Utama
PDP Pasien Reaktif Tim Surveillance 
PDP di Samarinda Sempat Jalan ke Mal Hari Minggu, Hasil Rapid Test Reaktif
SELASAR.CO, Samarinda - Penambahan kasus pasien terkonfirmasi positif Covid-19 di Samarinda memang tampak menurun. Namun, kewaspadaan masyarakat tetap harus ditingkatkan. Senin (18/5/2020) sore tadi baru ditetapkan empat orang pasien dalam pengawasan (PDP) di Kota Tepian.
"Sore ini kami mendapatkan 4 orang status PDP. Satu dari Muara Badak, 3 dari Samarinda. Hasil rapidnya semua reaktif dan indikasi infeksi akut," kata dr Ery Wardhana, Tim Surveillance Pusat Karantina Covid-19 Samarinda.
Dia menjelaskan, riwayat perjalanan keempat PDP tersebut masih ditelusuri. "Hanya saja salah satu PDP ada riwayat pergi ke salah satu mal di Samarinda hari Minggu kemarin," sebutnya.
Namun, detail informasi seperti mal mana yang dimaksud, bersama siapa, pukul berapa, dan riwayat perjalanan lainnya belum tergali, karena memang hasil rapid testnya pun baru didapat petang tadi.
Berita Terkait
Saat ini mereka menjalani isolasi mandiri dan rencananya akan dilakukan IFA (Immunofloroassy) dan diambil sampel swab untuk tes PCR (Polymerase Chain Reaction).
Diketahui, Dinas Kesehatan Samarinda baru saja mengumumkan bahwa kota ini sudah melewati puncak pandemi corona. Kesimpulan itu didapat dari penambahan kasus konfirmasi positif harian yang menurun dan jumlah pasien sembuh yang bertambah. Hingga hari ini (18/5/2020), di Samarinda tercatat ada 34 kasus positif, 65 PDP, dan 18 pasien sembuh.
"Betul, kita sudah melewati puncak pandemi. Kurva kita menurun dan itu perlu kerja keras dan kedisiplinan masyarakat. Kita tidak ingin di Samarinda terjadi transmisi lokal. Kita tidak siap jika banyak korban," ujar Ery.
Alumnus Kedokteran Universitas Mulawarman ini mengatakan, bagi yang sehat, virus ini mungkin biasa saja. Tapi, bagi yang rentan, risikonya kematian. "Seperti kasus kematian pertama di Samarinda, beberapa hari sebelumnya masih terlihat segar bugar, langsung drop kondisi fisiknya. Padahal usia masih muda, 37 tahun, tapi memiliki hipertensi," tuturnya.
Ery mengingatkan, prinsip pencegahan tetap harus diingat dan dilakukan, yakni social dan physical distancing dengan menghindari kerumunan, menghindari pertemuan atau berada dalam ruangan tertutup, dan berada di rumah atau keluar hanya untuk urusan penting.
Penulis: Redaksi Selasar
Editor: Awan