Utama

Virus Corona 

Kenali Gejala-Gejala Corona yang Mirip Sakit Flu



dr. Nurliana Adriyati Noor, Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan RSUD AWS
dr. Nurliana Adriyati Noor, Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan RSUD AWS

SELASAR.CO, Samarinda - Pada akhir Desember Tahun 2019 ditemukan adanya kasus Wuhan Novel Coronavirus (N-Cov) yang mempunyai kedekatan dengan virus Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS-Cov) dan Middle East Respiratory Syndome (MERS-Cov) yang menyebabkan wabah pneumonia. Sampai saat ini vaksin untuk menangkal virus ini pun belum ditemukan.

Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) menjelaskan, pneumonia merupakan infeksi atau peradangan akut di jaringan paru yang disebabkan oleh berbagai mikroorganisme seperti bakteri, virus, parasit, jamur, paparan bahan kimia, atau kerusakan fisik paru.

Untuk mengetahui tersangka atau suspect dari N-CoV maka ada beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu, seseorang yang mengalami gejala gangguan pernapasan akut, dengan disertai demam lebih dari 38 derajat celcius, atau ada riwayat demam, batuk/ pilek/ nyeri tenggorokan.

"Kalau gejala sebenarnya sama dengan virus atau flu pada umumnya. Pasien datang dengan flu, demam, batuk, radang sampai pada kasus tertentu kesulitan untuk bernapas," ujar Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan RSUD AWS, dr Nurliana Adriyati Noor.

Saat ini pihak Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Wahab Sjahranie (RSUD AWS), juga telah membentuk tim dokter untuk menangani pasien yang terinfeksi Virus Corona. Tim dokter ini terdiri dari berbagai dokter spesialis berbagai bidang.

"Ini memang ranahnya lebih banyak menyerang ke saluran pernapasan, maka direktur RSUD AWS menetapkan bahwa leader untuk tim dokter penanganan Corona Virus adalah dokter spesialis paru bekerja sama dengan dokter spesialis penyakit dalam, dokter spesialis anak, dan dokter spesialis anestesi," imbuhnya.

Meski hingga saat ini RSUD AWS sudah dilengkapi dengan laboratorium pemeriksaan, namun untuk lab konfirmasi tetap harus dikirim ke pulau Jawa.

"Kalau pemeriksaan laboratorium kita punya, tetapi ada namanya lab konfirmasi. Karena di Lab konfirmasi itu semua data akan masuk dalam pendataan Kementerian Kesehatan. Dan di dalam proses penganalisis sampel darah ada komite ahli namanya, jadi mereka yang akan memastikan apakah bahwa pasien ini memang akurat terkena virus Corona," jelasnya.

Hingga saat ini semua rumah sakit di Indonesia harus mengirimkan sampel darah pasien yang diduga terinfeksi Virus Corona, ke laboratorium konfirmasi yang ada di Surabaya dan Jakarta. "Prosesnya memang memakan sedikit waktu dan tidak mudah, karena bisa rusak karena suhu. Memakan waktu satu minggu," sebutnya.

Dia pun mengimbau masyarakat agar tidak panik, jika mengalami gejala-gejala tadi. Karena itu bisa saja merupakan gejala flu biasa.

"Kami meminta masyarakat tidak perlu panik, karena tidak semua flu itu (gejala) Corona Virus. Jadi baru dapat kami curigai mengidap Corona Virus jika memang ada riwayat kontak langsung dengan penderita, atau sebelumnya berkunjung negara endemik Corona Virus," pungkasnya.

 

Penulis: Yoghy Irfan
Editor: Awan

Berita Lainnya