Kutai Timur

Bappeda Kutim KEK MBTK APBD Kutim 

Ketika APBD Tak Bisa Diandalkan, Semua Potensi Harus Bisa Dimanfaatkan



Kepala Badan Perencanaan Pembangunan (Bappeda) Kutim, Suprihanto CES.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan (Bappeda) Kutim, Suprihanto CES.

SELASAR.CO, Sangatta – Pemerataan dan percepatan pembangunan infrastruktur di wilayah Kabupaten Kutai Timur (Kutim), nampaknya sulit diwujudkan jika hanya mengandalkan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) setiap tahunnya.

Kabupaten ini memiliki wilayah yang sangat luas yakni 35.747,50 km² atau lebih luas dari Provinsi Jawa Barat. Kutai Timur juga masih memiliki sejumlah PR pembangunan yang harus segera diselesaikan, yang membutuhkan bantuan dari berbagai pihak.

Karena itu, saat ini pemerintah dipandang perlu harus melakukan berbagai upaya atau terobosan baru agar percepatan pembangunan di berbagai bidang bisa segera diwujudkan. Seperti, melibatkan peran aktif dari semua pihak dalam pembangunan, baik Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi Kaltim, maupun perusahaan di masing-masing wilayah, agar bisa ikut andil dalam pembangunan.

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan (Bappeda) Kutim, Suprihanto CES, mencontohkan pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus Maloy Batuta Trans Kalimantan (KEK MBTK) yang sudah menghabiskan anggaran yang begitu besar. Namun, jika tidak memiliki manajemen dan tata kelola yang baik, maka tidak akan seksi di mata investor. Begitu juga dengan penyelesaian pembangunan pelabuhan.

“Bagaimana caranya mendorong itu? Butuh orang yang pikirannya sudah paralel dan memikili wawasan yang luas. Misalnya dinas terkait harus ke Korea atau Dubai, ke sana bagaimana caranya tarik investor, bawa ke sini, pelabuhan juga begitu,” terang Suprihanto.

Dia berpandangan, saat ini Kutim sangat membutuhkan orang-orang pilihan dan berkompeten di bidangnya, yang mampu memanfaatkan seluruh peluang dan potensi yang ada untuk percepatan pembangunan. Pasalnya jika hanya mengandalkan APBD, tidak akan sanggup untuk membiayai itu semua.

“Karena itu Kutim sangat butuh orang yang seperti itu, harus berkompeten di bidangnya, jangan hanya untuk dirinya sendiri. Tapi harus berpikir demi kemajuan Kutai Timur. Dia harus bisa berpikir ke depan Kutai Timur mau jadi apa,” jelasnya.

Penulis: Bonar
Editor: Awan

Berita Lainnya