Utama

Isolasi mandiri Cegah Corona Dinkes Samarinda 

Viral Spanduk Satu Gang Isolasi Mandiri, Begini Penjelasan Lengkap Pihak Kelurahan



Foto yang viral
Foto yang viral

SELASAR.CO, Samarinda - Pada hari ini beredar pesan berantai di aplikasi WhatsApp yang menunjukkan foto pemasangan spanduk di jalan masuk satu gang di Samarinda. Spanduk berwarna latar belakang merah itu bertuliskan 'Harap Perhatiannya Gang Ini Sedang Isolasi Mandiri'. Bagi warga luar yang memiliki kepentingan di gang tersebut, dapat menghubungi nomor 4 ketua RT yang juga dicantumkan dalam spanduk tersebut. Gang tersebut berada di wilayah Kelurahan Pasar Pagi, Kecamatan Samarinda Kota.

Foto dalam pesan berantai itu pun diikuti pesan "Ada info dari RT Abul Hasan, Jl. Abul hasan sampai mesra, depan gajah mada semua isolasi mandiri, karena banyak yang positif. Jadi mohon dihindari untuk beraktifitas di daerah tersebut."

Dikonfirmasi SELASAR terkait kabar tersebut, Kasi Kesra Kelurahan Pasar Pagi, Fahrul Rozi membenarkan adanya pemasangan spanduk tersebut.

"Jadi kalau saya bisa meluruskan, memang betul spanduk itu memang dipasang RT dan warga atas sepengetahuan pihak Kelurahan. Namun soal kabar bahwa banyak warga yang positif itu kami pastikan tidak benar, karena hasil tes (swab) warga kami belum keluar," jelas Fahrul, Kamis (3/9/2020).

Fahrul pun menceritakan awal mula dan alasan kenapa spanduk itu akhirnya dipasang. Dijelaskannya, ada satu warga setempat berinisial S sedang mengalami sakit. "Ibu berinisial S ini saya kurang paham juga sakit apa, tetapi memang kabarnya sakit berat," ujarnya.

Kemudian pada tanggal 21 Agustus 2020 menjalani tes swab di rumah sakit. Kemudian tanggal 25 Agustus 2020, warga inisial S ini kembali dibawa pulang ke rumah dari rumah sakit. "Kami juga tidak terima jelas informasinya, tapi setahu kami jika hasil swab belum keluar kan belum boleh dibawa pulang," tambahnya.

Lalu pada tanggal 27 Agustus 2020, S dilaporkan meninggal dunia. Informasi tersebut diterima dari grup WA yang ada di Kelurahan Pasar Pagi. "Kami pikir meninggal karena sakit wajar saja awalnya, karena meninggalnya juga kan di rumah," tuturnya.

Kemudian, berselang tiga hari setelah S meninggal, Fahrul menerima informasi bahwa warga tersebut terkonfirmasi positif virus corona atau Covid-19.

"Tanggal 29 Agustus 2020, hari Sabtu saya ingat betul pukul 14.30 Wita saya dapat perintah dari Ibu Lurah yang juga diminta oleh pihak kecamatan untuk melakukan tracing siapa saja yang kontak dengan warga inisial S karena terkonfirmasi positif," ungkapnya.

Dari hasil pelacakan yang ia lakukan, diperoleh informasi bahwa warga tersebut tercatat sebagai warga RT 10. Fahrul pun kemudian menelpon ketua RT setempat untuk menginformasikan kabar tersebut.

"Saat itu saya diinformasikan (ketua RT) bahwa ada warga yang ikut memandikan jenazah. Saya langsung koordinasi dengan pihak kecamatan, dan kemudian diteruskan dengan pusat karantina Bapelkes Samarinda. Lalu kami diminta untuk mendata siapa saja yang kontak erat, saat ini saya sudah pegang datanya 24 orang (hasil tracing itu)," tuturnya.

Dari hasil tracing itu, seluruh anggota keluarga yang tinggal satu rumah pun masuk dalam pelacakan. Terdiri dari suami, anak (tiga orang), menantu (tiga orang) dan cucu (tujuh orang).

Sementara untuk yang memandikan dan mengafani total ada lima orang. Dari lima orang itu dua di antaranya anak dari S, dan sisanya merupakan warga lainnya.

"Sehabis itu kami dari pihak Kelurahan meminta warga untuk melakukan isolasi mandiri. Tapi kan pendapat warga ini berbeda-beda. Ada yang percaya dan ada juga yang tidak. Kami juga tidak bisa terlalu keras, karena di kawasan itu tidak hanya RT 10 saja, ada juga RT 11, 16, dan 18," tambahnya.

Pada Senin, 31 Agustus 2020, sebanyak 24 warga yang di-tracing tadi telah menjalani tes swab di Pusat Karantina Bapelkes Samarinda. Namun hasilnya sampai saat ini belum keluar.

Barulah pada tanggal 1 September 2020, muncul usulan dari ketua RT untuk memasang spanduk yang belakang menjadi viral di media sosial. Hal ini dilatarbelakangi banyaknya petugas sensus BPS yang datang ke rumah warga. Padahal saat itu warga masih menjalani isolasi mandiri.

"Jadi pemasangan spanduk itu memang keinginan dari RT dan warga, agar jangan sampai orang yang tidak tahu masuk lewat situ. Karena memang kawasan itu kan jalan tembusan juga dari jalan Diponegoro ke jalan Panglima Batur," pungkasnya.

Penulis: Yoghy Irfan
Editor: Awan

Berita Lainnya