Kutai Kartanegara

dprd kaltim Museum Mulawarman Objek Wisata objek wisata di kukar 

DPRD Kaltim Dorong Pemerintah Tingkatkan Pengelolaan Museum Mulawarman



Ketua Komisi IV DPRD Kaltim Rusman Yaqub, melakukan kunjungan ke salah satu destinasi wisata di Kukar.
Ketua Komisi IV DPRD Kaltim Rusman Yaqub, melakukan kunjungan ke salah satu destinasi wisata di Kukar.

SELASAR.CO, Tenggarong - Ketua Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) Rusman Yaqub, melakukan kunjungan ke salah satu destinasi wisata di Kutai Kartanegara (Kukar), yaitu Museum Mulawarman Tenggarong.

Yaqub mengatakan, selama ini Museum Mulawarman menjadi fokus perhatian dari pihaknya. Menurutnya, Museum Mulawarman merupakan destinasi wisata yang menyimbolkan budaya Kaltim. Selain itu, Museum Mulawarman juga merupakan wisata unggulan Kaltim yang sudah banyak diketahui masyarakat nasional.

"Orang kalau mau datang berwisata ke Kaltim, pasti orang menyebut nama Museum Mulawarman," kata Rusman.

Menurutnya, Museum Mulawarman harus ada perbaikan dari segi pengelolaannya. Misalnya, ada pembangunan gedung teater mini di kawasan museum itu. Sehingga bisa memberikan edukasi secara visual sejarah terbentuknya kerajaan Kutai. Kemudian ada pementasan yang bisa menampilkan seni budaya Kaltim, termasuk memvisualisasikan bagaimana pengelolaan sumber daya alam di Kaltim.

"Mineral dan batu bara, yang selama ini Kaltim identik dengan itu," katanya.

Ia menjelaskan, di dalam pengelolaan museum itu tidak hanya menjaga dan memelihara nilai-nilai benda yang bersejarah. Tetapi Museum Mulawarman ini juga harus mampu mengembangkan seni budaya. Yaitu, dengan cara berkerja sama dengan para kelompok seni teater yang fokus terhadap penggalian nilai seni budaya Kaltim. Sehingga nantinya Museum Mulawarman bisa memiliki nilai-nilai komersial.

"Bisa mendapatkan pendapatan, bisa mensejahterakan rakyat, bisa mensejahterakan pelaku seni itu sendiri," jelas Rusman.

Ia berharap, pembangunan nilai budaya itu jangan hanya di atas kertas. Tetapi betul-betul ada anggaran dan programnya.

"Kita kan selama ini mengabaikan pembangunan budaya. Kan ada pendidikan dan kebudayaan, pendidikannya jalan budayanya tertinggal. Padahal kan itu beriringan. Pendidikan tanpa budaya dan budaya tanpa pendidikan gak mungkin jalan," tutup Rusman.

Penulis: Juliansyah
Editor: Awan

Berita Lainnya