Utama

Pilkada serentak Imapa Unmul jatam jatam kaltim omnibuslaw undang-undang minerba 

Sehari Sebelum Coblosan, Spanduk Raksasa Dibentangkan di Mahkota II, Ini Isinya



SELASAR.CO, Samarinda - Sehari sebelum pencoblosan yang akan dilakukan serentak di 9 kabupaten/kota di Kaltim, pada hari ini, Selasa (8/12/2020) sebuah spanduk raksasa dibentangkan di Jembatan Mahkota II Samarinda. Aksi ini digelar atas kerja sama antara beberapa organisasi seperti Ikatan Mahasiswa Pecinta Alam Universitas Mulawarman (Imapa Unmul), Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) Kaltim, Lembaga bantuan Hukum (LBH) Samarinda, dan juga Pokja 30.

Spanduk dengan tinggi 15 meter dan lebar 12 meter ini bertuliskan: “Bila Ingin Samarinda Selamat dari Banjir dan Ancaman Lubang Tambang, Yuk Gotong Royong Tutup Lubang Tambang Ketimbang Ikut Pilkada yang Tidak Membebaskan Kita dari Bencana”.

Disampaikan oleh Dinamisator Jatam Kaltim Pradarma Rupang, ada pesan khusus yang ingin mereka sampaikan kepada warga Kaltim dan kota Samarinda. “Pilkada pada tahun ini sudah tidak relevan lagi, karena Pilkada telah dikendalikan oleh oligarki. Kita lihat semua agenda oligarki telah diselesikan ketika pemerintah meloloskan sejumlah undang-undang predator baik undang-undang minerba, omnibuslaw, dan revisi undang-undang KPK,” ujar Rupang kepada SELASAR.

Dirinya menambahkan, jika melihat potret krisis mengenai ancaman lubang tambang, persoalan banjir, illegal mining justru dari pilkada ke pilkada belum terselesaikan oleh wali kota atau bupati yang pernah terpilih.

“Kita melihat banyak sekali rekam jejak dari paslon yang justru keracunan batu bara. Mereka tidak punya sikap untuk menendang jauh-jauh hubungan mereka dengan batu bara, atau bahkan berani memisahkan dirinya dari kepentingan batubara. Kami lihat justru melihat banyak calon peserta pilkada yang terhubung dengan industri ini, jadi tidak mengherankan mereka tidak lebih dari menjadi boneka bagi kepentingan para pemain tambang,” tegasnya.

Melihat rekam jejak calon peserta pilkada yang ada saat ini, dirinya pun memandang sulit untuk mengalami perbaikan kedepannya. Karena banyak paslon yang telah bergantung bahkan ada yang merupakan pemain-pemain dalam industri ini.

“Hingga saat ini belum ada calon pilkada yang mendekati pendahulu-pendahulu sebelumnya seperti pemimpin di Balikpapan terdahulu yang berani memilih untuk bebas dari batu bara. Hal itu tidak berani dilakukan oleh kandidat-kandidat yang ada di Kaltim saat ini,” pungkasnya.

Penulis: Redaksi Selasar
Editor: Awan

Berita Lainnya