Utama
Klaster Gowa positif corona pemkab kukar 
Pasien Klaster Gowa di Kukar Positif Covid-19 setelah Masa Inkubasi 14 Hari
SELASAR.CO, Kutai Kartanegara – Masa inkubasi Coronavirus Disease (Covid-19) seperti ditetapkan organisasi kesehatan dunia atau WHO adalah sekitar 14 hari. Namun, hal berbeda ditemui di Kutai Kartanegara (Kukar). Sejumlah pasien dari klaster Ijtima Gowa dinyatakan positif Covid-19 setelah melalui masa inkubasi lebih dari 14 hari.
Juru Bicara Percepatan Penanganan Covid-19 Kukar, Martina Yulianti mengatakan kondisi ini memang bukan kondisi normal. Menurutnya, secara umum memang masa inkubasi 2 hingga 14 hari, namun di beberapa kasus memang ditemui orang di luar populasi umum, atau biasa disebut outlayer population, yang masa inkubasinya bisa sampai lebih dari 28 hari.
“Ini adalah ilmu kedokteran, yang berdasarkan ilmu hayat. Bukan seperti ilmu matematika, jadi tetap ada sesuatu yang di luar kaidah-kaidah yang umum,” ujar Martina Yulianti. Menurutnya, untuk menyimpulkan ini, harus melihat seluruh jemaah Ijtima Gowa yang ada di seluruh dunia, karena beginilah fakta dan kondisi yang ditemui di Kukar.
Adapun kode para pasien tersebut adalah KKR4, KKR5, KKR6, KKR7, KKR8, KKR9, KKR10, KKR11, KKR12, dan KKR 14. Mereka rata-rata pulang dari Gowa tanggal 22-26 Maret 2020, sementara sampel swab diambil bersamaan pada 23 April 2020.
Berita Terkait
Beberapa di antaranya hasil rapid test pertama negative, kemudian dilakukan rapid test kedua positif, sehingga proses karantina dilakukan lebih dari 14 hari. Yuli menjelaskan, hasil rapid test awal negatif disebabkan belum terbentuknya antibody di dalam tubuh seseorang. Pihaknya telah melakukan pengambilan swab tenggorok untuk dilakukan pemeriksaan PCR yang dilakukan pada 23 April 2020, kepada sejumlah peserta Ijtima Gowa, dan beberapa hasilnya dinyatakan positif beberapa waktu lalu.
“Apakah virus ini masih ada dalam tubuh yang bersangkutan, yang jelas saat diambil PCR virusnya masih ada. Saran saya kita menunggu hasil PCR yang diambil tanggal 4 Mei kemarin,” jelasnya.
Martina Yulianti pun menegaskan banyak faktor yang mempengaruhi untuk mengetahui hasil PCR dengan cepat, karena pemeriksaan PCR harus melalui proses yang panjang, sehingga pihaknya tidak bisa melakukan diagnosis secara ideal. Hal ini menyebabkan masa karantina orang yang berpotensi terpapar Covid-19 pun jadi lebih lama.
“Perlu saya sampaikan bahwa virus ini sudah bermutasi sebelas kali, kita tidak tahu kita di sini mutasi ke berapa dari ibunya di Wuhan sana,” pungkasnya.
Penulis: Faidil Adha
Editor: Awan