Utama
puncak corona penambahan corona Penyebaran Covid-19 
Masuk Puncak Kedua Pandemi, Ini Sebaran 43 Kasus Baru Positif Covid-19 di Kaltim
SELASAR.CO, Samarinda - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kalimantan Timur mengumumkan perkembangan terbaru penanganan virus corona (Covid-19) di Kaltim. Hari ini, Jumat (17/7/2020), terjadi penambahan 43 kasus terkonfirmasi positif Covid-19. Kasus tersebut terdistribusi di Berau, Kubar, Kutim, Paser, Bontang, Balikpapan, dan Samarinda.
“Perkembangan kasus Covid-19 yang terakhir ini menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan. Tentunya ini memberikan dampak secara epidemiolog pada Kaltim bahwa kita benar-benar memasuki puncak pandemi yang kedua,” ujar Andi.
Berikut sebaran 43 kasus positif baru di Kaltim hari ini:
Berita Terkait
a) Berau 6 Kasus
- BRU 53 laki-laki 41 tahun, BRU 54 laki-laki 46 tahun, dan BRU 55 laki-laki 27 tahun warga Berau, merupakan OTG (orang tanpa gejala) kontak erat kasus BRU 45, kasus dirawat di RSUD A Rivai Berau.
- BRU 57 laki-laki 29 tahun warga Jawa Tengah dan BRU 58 laki-laki 34 tahun warga Sumatera Barat, merupakan OTG yang mengikuti pemeriksaan mandiri dari perusahaan, kasus dirawat di RSUD A Rivai Berau.
b) Kutai Barat 3 Kasus
- KBR 36 wanita 48 tahun dan KBR 37 laki-laki 50 tahun warga Kutai Barat, merupakan ODP yang ditetapkan oleh tim klinis dan DKK Kutai Barat dengan keluhan deman, kasus melakukan isolasi mandiri.
- KBR 38 wanita 31 tahun warga Kutai Barat, merupakan OTG yang kontak erat dengan KBR 31 dan KBR 32, kasus dirawat di RS Pratama Kutai Barat.
c) Kutai Timur 2 Kasus
- KTM 78 laki-laki 16 tahun warga Kutai Timur, merupakan OTG yang melakukan pemeriksaan sebagai persyaratan melakukan perjalanan ke Jawa Timur, kasus dirawat di RSUD Kudungga Sangatta.
- KTM 79 laki-laki 24 tahun warga Kutai Timur, merupakan OTG yang melakukan pemeriksaan sebagai persyaratan kembali bekerja, kasus dirawat di RSUD Kudungga Sangatta.
d) Paser 3 Kasus
- PSR 58 laki-laki 71 tahun warga Paser, merupakan PDP (pasien dalam pengawasan) yang ditetapkan oleh tim klinis dan DKK Paser dengan keluhan demam, batuk, mual-muntah dan sesak napas dengan komorbid DM dan HT, kondisi pasien saat ini sudah terpasang ventilator, kasus dirawat di RSUD Panglima Sebaya Paser.
- PSR 59 laki-laki 41 tahun dan PSR 60 wanita 26 tahun warga Paser, merupakan OTG yang terindikasi kontak erat dengan kasus positif, kasus melakukan isolasi mandiri.
e) Bontang 2 Kasus
- BTG 18 laki-laki 2 tahun dan BTG 19 wanita 4 tahun warga Bontang, merupakan PDP yang ditetapkan oleh tim klinis dan DKK Bontang dengan keluhan demam, batuk, dan pilek serta mempunyai riwayat perjalanan Jawa Timur, kasus dirawat di RSUD Taman Husada Bontang.
f) Balikpapan 9 Kasus
- BPN 289 wanita 64 tahun warga Balikpapan, merupakan OTG yang kontak erat dengan BPN 267, kasus dirawat di RSUD Kanudjoso Balikpapan.
- BPN 290 wanita 27 tahun warga Balikpapan, merupakan OTG yang kontak erat dengan BPN 244, kasus di rawat di RS Pertamina Balikpapan.
- BPN 291 laki-laki 46 tahun warga Balikpapan, merupakan PDP yang ditetapkan oleh tim klinis dan DKK Balikpapan dengan keluhan demam, batuk dan sesak napas, serta gambaran Pneumonia pada foto thoraks, kasus dirawat di RS Pertamina Balikpapan.
- BPN 292 laki-laki 35 tahun warga Balikpapan, merupakan PDP yang ditetapkan oleh tim klinis dan DKK Balikpapan dengan keluhan demam, dan sesak napas serta gambaran Pneumonia pada foto thoraks, kasus dirawat di RS Pertamina Balikpapan.
- BPN 293 laki-laki 42 tahun, BPN 294 laki-laki 54 tahun dan BPN 295 laki Laki 37 tahun warga Balikpapan, merupakan PDP yang ditetapkan oleh tim klinis dan DKK Balikpapan dengan keluhan demam dan batuk dan mempunyai riwayat kontak erat kasus BPN 257, kasus dirawat di RS Pertamina (BPN 293), RSUD Kanudjoso (BPN 294) dan RS Siloam (BPN 295) Balikpapan.
- BPN 296 laki-laki 60 tahun warga Balikpapan, merupakan PDP yang ditetapkan oleh tim klinis dan DKK Balikpapan dengan keluhan demam, batuk dan sesak napas serta mempunyai komorbid penyakit jantung, kasus dirawat di RST dr Hardjanto Balikpapan.
- BPN 297 laki-laki 28 tahun warga Jawa Barat, merupakan OTG yang bekerja di Balikpapan dan kontak erat (rekan kerja) BPN 253, kasus melakukan isolasi mandiri.
g) Samarinda 18 Kasus
- SMD 134 laki-laki 28 tahun, SMD 135 laki-laki 25 tahun, SMD 138 laki-laki 44 tahun dan SMD 141 laki-laki 48 tahun warga Samarinda, merupakan OTG kontak erat BPN 268, kasus dirawat di RS Karantina Bapelkes.
- SMD 136 laki-laki 54 tahun warga Samarinda, merupakan PDP yang ditetapkan oleh tim klinis dan DKK Samarinda dengan keluhan demam, batuk dan sesak napas, kasus dirawat di RSUD AW Syahranie.
- SMD 137 laki-laki 56 tahun warga Samarinda, merupakan PDP yang ditetapkan oleh tim klinis dan DKK Samarinda dengan keluhan demam, pilek dan sesak napas, kasus dirawat di RS Hermina Samarinda.
- SMD 139 wanita 44 tahun warga Kalimantan Selatan, merupakan OTG yang akan menjalani terapi di Samarinda, kasus dirawat di RSUD AW Syahranie Samarinda.
- SMD 140 wanita 39 tahun dan SMD 150 laki-laki 34 tahun warga Samarinda, merupakan OTG kontak erat kasus SMD 84, kasus dirawat di RS Karantina Bapelkes.
- SMD 142 wanita 46 tahun, SMD 146 laki-laki 38 tahun dan SMD 147 laki-laki 37 tahun warga Samarinda, merupakan OTG yang kontak erat dengan kasus SMD 107, SMD 108 dan SMD 111, kasus dirawat di RS Karantina Bapelkes.
- SMD 143 wanita 15 tahun, SMD 144 wanita 51 tahun, SMD 145 wanita 59 tahun dan SMD 151 laki-laki 26 tahun warga Samarinda, merupakan OTG yang kontak erat dengan kasus SMD 71, kasus dirawat di RS Karantina Bapelkes.
- SMD 148 laki-laki 37 tahun warga Jawa Tengah, merupakan OTG yang kontak erat (rekan kerja seperjalanan menuju Samarinda) dengan kasus SMD 83, kasus dirawat di RS Karantina Bapelkes.
- SMD 149 wanita 62 tahun warga Samarinda, merupakan OTG yang akan mendapatkan tindakan medis ringan, kasus dirawat di RS Karantina Bapelkes.
Dengan peningkatan kasus yang cukup pesat ini, terutama di Samarinda karena transmisi lokal, pemerintah terus berupaya melakukan tracing dan testing kepada mereka yang sudah terkonfirmasi dan kontak eratnya. Imbauan juga disampaikan Andi kepada masyarakat yang merasa melakukan kontak erat berupa jabat tangan, berpelukan, hingga cipika-cipiki dengan kasus positif agar segera melapor.
“Kami mengimbau kepada seluruh masyarakat yang merasa memiliki kontak erat dengan pasien yang sudah terkonfirmasi positif, untuk segera melaporkan diri ke call center yang tersedia di masing-masing kabupaten/kota,” pungkas Andi.
Penulis: Yoghy Irfan
Editor: Awan