumpang yang masih kebingungan terkait penghentian sementara operasional bandara.

"Tapi kalau mau refund secara garis besar 90 persen akan dikembalikan potongan 10 persen saja. Sementara kalau memilih pengalihan akan difasilitasi, diusahakan tidak ada penambahan harga," sebutnya.

Sementara untuk tenant yang ada di Bandara APT Pranoto, saat ini rata-rata memilih untuk menutup tenantnya.

 

 

Penulis: Yoghy Irfan
Editor: Awan

Berita Lainnya