Utama
Tidak Terima Ditegur  penggunaan masker Baby blues Mal Lembuswana depresi Stres 
Curahan Hati Keluarga Pengunjung Mal yang Viral karena Menolak Pakai Masker
SELASAR.CO, Samarinda - Belum lama ini viral di media sosial, video yang memperlihatkan salah satu pengunjung mal Lembuswana yang menolak mengenakan masker dan dicek suhu tubuhnya. Hal ini tentu membuat banyak warga Samarinda tidak respek terhadap aksi tersebut. Karena, kejadian itu dilakukan di tengah massifnya imbauan pemerintah mengkampanyekan penggunaan masker di tempat umum untuk mencegah penularan virus corona.
Reaksi emosional yang ditunjukkkan pengunjung tersebut kepada petugas security mal yang menegur, juga dinilai berlebihan, karena mengeluarkan kalimat kurang pantas.
Pihak keluarga pengunjung tersebut, akhirnya mengklarifikasi terkait apa sebenarnya yang terjadi. Dihubungi SELASAR via sambungan telepon, Endah (bukan nama sebenarnya) merupakan sepupu dari pengunjung dalam video tersebut (untuk selanjutnya sebut saja Ani).
Endah menjelaskan, bahwa kondisi mental anggota keluarganya tersebut memang kurang baik. Dalam kehidupan sehari-hari, Ani disebutnya beraktivitas seperti orang pada umumnya. Namun, jika ada sesuatu yang tidak sesuai keinginannya, maka Ani akan bereaksi dengan emosional.
Berita Terkait
“Iya, sakitnya ini tanda kutip, Mas, ya. Kita bisa sebut stres, depresi, dan lain sebagainya. Hanya saja ibu ini beraktivitas seperti biasa. Belanja normal, dan ganggu orang itu tidak pernah sampai nyakitin. Cuma kalau ada sesuatu yang membuat dia marah atau tidak sesuai dengan pikiran dia, bagaimana pada umumnya orang yang depresi. Di rumah pun dia begitu, tapi tidak pernah sampai menyakiti orang,” jelas Endah.
Dulu pihak keluarga pernah membawa Ani untuk melakukan konsultasi ke dokter, dan diperoleh diagnosa mengidap Baby Blues. Bahkan dulu Ani rutin mengkonsumsi obat untuk mengurangi kadar emosionalnya. Namun dijelaskan Endah, konsumsi obat tersebut tidak dilanjutkan lagi.
“Dia yang tidak mau konsumsi lagi, karena merasa dirinya baik-baik saja. Padahal di sini keluarga tahu keadaan mentalnya sedang tidak baik. Kalau orang waras saat ditegur kan tidak mungkin marah sampai seperti itu. Jadi kami mau klarifikasi saja bahwa keluarga kami ini sedang tidak baik. Dan dari kami juga bukan membiarkan, kami sudah nasihati untuk menggunakan masker. Tapi yang bersangkutan ini dengan kondisi yang saat ini menolak karena tidak percaya,” terang Endah.
Endah pun turut mengklarifikasi soal Ani yang mengaku sebagai pegawai di Pemprov Kaltim. Endah mengatakan sepupunya tersebut dulu memang bekerja sebagai pegawai Pemprov Kaltim, namun Ani telah mengajukan pensiun dini.
“Itu juga awal keluarga mengira dia ini sakit, kami bingung kenapa dia (mengajukan) pensiun dini. Padahal untuk (bisa) bekerja menjadi ASN itu kan tidak mudah,” tutur Endah.
Media ini pun menanyakan apakah pihak keluarga tidak khawatir, jika membiarkan Ani beraktivitas di tempat umum tanpa mengenakan masker di tengah pandemi Covid-19.
“Khawatir pasti, Mas, kami sudah sering minta pakai (masker) saat ke tempat umum tapi yang bersangkutan menolak. Pihak keluarga ini juga sudah bicara baik-baik dengan dia untuk berobat lagi. Tapi yang bersangkutan selalu tidak terima sehingga menolak,” tambahnya.
Meski begitu, pihak keluarga mengakui kesalahan Ani yang tidak menaati protokol kesehatan yang wajib dilakukan saat di tempat umum. Dalam kesempatan tersebut Endah mewakili Ani, juga menyampaikan permintaan maaf kepada pihak-pihak terutama pihak security mall, atas tindakan atau perkataan yang diterima dari anggota keluarganya tersebut.
“Mungkin bisa juga saya mewakili anggota keluarga saya menyampaikan permohonan maaf atas ketidaknyaman dan kalimat yang disampaikan. Karena mengingat kondisi anggota keluarga kami saat ini, sehingga mohon dimaklumi keadaannya,” pintanya.
Dengan ada klarifikasi ini, dirinya pun berharap agar ujaran kebencian yang ditujukan warganet kepada Ani di media sosial agar bisa dihentikan. Diungkapkan Endah, meski dalam pemberitaan di media saat ini identitas Ani tidak diungkap, namun ada beberapa oknum yang memposting video tersebut di media sosial, tanpa memburamkan wajah dari anggota keluarganya tersebut.
“Yang kami takutkan sih berdampak ketiga anaknya ini, karena anak sekarang kan pasti pegang media sosial. Kami pun paham kalau di media-media sudah berupaya merahasiakan identitas dengan memblur itu. Namun ada beberapa orang yang mengekspos video tersebut tanpa memburamkan wajah, ini yang kami takutkan berdampak kepada anak-anaknya nanti. Meski kami tahu siapa orangnya, namun kami tidak ingin perpanjang persoalan ini. Karena itu kami minta bantuan kepada media untuk meluruskan semuanya,” pungkasnya.
Penulis: Yoghy Irfan
Editor: Awan