Utama
Pencemaran lingkungan Dampak tambang batu bara Dampak Tambang Pencemaran Lingkungan di Sangasanga Limbah Tambang 
Jadi Korban Banjir Lumpur akibat Tambang, Warga Sangasanga Demo di Kantor Gubernur
SELASAR.CO, Samarinda - Pada hari ini, Kamis (8/4/2021) warga RT 02, RT 05, dan RT 08, Kelurahan Jawa, Sangasanga, Kalimantan Timur, yang tergabung dalam Forum Masyarakat Sanga-Sanga, menggugat salah satu perusahaan tambang yang dekat permukiman mereka. Hal ini mereka sampaikan dalam aksi yang digelar di depan Kantor Gubernur Kalimantan Timur. Aksi ini sebagai bentuk protes dan kemarahan warga 9 RT yang telah berkali-kali mengalami banjir serta pencemaran yang diduga kuat berasal dari limbah tambang.
Pada 29 November 2018, akibat aktivitas pertambangan tersebut diduga menyebabkan 7 bangunan amblas ke dalam tanah, serta 1 ruas jalan provinsi sepanjang sekitar 50 meter juga ikut amblas. Akibatnya, 14 kepala keluarga dipaksa mengungsi dan tidak akan kembali menempati rumah yang telah puluhan tahun mereka huni.
Derita masyarakat yang tinggal di kawasan tersebut tidak berhenti sampai di situ. Dalam orasinya, warga menyebut bahwa sudah setahun ini warga harus tiga kali berhadapan dengan banjir setinggi paha orang dewasa yang terjadi tiap kali hujan turun.
"Selama ini kami masyarakat sering kebanjiran bercampur lumpur. Sumber air bersih kami yang biasa digunakan mandi hingga minum juga tercemar. Sementara tanggapan pemerintah setempat tidak ada sampai saat ini," ujar Dewi Rasya, warga RT 08 Kelurahan Jawa, Kecamatan Sangasanga.
Berita Terkait
Dikatakan perwakilan Jaringan Advokasi Tambang atau Jatam Kaltim, banjir ini diduga disebabkan lubernya 3 settling pond ke pemukiman dan kebun warga RT 08, Kelurahan Jawa. Limbah yang dihasilkan kawasan pertambangan tersebut juga langsung dialirkan ke saluran drainase warga. Warga sudah melaporkan masalah ini ke Pemkab Kukar dan Pemprov Kaltim namun tak kunjung digubris. Banjir tersebut juga turut menyertakan batu bara serta lumpur tambang ke seluruh saluran drainase, pemukiman serta kebun-kebun warga.
Selain banjir dan lumpur, warga di lingkungan Kecamatan Sangasanga juga sudah mengalami krisis air bersih. Untuk diketahui, saluran drainase warga semuanya bermuara ke Sungai Sangasanga dan selama ini oleh PDAM Sungai Sangasanga telah menjadi sumber air baku bagi kebutuhan air bersih di Kecamatan Sangasanga.
"Seringkali warga mendapati keruhnya air yang dialirkan PDAM. Tentu saja air tersebut sudah tidak layak lagi untuk digunakan karena berbahaya bagi kesehatan tubuh. Sebagai antisipasinya warga pada akhirnya membeli air bersih dari jaya air suling," sebut Dinamisator Jatam Kaltim, Pradarma Rupang.
Maka, berangkat dari karut-marut krisis lingkungan yang secara terus-menerus diderita warga, serta mengingat buruknya pengelolaan kegiatan pertambangan di kawasan tersebut, Forum Masyarakat Sanga-Sanga Menggugat dengan ini menuntut kepada Gubernur Kalimantan Timur untuk:
- Tutup tambang di Kelurahan Jawa, Kecamatan Sangasanga.
- Segera pulihkan lingkungan warga. Baik pemukiman maupun perkebunan warga dari limbah tambang yang telah mencemari lingkungan warga.
- Menolak drainase warga dijadikan saluran pembuangan limbah tambang.
- Memerintahkan pihak tambang membersihkan dan memperbaiki seluruh drainase warga dari lumpur serta limbah tambang perusahaan.
Saat itu warga yang menggelar aksi diterima oleh Kepala Bagian (Kabag) Perbatasan Biro Pemerintahan Pemprov Kaltim, Agung MS. Dari belakang gerbang Kantor Gubernur, dirinya mengatakan pada hari ini Gubernur dan Wakil Gubernur Kaltim tengah tidak berada di tempat. Sehingga pihaknya memastikan akan mewakili masyarakat untuk menyampaikan aspirasi kepada Gubernur.
"Percayalah bahwa apa yang disampaikan bapak dan ibu sekalian hari ini akan kami sampaikan kepada pimpinan kami. Dan mudah-mudahan uneg-uneg yang disampaikan bapak dan ibu bisa dicarikan solusinya," pungkasnya.
Penulis: Yoghy Irfan
Editor: Awan