Utama

Banjir di Berau Tanggul Jebol Tanggul Tambang Jebol Banjir Berau Curah hujan tinggi Isran Noor PT Rantaupanjang Utama Bhakti banjir 

Isran Bilang Banjir Berau Bukan karena Tanggul Tambang Jebol, tapi Curah Hujan Tinggi



DARI UDARA: Lokasi pertambangan PT RUB yang dijepret dari udara, sehari sebelum luapan air sungai menjebol tanggul perusahaan tersebut.
DARI UDARA: Lokasi pertambangan PT RUB yang dijepret dari udara, sehari sebelum luapan air sungai menjebol tanggul perusahaan tersebut.

SELASAR.CO, Berau - Tanggul milik PT Rantaupanjang Utama Bhakti (RUB) jebol sekitar pukul 04.46 Wita, Minggu 16 Mei 2021 lalu. Tanggul tersebut jebol diakibatkan meluapnya air dan derasnya arus Sungai Kelay. Jebolnya tanggul itu, membuat Kampung Bena Baru, Kecamatan Sambaliung, untuk sementara tidak bisa diakses melalui jalur darat. Akibat kejadian ini, akses darat menuju kampung Bena Baru tidak bisa dilalui. Warga pun terpaksa mengungsi ke lokasi daratan yang lebih tinggi.

Dimintai tanggapannya mengenai hal ini, Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim) Isran Noor, membantah jika banjir di Berau disebabkan oleh tanggul tambang batu bara yang jebol. Kejadian ini ia sebut lebih diakibatkan oleh curah hujan yang tinggi. 

“Engga itu cerita-cerita saja, jadi bukan (akibat tanggul jebol). Memang sedang banyak curah hujannya. Jadi apa saja yang dia tubruk (akan) diterobos, termasuk tanggul,” sebut Isran Noor kepada awak media.

Mantan Bupati Kabupaten Kutim ini pun menambahkan, bahwa saat ini ketinggian banjir di Berau telah berangsur turun. “Sudah turun (ketinggian) banjirnya,” tambahnya.  

Sementara itu, Supervisor Health, Safety and Environ PT RUB, Eko Agus, mengatakan banjir merupakan kejadian tahunan. Namun dalam dua tahun terakhir, ketinggian air memang sulit diprediksi. “Bayangkan saja, ini masuk musim panas, namun di hulu sana malah musim hujan. Akhirnya air semakin naik, dan masuk ke tanggul PT RUB,” jelasnya seperti dikutip dari Prokal Berau.

Eko melanjutkan, pihaknya sudah melakukan pemantauan sejak Rabu, 12 Mei 2021 lalu, sejak Kampung Tumbit Dayak terendam banjir. Kemudian PT RUB sudah membuat tanggul, membangun jalan tanggul. Namun banjir sudah melewati levelnya.

“Karena arus juga sudah deras. Tanggulnya juga sudah kami tebali. Kami sudah antisipasi kepada karyawan, jangan ada yang kerja,” paparnya.

Dia mengatakan, pihaknya juga sudah mendapatkan laporan dari pengawas bawah tanggul tersebut jebol akibat kuatnya arus sungai dan tingginya banjir. “Alarm sudah bunyi, jika ada getaran dan longsor dia berbunyi, dan alat sudah aman semua,” tuturnya.

Dijelaskannya, bahwa untuk area buffer zone PT RUB lebih dari 200 meter dari bibir sungai. Sementara limit dari jalan sudah lebih dari 30 meter. Hal tersebut menurutnya sudah memenuhi standar dalam melakukan penambangan. “Itu pit aktif dengan kedalaman mencapai 50 meter,” ujarnya.

Pihaknya juga akan berkoordinasi dengan PLN, karena terdapat 30 tiang jaringan PLN yang terendam, dan delapan lainnya roboh. “Kami utamakan masyarakat terlebih dahulu,” jelasnya.

Penulis: Yoghy Irfan
Editor: Awan

Berita Lainnya