Utama

desa-muara-adang  muara-adang  long-ikis  air bersih 

Di Kaltim Masih Ada Warga yang Harus Berlayar 6 Jam untuk Mengambil Air Bersih



Sebanyak 1.783 warga yang bermukim di desa ini masih harus membeli air bersih untuk kebutuhan konsumsi dengan harga mahal.
Sebanyak 1.783 warga yang bermukim di desa ini masih harus membeli air bersih untuk kebutuhan konsumsi dengan harga mahal.

SELASAR.CO, Paser - Hingga saat ini masih ada warga Kaltim, utamanya yang tinggal di daerah pedalaman yang masih kesulitan mengakses air bersih. Seperti terjadi di Desa Muara Adang, Kecamatan Long Ikis, Kabupaten Paser. Sebanyak 1.783 warga yang bermukim di desa ini masih harus membeli air bersih untuk kebutuhan konsumsi dengan harga mahal.

Sale, salah satu warga yang merupakan ibu rumah tangga berkisah bahwa untuk keperluan mandi dan mencuci, dirinya dan warga lainnya harus menampung air hujan. Sementara untuk air bersih yang ia beli dikhususkan hanya untuk keperluan memasak dan minum. Hal ini ia lakukan untuk menghemat pengeluarannya membeli air bersih. Diketahui, untuk 200 liter air di Desa Muara Adang, dijual seharga Rp40 ribu, 700 liter air Rp100 ribu, sementara untuk 1.200 liter air dijual dengan harga Rp150 ribu.

“Biasanya kalau banyak orang di rumah, 1.200 liter itu bisa tahan tiga hari saja,” ujar Sale kepada SELASAR.

Jika ia bisa berhemat dengan menampung air hujan, lain cerita ketika musim kemarau datang. Saat itu air yang biasanya hanya digunakan untuk konsumsi juga harus digunakan untuk keperluan mandi dan lain-lain. Terkadang saat musim kemarau datang, juga disiasati dengan diselingi mandi air laut kemudian dibilas dengan air bersih.

“Kalau kemarau susah sudah air, pasti harus beli. Kalau waktu musim hujan masih enak saja karena bisa nampung air untuk mandi. Kalau kita beli air, paling untuk masak saja. Tapi kadang-kadang ada juga warga di sini yang pakai air hujan untuk minum kalau tidak punya uang,” ungkapnya.  

Jika warga ingin mengambil sendiri air bersih, jaraknya pun sangat jauh dan harus sampai keluar desa menggunakan kapal.

Kondisi warga yang kesulitan air bersih pun turut dibenarkan oleh Kepala Desa Muara Adang, Kurniansyah. Dirinya mengatakan saat ini ada beberapa warga yang berusaha jual beli air bersih. Pekerjaannya pun tidak mudah, karena air bersih harus dibawa dari desa tetangga yang memiliki sumber air. Menyusuri teluk, para penyedia air bersih ini harus berlayar menuju desa Tajur menggunakan kapal yang sudah dimodifikasi untuk menampung air.

“Mengambilnya dari Desa Tajur dengan waktu tempuh pulang pergi sekitar 6 jam perjalan jalur air dari sini,” jelas Kurniansyah.

Letak geografis yang berada dekat dengan laut ia duga menjadi sebab sulitnya mencari sumber air bersih di desanya. “Memang untuk sumber air baku di Desa Muara Adang dan sekitarnya agak sulit, karena beberapa kali mencoba ngebor hasilnya tetap asin. Kondisi kesulitan air bersih ini sudah berlangsung sangat lama,” imbuhnya.

Dalam waktu dekat dirinya bersama dua desa lainnya di Kecamatan Long Ikis pun berencana melakukan pengajuan kepada pemerintah, agar dibangunkan tempat pengelolaan air bersih. Hal ini guna meringankan biaya yang harus dikeluarkan warga untuk dapat mengakses air bersih.

“Kami berencana untuk mengajak dua desa tetangga kami untuk bersama-sama mengusulkan tempat pengelolaan air untuk di tiga desa ini,” pungkasnya.

Penulis: Yoghy Irfan
Editor: Awan

Berita Lainnya