Kutai Timur

Dinas Pertanian dan Perikanan peternak ayam dampak corona 

NASIB! Minta Dana Pemulihan Ekonomi, Anggaran Justru Dipangkas 75 Persen



Ilustrasi
Ilustrasi

SELASAR.CO, Sangatta – Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Kutim mengaku pusing dengan anggaran yang dialokasikan tahun ini. Sebab, meskipun awal tahun anggaran telah dipangkas 50 persen, kini muncul keputusan baru. Anggaran Distanak akan dipangkas lagi 50 persen dari sisa anggaran sebelumnya.

“Jadi, secara keseluruhan dalam tahun ini, dipangkas sekitar 75 persen,” ungkap Kepala Distanak Kutim, Sugiono.

Menurut Sugiono, pihaknya telah berusaha agar kegiatan terutama pelayanan terhadap petani tetap berjalan dengan baik, maka anggaran perjalanan dinas dinolkan. Meskipun, pada dasarnya,  staf mereka tetap jalan untuk melakukan penyuluhan pada petani di kecamatan. Namun, tidak diberi uang perjalanan dinas, dengan alasan anggaran tidak ada karena ditarik untuk penanganan corona.

“Sekarang, dengan munculnya surat dari Sekkab Kutim Irawansyah akan memotong lagi 50 persen sisa anggaran yang ada, maka kami sulit memikirkan bagaimana menghadapi pihak ketiga atau kontraktor yang telah melaksanakan pekerjaan mereka. Sebelumnya anggaran sudah dipotong, kini dipotong lagi, maka sulit untuk menjelaskan. Apalagi yang sudah selesai pekerjaannya,” kata Sugiono.

Diakui, yang cukup membingungkan, sebelumnya Dinas Pertanian diminta menyusun anggaran pemulihan ekonomi bagi sektor usaha yang terdampak corona di lingkungan Pertanian. Karena itu, mereka menyusunnya. Didapatkan angka senilai Rp8,8 miliar. Angka ini diajukan ke Pemkab. Namun, justru yang dialami pemotongan sisa anggaran yang ada, tanpa menyebutkan nilai anggaran yang didapat sebelumnya.

Sesuai perencanaan, anggaran itu akan digunakan untuk pengadaan bibit, seperti bagi pemilik usaha ayam pedaging. Sebab, mereka ini paling terdampak  corona. Mereka  rugi, karena pada awal corona, harga ayam  turun drastis karena daya beli masyarakat turun.

Mereka akhirnya tak mampu membeli bibit lagi. Kini, setelah banyak peternak ayam berhenti berusaha, maka  harga malah naik  hingga 60 ribu.  “Agar harga ayam ini kembali stabil, maka peternak harus dibantu bibit ayam agar pulih,” katanya.

Bukan hanya itu, petani seperti petani bawang merah, seharusnya juga akan dibantu. Namun, karena anggaran tidak ada, sehingga tidak mungkin. “Jadi ini kondisi terbalik. Seharusnya Distanak  jadi leading sector dalam pemulihan ekonomi, tapi justru tidak dapat anggaran,” katanya.

Penulis: Bonar
Editor: Awan

Berita Lainnya