Utama

Masjid Raya Darussalam Samarinda Masjid Baitul Muttaqin Islamic Center salat jumat 

Masjid-Masjid Besar di Samarinda Masih Jumatan di Tengah Ancaman Corona



Salat Jumat di Masjid Raya Darussalam Samarinda
Salat Jumat di Masjid Raya Darussalam Samarinda

SELASAR.CO, Samarinda – Salat Jumat di Samarinda masih berlangsung di tengah pandemi virus corona. Di antaranya, di Masjid Baitul Muttaqin Islamic Center Kalimantan Timur dan Masjid Raya Darussalam Samarinda, masjid terbesar yang ada di Kota Tepian.

Pantauan SELASAR, pengurus rumah Islamic Center telah menerapkan pemberlakuan khusus terhadap jemaah yang akan mengikuti salat Jumat. Dijelaskan oleh Dokter Klinik Islamic Center dr Samsul Rizal, di bawah komando pimpinan Badan Pengelola Islamic Center, tim medis bersama perawat melakukan screening terhadap suhu tubuh jemaah. Satu per satu jemaah berbaris untuk dicek suhu tubuhnya.

"Teknisnya, setiap jemaah yang datang diminta berbaris di depan petugas kami, kemudian akan dilakukan pengecekan suhu dengan termometer. Setelah melewati proses itu, jemaah baru bisa naik ke lantai dua tempat proses ibadah salat berlangsung," jelas dr Samsul.

Jika ada masyarakat dengan suhu badan di atas 38 derajat celcius, maka yang bersangkutan tetap akan persilahkan untuk mengikuti salat. Tapi kemudian setelah salat akan diarahkan melakukan pemeriksaan di Klinik Islamic Center.

Terlihat, meski di tengah kabar yang meresahkan, ribuan jemaah masih terlihat mengikuti ibadah salat Jumat di masjid terbesar kedua di Asia Tenggara ini. Meski tidak sedikit yang datang menggunakan masker, tapi tidak sedikit juga yang datang dengan tidak mengenakan masker di wajahnya. 

Beberapa jemaah salat pun mengaku tidak merasa terganggu ataupun waswas dalam melaksanakan ibadah wajib setiap umat muslim ini. H Sukardi MK salah satunya. Meski merasa sedih dengan adanya wabah virus corona yang menyebabkan aktivitas sosial dan keagamaan terhambat, dirinya yakin persoalan ini akan segera berlalu.

"Sedih juga rasanya selama adanya virus corona ini semua kegiatan sosial hingga keagamaan menjadi terhambat, karena adanya aturan sosial distancing ini. Tapi saya percaya seperti kata pepatah badai akan berlalu. Segala-galanya kita serahkan kepada Allah subhanahu wa ta'ala saya ikhlas saja," ungkapnya.

Hal hampir senada juga disampaikan oleh jemaah salat Jumat lainnya, yaitu M Sutamin.

"Selama saya mengikuti salat di masjid ini saya sama sekali tidak merasa waswas. Karena di dalam diri kita sudah ada kepercayaan jadi tidak ada sama sekali merasa waswas, jadi seperti biasa saja," ujar M Sutamin.

Ditanya terkait imbauan yang dikeluarkan MUI untuk melaksanakan ibadah di rumah masing-masing, menurutnya itu kembali ke pribadi masing-masing.

"Terkait imbauan yang dikeluarkan MUI itu kembali ke pribadi masing-masing, karena setiap orang memiliki prinsip dan pegangan hidup. Jadi kalau memang seseorang itu tidak yakin dengan dirinya, bisa saja melakukan salat di rumah, tapi kalau memang merasa yakin kita dimanapun berada ada Sang Pencipta, kita tidak perlu khawatir lagi," jelasnya.

Sementara itu, pantauan SELASAR di Masjid Raya Darussalam Samarinda, sejumlah protokol juga diterapkan.

Ketua Pengurus Masjid Raya, Arnani mengaku telah menyiapkan serangkaian protap bagi jemaah. Di antaranya mengurangi pintu masuk dari 40 pintu masjid yang ada, dibuka 3 agar mudah memonitoring jemaah yang masuk.

"Kita sudah siapkan kipas angin yang bisa mengembunkan air, dan di dalam air itu kita masukkan disinfektan, jadi mereka melewati itu otomatis jemaah ini terkena embun dari kipas angin itu," jelas Arnani.

Selain itu, ibadah Jumat yang hari ini dipimpin langsung oleh Wakil Imam Besar Masjid Raya, Muhammad Nur Jamil itu juga memberikan imbauan kepada jemaah agar menjaga jarak selama di dalam masjid. Selain itu juga meniadakan salam-salaman untuk mengurangi kontak fisik antar jemaah.

Lebih lanjut, Arnani menyebutkan, selama imbauan pemerintah agar tetap di rumah selama masa darurat pandemi ini, jumlah jemaah sudah berkurang hingga 50 persen. Itu sebabnya dirinya tidak khawatir dengan adanya pengaturan saf yang memberi jarak antar jemaah.

"Jumat tadi (pekan sebelumnya) kita sudah berkurang 50 persen jemaah, yang biasa penuh sudah kurang. Lalu, kalau setelah kita buat seperti ini masih penuh, kita akan pakai lantai dua yang bisa menampung jemaah yang datang," tuntasnya.

SELASAR ikut hadir dalam ibadah salat Jumat di Masjid Raya tersebut dan berada di tengah-tengah masjid. Pantuan SELASAR sesaat sebelum ibadah Jumat dimulai, barisan masih sesuai dengan imbauan pengurus masjid. Yaitu, tiap jemaah menempati titik-titik cat pengatur jarak. Namun saat selesai dua khutbah dan imam akan mulai salat, banyak jemaah yang mengisi ruang-ruang kosong yang tadinya sebagai jarak antar jemaah.

Fahrurrozi, warga Jalan Gunung Lingai, salah seorang jemaah mengaku tetap memilih melaksanakan salat Jumat kendati tengah pandemi.

"Kita itu kan di agama Islam diwajibkan salat Jumat, sedangkan untuk menghindari virus corona itu, kita menjaga jarak satu meter. Kita sudah jaga jarak tadi," tegasnya.

Namun dia mengaku tidak menutup diri, jika pemerintah menaikkan status karena kondisi saat ini dengan meniadakan salat Jumat. "Kalau itu memang disahkan, kita harus siap ikut," pungkasnya.

Penulis: Yoghy Irfan dan Fathur
Editor: Awan

Berita Lainnya