Pendidikan

Mahasiswa Unmul Universitas Mulawarman Kuliah Tatap Muka pembelajaran tatap muka Vaksin Covid-19 

7.000 Mahasiswa Unmul Mulai Kuliah Tatap Muka, Begini Syarat dan Mekanismenya



Rektor Unmul, Prof. Masjaya.
Rektor Unmul, Prof. Masjaya.

SELASAR.CO, Samarinda – Universitas Mulawarman (Unmul) berencana memulai kembali kuliah tatap muka pada Oktober ini. Hal ini pertama kali diungkapkan oleh Rektor Unmul, Prof Masjaya, saat menghadiri acara pelaksanaan vaksinasi massal untuk kalangan mahasiswa.

Dirinya menyebutkan bahwa Pembelajaran Tatap Muka (PTN) memang sudah menjadi himbauan kementerian. Hal ini tentu menyesuaikan dengan kondisi perguruan tinggi.

"InsyaAllah Oktober ini akan segera kita mulai (PTM), tetapi masih gabungan antara online dan offline," ujarnya.

Sementara itu diwawancarai terpisah, Kepala Satgas Covid-19 Unmul, dr Nathaniel, mengatakan bahwa pihaknya memang merencanakan pelaksanaan PTM pada bulan Oktober ini. Keputusan ini diambil sesuai dengan hasil evaluasi tim epidemiologi yang dimiliki Unmul, dan juga capaian vaksinasi yang ada saat ini.

"Dengan kondisi Samarinda yang juga sudah level dua, tentu kita sudah bisa mulai pembelajaran offline namun dengan peserta kita batasi 25 persen dari total jumlah mahasiswa untuk uji coba awal," sebut dr Nathaniel.

Saat ini total mahasiswa di Universitas Mulawarman berkisar 28.000 orang, dengan begitu dalam tahap awal ini ada sebanyak 7.000 orang mahasiswa yang akan memulai PTM.

"Untuk uji coba awal ini kita utamakan untuk domisili Samarinda, supaya tidak ada pergerakan dari wilayah lain. Hal ini untuk menjaga Samarinda dalam kondisi baik," tambahnya.


MASIH ADA DOSEN UNMUL YANG MENOLAK DIVAKSIN

Dari 2.500 dosen dan tenaga pendidik yang ada di Universitas Mulawarman, 95 persen di antaranya telah mengikuti vaksinasi. Dikatakan Kepala Satgas Covid-19 Unmul, dr Nathaniel, dosen yang belum divaksinasi ini dikarenakan ada dosen yang belum memenuhi syarat dan ada juga yang menolak disuntik vaksin.

"Saya belum bisa katakan 100 persen dosen sudah tervaksin, karena ada juga dosen/tendik kita yang tidak memenuhi syarat untuk divaksin, dan yang kedua ada juga yang menolak karena sesuatu hal," ungkapnya.

Meski begitu untuk syarat mengajar ataupun mengikuti kuliah tatap muka, vaksin tidak menjadi syarat utama. Namun, baik seluruh peserta dan pengajar akan menjalani tes PCR terlebih dahulu.

"Kuncinya adalah tetap melakukan prokes dengan baik, vaksin itu sebagai tambahan saja. Kita juga menerapkan wajib PCR untuk tatap muka pertama kali bagi semua peserta dan pengajar yang belum divaksin. Test PCR itu akan difasilitasi oleh Unmul secara gratis. Bagi yang sudah melakukan vaksinasi 1 kali, kita akan lakukan swab antigen. Namun jika menunjukan gejala juga akan dilakukan PCR. Yang sudah vaksinasi (lengkap) dan tidak menunjukkan gejala boleh langsung mengikuti," jabarnya.


JIKA TERJADI TRANSMISI LOKAL PENULARAN COVID-19, PTM AKAN DIHENTIKAN

Vaksinasi bagi mahasiswa di Universitas Mulawarman diakui dr Nathaniel masih rendah persentasenya, total baru ada 10 persen mahasiswa yang terdata mengikuti vaksinasi.

"Namun data terkait mahasiswa kita yang divaksin ini belum clear, karena ada juga yang melakukan vaksinasi di luar. Hingga saat ini Unmul baru melakukan khusus vaksinasi dosen dan tendiknya. Untuk mahasiswa hanya kita sertakan saja seperti kemarin kita dapat 1.000 dosis vaksin dan hari ini 2.000 dosis," sebutnya.

Meski percobaan perkuliahan tatap muka dimulai Oktober ini, namun waktu pelaksanaannya akan berbeda setiap fakultas. Hal ini karena penentu kapan tanggal pasti dimulainya PTM diputuskan oleh pihak fakultas.

"Mungkin ada yang di minggu pertama atau kedua bulan Oktober. Karena kita akan melakukan tahap awal yaitu dari Oktober-Desember. Kemudian akan kita evaluasi, ketika berjalan baik maka akan kami lanjutkan tahap 2, dengan meningkatkan menjadi 50 persen dari Januari-Maret. Tahap ke 3 akan kami lakukan Maret-Juni menjadi 100 persen," terangnya.

Evaluasi penularan tetap akan kami lakukan per 14 hari sesuai dengan kriteria inkubasi, saat itu akan dilakukan tes PCR secara random. Jika ada hasil positif selanjutnya akan dilakukan tracing, dan bila terjadi penularan lokal pihak universitas akan menghentikan aktivitas belajar tatap muka.

"Dari hasil konsultasi pihak fakultas kepada saya, mereka memiliki jadwal beragam dalam pelaksanaan belajar tatap muka. Ada yang tanggal 10 dan 15 Oktober dan seterusnya. Jadi yang menentukan jadwal pastinya adalah fakultas, sementara pihak universitas hanya memberikan rambu-rambu awalnya saja," pungkasnya.

Penulis: Yoghy Irfan
Editor: Awan

Berita Lainnya