Utama

Meninggal corona Protokol kesehatan Pemakaman pasien positif Corona Pemakaman pasien COVID-19 

Duh! Terjadi Lagi Pasien Covid-19 Dimakamkan secara Umum di Samarinda



Ilustrasi
Ilustrasi

SELASAR.CO, Samarinda - Seorang pasien dengan status probable Covid-19 meninggal dunia kemarin, Sabtu (8/8/2020). Keluarga keberatan jika almarhum dimakamkan dengan protokol Covid-19. Akhirnya jenazah dimakamkan secara umum. Hari ini, Minggu (9/8/2020), swab pasien meninggal tersebut keluar dan menunjukkan hasil positif.

Laki-laki berusia 55 tahun itu warga Jalan Sentosa, meninggal di salah satu rumah sakit swasta di Kelurahan Air Putih, Samarinda Ulu. "Tes darah (immunofloroassy/IFA) reaktif dan mengarah Covid-19," kata dr Ery Wardhana, dari tim Surveillance Pusat Karantina Covid-19 Samarinda.

Dia menjelaskan, pasien tersebut meninggal dunia Sabtu sore. "Meninggal dengan status probable di rumah sakit. Sudah disiapkan pemakaman dengan protokol Covid, tapi pihak keluarga menolak," tuturnya.

Diketahui, probable adalah istilah bagi pasien yang menderita saluran pernapasan berat dan kemudian meninggal dunia, serta secara klinis diyakini terinfeksi Covid-19, tapi belum terkonfirmasi lewat tes swab. Pasien probable seharusnya dimakamkan dengan protokol Covid-19 sebagai langkah antisipasi penularan virus.

Dengan adanya kejadian ini, Gugus Tugas Covid-19 akan melakukan penelusuran kontak dan pencegahan penyebaran virus. "Secara prinsip tracing dan karantina kontak," kata Ery.

Namun, kasus ini sekarang ditangani pemerintah kecamatan setempat, yakni Kecamatan Sungai Pinang.

"Sejak ditetapkan sebagai kota dengan transmisi lokal, sekarang masing-masing kecamatan ada Tim Gugus Covid-nya. Pelacakan, pemantauan, tindak lanjut kasus di bawah koordinasi Camat," terang Ery.

Sebelumnya, kasus jenazah terinfeksi Covid-19 yang dimakamkan secara umum, pernah terjadi di Samarinda bulan lalu. Seorang pasien dengan kode SMD 71 meninggal dunia tanggal 5 Juli 2020 dan dimakamkan dengan cara biasa. Hasil tes yang ternyata positif Covid-19, baru didapatkan 3 hari kemudian. Kasus itu sempat menjadi klaster sebaran Covid-19 di Samarinda karena beberapa orang terinfeksi virus akibat kejadian tersebut.

Penulis: Redaksi Selasar
Editor: Awan

Berita Lainnya