Utama

Jalan longsor tanah longsor  Longsor Samarinda seberang Tanah longsor di samarinda Seberang Jembatan mahkota II Teluk Bajau Longsor di Teluk Bajau 

Wali Kota Kecewa pada Pemprov soal Penanganan Longsor di Teluk Bajau, Besok Jalan Ditutup 5 Hari



Tanah longsor di kawasan Teluk Bajau.
Tanah longsor di kawasan Teluk Bajau.

SELASAR.CO, Samarinda - Usai kembali tertimbun longsor, jalan di kawasan Teluk Bajau kembali akan ditutup total untuk semua jenis kendaraan. Hal ini diputuskan Wali Kota Samarinda, Andi Harun, saat meninjau jalan penghubung antara Kecamatan Samarinda Seberang dan Palaran ini. Penutupan akan dilakukan selama lima hari terhitung mulai besok, Senin 19 April 2021 hingga Jumat 23 April 2021.

"Jadi selama lima hari besok mulai bekerja full mempercepat pemindahan tanah ini, insyaAllah Jumat yang akan datang akan dibuka kembali dengan kondisi jalan yang jauh lebih baik. Saya juga sampaikan mohon maaf bagi masyarakat yang seharusnya besok melintas di jalan ini harus mencari jalan alternatif, ini terpaksa kita lakukan untuk kepentingan keselamatan orang banyak," ujar Andi Harun pada hari ini, Minggu (18/4/2021). 

Pria yang akrab disapa AH ini menjelaskan bahwa jalan milik Pemerintah Provinsi Kaltim itu sebenarnya telah menerima anggaran perbaikan dari APBD Provinsi. Namun prosesnya masih dalam tahap ULP, dan diperkirakan akan memakan waktu sekitar satu bulan. Namun AH mengaku kecewa dengan penanganan yang dilakukan Pemprov selama menunggu proyek perbaikan tersebut berjalan. 

"Pertama saya merasa kecewa dengan lambatnya PU Provinsi melakukan penanganan terhadap jalan ini, kita sayangkan. Setiap hari masyarakat lewat sini, tadi ada belasan orang yang jatuh saat saya sampai di lokasi ini. Oke lah proyeknya dikerjakan dan sekarang masih melewati tahapan ULP, tapi maintenance jalan ini sambil menunggu proses itu tidak boleh berhenti," tuturnya.

Melihat kondisi itu, dirinya pun mengaku memahami apa yang dirasakan masyarakat sehingga selalu mengeluhkan longsor di Teluk Bajau di media sosial. "Sudah tau proyeknya bakal lama, tapi unit dan personal yang standby di sini untuk mengatasi juga terkesan kurang serius. Tidak ada mobil tangki air yang standby, sampai kita bisa lihat sendiri belasan orang yang jatuh. Kemudian tidak ada Dishub Provinsi yang mengatur lalu lintas jalan yang sangat crowded ini," jelasnya.

Dari informasi yang diperolehnya di lapangan, saat ini hanya hanya 1 unit excavator dan 2 unit dump truck yang bekerja memindahkan berkubik-kubik tanah dari badan jalan di Teluk Bajau. Hal ini pun membuat proses pengukuran menjadi lama. "Sehingga di lapangan ini tadi kita buat kesepakatan akan kami bantu besok 3-5 unit dump truck dari Pemkot Samarinda," sebutnya. 

"Saya juga sudah minta kepada Kadis PUPR Kota, agar besok kita bantu unit dump truck dan informasi malam ini juga akan datang satu lagi ekskavator. Kemudian kita minta juga Dishub Provinsi untuk berkolaborasi dengan Dishub Kota bagaimana agar meminimalisir kecelakaan kepada pengguna jalan di sini. Karena ini menyangkut nyawa manusia," tambahnya. 

Sementara dikatakan Wakil Ketua DPRD Kaltim, Seno Aji yang turut serta dalam tinjauan tersebut, sejauh ini pengerukan longsoran telah dilakukan oleh UPTD Wilayah II Pemeliharaan Infrastruktur (Pera) Dinas PUPR Kaltim.

"Karena menunggu lelang kan masih 1 bulan lagi. Jadi terlalu lama. Tapi memang UPTD sudah bergerak, yang intinya mulai besok selama lima hari mereka tetap melakukan pekerjaan itu. Supaya tetap lebar," imbuh Seno.

Rencananya besok ia pun akan melakukan komunikasi dengan BPBD Kaltim, hal ini untuk membahas apakah dana darurat bisa digunakan dalam proses pengerukan tanah tersebut.

"Besok saya coba tanyakan juga ke BPBD, apakah mungkin menggunakan dana darurat dalam pengerukan longsoran ini. Kalau mungkin kita akan memasukan alat BPBD ke sini untuk membantu. Karena besok (Teluk Bajau) juga akan ditutup lima hari," terangnya.

Penulis: Yoghy Irfan
Editor: Awan

Berita Lainnya