Utama
PETA Daerah risiko penularan covid-19 samarinda Ismed Kusasih 
Dinkes Samarinda Rilis Peta Daerah Risiko Corona, Ini Penjelasannya
SELASAR.CO, Samarinda – Di jagat maya, tersebar postingan yang memperlihatkan peta daerah risiko tinggi transmisi Covid-19. Gambar berkop Dinas Kesehatan Kota (DKK) Samarinda tersebut pertama kali diposting oleh akun Instagram @samarindasiaga112.
“Imbauan kepada masyarakat agar melakukan sosial/physical distancing, tetap berada di rumah, kurangi aktivitas di luar rumah, bagi kerabat, keluarga, tetangga yang baru datang dari daerah terjangkit/transmisi lokal agar melakukan isolasi mandiri di rumah selama 14 hari, dan melaporkan ke 112, sangat penting untuk deteksi awal risiko, #dirumahaja #dirumahaja #dirumahsaja #dirumahsaja #dirumahsaja” tulis Samarinda Siaga 112 dalam caption pada Minggu (5/4/2020) pagi.
Dikonfirmasi tentang unggahan tersebut, Plt Kepala DKK Samarinda, Ismed Kusasih membenarkan adanya peta risiko transimi lokal Covid-19 di Samarinda.
“Virus ini bersifat kelompok, membatasi satu rumah yang ada ODP tidak mengurangi risiko transmisi bila masyarakat di sekitar rumah itu juga tidak membatasi pergerakan. Jadi sebaiknya dilakukan bersama-sama, baik rumah yang ada ODP dan masyarakat sekitarnya,” jelas Ismed.
Berita Terkait
Dalam unggahan peta sebaran risiko penularan virus itu, terlihat beberapa kawasan yang ditandai warna merah, dan oranye. Seperti kawasan Gunung Kelua menjadi salah satu daerah yang diberi warna merah, sedangkan daerah Temindung dan Sungai Pinang diberi warna oranye.
Warna menggambarkan tingkat risiko penyebaran transmisi lokal berdasarkan banyaknya pergerakan massa di dalamnya. Semakin merah, semakin rawan.
Ismed mengatakan, peta sebaran risiko corona tersebut dibuat berdasarkan hasil analisa statistik kondisi yang ada terhadap pergerakan masyarakat yang tinggi. Langkah ini dinilai lebih tepat mengingat kondisi Kota Balikpapan yang sudah memiliki kasus positif yang terinfeksi karena transmisi lokal.
“Peta risiko di atas dapat berubah dengan dilakukannya intervensi dan Dinkes akan mengumpulkan bukti-bukti secara keilmuan yang membuktikan bahwa telah menurun risiko transmisi, salah satunya dengan melakukan tes cepat/rapid test yang terseleksi, mengingat tes rapid yang kita miliki terbatas jumlahnya,” tutur Ismed.
Penulis: Fathur
Editor: Awan