Utama

Ahmad Yusuf Ghazali 

Bukan Mutilasi, Dugaan Sementara Yusuf Meninggal karena Tercebur Parit



Kombes Pol Arif Budiman, Kapolresta Samarinda mendatangi TKP Penemuan Mayat Balita
Kombes Pol Arif Budiman, Kapolresta Samarinda mendatangi TKP Penemuan Mayat Balita

SELASAR.CO, Samarinda – Penyebab meninggalnya Yusuf, yang hilang saat dititipkan orang tuanya di PAUD Jannatul Athfaal di Jalan Abdul Wahab Syahranie masih menjadi misteri. Hal itu disebabkan jasadnya saat ditemukan sudah tidak utuh lagi. Bagian kepala dan tangan ada yang hilang.

Polisi pun hari ini (10/12/2019) melakukan proses rekonstruksi di dua lokasi. Yaitu, di tempat Yusuf menghilang, dan anak sungai Karang Asam Kecil, tempat mayat balita yang diduga jasad Yusuf ditemukan.

Meski orang tua Yusuf, Bambang Sulistyo dan Meilisari yakin bahwa jasad tersebut merupakan anak mereka – berdasarkan pakaian terakhir yang dikenakan, namun pihak kepolisian masih menunggu hasil tes DNA yang dilakukan tim forensik.

Terkait dugaan pembunuhan karena kondisi jasad yang tak lengkap tersebut, Kapolresta Samarinda Kombes Pol Arif Budiman tidak mau berspekulasi. Menurutnya, dari tahapan rekonstruksi yang telah dilakukan, dugaan sementara meninggalnya Yusuf karena tercebur ke dalam parit.

"Dugaan sementara akibat hanyut di depan PAUD dengan jarak sekitar 20 meter. Kemungkinan anak ini berjalan tidak melihat air tergenang, sehingga masuklah ke parit tersebut. Itu dugaan sementara,” sebutnya.

Kombes Pol Arif Budiman, Kapolresta Samarinda

Lamanya jasad balita itu tergenang di dalam air, sambung Kombes Pol Arif Budiman, diduga menjadi penyebab tidak lengkapnya kondisi mayat yang ditemukan. 

“Jarak dari tempat penitipan sampai ke lokasi penemuan jasad itu sekitar 4,5 km. Jasad itu juga sudah hanyut 14 hari, tentu badannya menjadi lembek dan mungkin di sepanjang perjalanan sampai ditemukannya jasad ini, ada beberapa bagian tubuh yang tidak utuh. Jadi kemungkinan juga bukan mutilasi. Kita juga tidak mau berasumsi. Memang kenyataannya ada bagian tubuh yang hilang, namun tetap masih akan kita dalami lagi,” tambahnya.

Dari hasil pemeriksaan forensik sementara, polisi menemukan kulit reptil di tubuh balita itu. Sehingga tak menutup kemungkinan organ tubuh tak utuh karena dimakan biawak atau ular.

"Jadi kita sudah memanggil dan berkoordinasi dengan ahli forensik untuk menjelaskan bahwa sementara ini didapat tubuh balita ini ada kulit reptile, apakah itu biawak atau ular, nanti kita ungkap lebih lanjut," jelas Kapolres.

Untuk memastikan mayat balita yang ditemukan oleh warga ini meninggalnya tidak wajar atau bukan, kepolisian hingga saat ini masih berkoordinasi dengan ahli forensik. "Kita tidak boleh mengada-ngada, harus sesuai dengan fakta. Ahli forensik sudah kita libatkan, apakah ada unsur kekerasan pada jasad ini, kita masih menunggu," pungkasnya.

 

Penulis: Mangir Titiantoro
Editor: Awan

Berita Lainnya