Utama

KM Queen Soya KM Aditya Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Pelabuhan Samarinda KSOP Samarinda COVID-19 

Katanya Bukan Kapal Penumpang, Tapi yang Turun Ada 1.226 Orang



Petugas menuntun penumpang KM Aditya yang baru saja tiba di Samarinda, Senin 6 April 2020
Petugas menuntun penumpang KM Aditya yang baru saja tiba di Samarinda, Senin 6 April 2020

SELASAR.CO, Samarinda – Kedatangan dua kapal, KM Queen Soya dan KM Aditya dalam dua hari ini menjadi perhatian warga Kota Tepian. Pasalnya, kedua kapal dari Pare-Pare tersebut membawa serta ratusan penumpang di tengah kondisi Samarinda yang dilanda corona.

Menanggapi hal tersebut, Wali Kota Samarinda Syaharie Jaang mengaku telah bersurat ke Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas II Samarinda. Dia mengatakan, pihaknya telah meminta kepada syahbandar menutup sementara kedatangan orang melalui pintu masuk pelabuhan.

“Saya sudah mengeluarkan surat ke KSOP, Kementerian Perhubungan, termasuk juga masalah bandara, memang ada prosedurnya, pemerintah daerah yang meminta. Kita sudah minta, tapi persoalannya kan kebijakannya ada di pusat, tadi kita minta supaya ini cepat diproses,” ujar Jaang ditemui di rumah jabatannya, Senin (6/4/2020).

Dia pun mendesak agar permintaan itu segera ditanggapi, mengingat jumlah pasien positif di Kota Samarinda semakin bertambah.

“Kalau dalam beberapa hari ke depan ini tidak ada jawaban dari pemerintah pusat, dan kondisi Covid-19 ini perkembangannya tetap mengkhawatirkan, maka mau tidak mau pemerintah daerah dengan sendirinya menutup itu,” tegas wali kota dua periode ini.

Dihubungi terpisah, Kepala KSOP Samarinda, Dwi Yanto mengaku telah menerima surat yang dimaksud oleh Wali Kota Jaang. Dia menjelaskan berdasarkan surat yang diterima, Wali Kota meminta agar pihaknya menghentikan sementara atau membatasi aktivitas kapal penumpang selama masa Covid-19 ini berlangsung.

Atas dasar imbauan Wali Kota tersebut, Dwi mengungkapkan, memang tidak ada kapal penumpang yang sandar di pelabuhan Samarinda. Semua kapal yang datang adalah kapal Roro yang membawa logistik dari Sulawesi.

“Kan itu bukan kapal penumpang, itu kapal Roro, jadi kalau kapalnya itu dihentikan itu kaitannya dengan sembako, kan ada logistik disitu,” jelas Dwi. Oleh karenanya, tidak mungkin pihaknya menghentikan aktivitas hilir mudik kapal.

Dwi mengaku telah meneruskan surat Wali Kota tersebut kepada seluruh operator kapal yang bersandar di Samarinda. Kata Dwi, para operator menyanggupi tidak akan mengangkut penumpang dari pelabuhan Pare-Pare. Kendati ada konsekuensi tidak mendapat pemasukan tambahan untuk operasional kapal.

“Operator tadi pagi kita sudah kumpulin, mereka akan coba dulu tidak bawa penumpang dari Pare-Pare ke sini hanya membawa muatan. Tapi kalau dari sini tidak bawa penumpang, mereka kan dari sini tidak ada muatan, kapal ini besar operasionalnya, solarnya ton-tonan. Sementara pemerintah Pare-Pare masih memperbolehkan penumpang dan tidak sereaktif Samarinda,” tandasnya.

Dalam seminggu KM Queen Soya dan KM Aditya berangkat tiga kali ke Pare-Pare. Sedang dari Pare-Pare ke Samarinda sebanyak 4 kali seminggu.

Berdasarkan data yang diterima SELASAR, KM Queen Soya membawa penumpang dari Pelabuhan Pare-Pare sebanyak 541 orang pada 28 Maret, dan 284 orang pada 4 April. KM Aditya sebanyak 297 orang pada 29 Maret, dan 104 orang pada 5 April. Jadi, total penumpang kapal yang sudah sandar di Samarinda sejak sepekan lalu adalah 1.226 orang.

Penulis: Fathur
Editor: Awan

Berita Lainnya