Kutai Kartanegara
Ponton Batu Bara Jembatan Martadipura Jembatan di Kukar Jembatan ditabrak kapal Kapal tabrak jembatan 
Jembatan Ditabrak Tugboat dan Tumpukan Batu Bara, Pagarnya Bengkok
SELASAR.CO, Tenggarong - Beredar dua video yang menunjukkan bagian atas kapal tugboat dan tumpukan batu bara telah menabrak jembatan Martadipura di Desa Liang, Kecamatan Kota Bangun, Kutai Kartanegara (Kukar), pada Kamis (3/2/2022).
Saat dikonfirmasi, Kabid Bina Marga Dinas Pekerja Umum (PU) Kukar, Restu Irawan, membenarkan adanya peristiwa tersebut. Namun, ia tidak mengetahui pasti kapan kejadiannya. Saat ini pihaknya masih melakukan koordinasi dengan Kantor Syahbandar dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Samarinda untuk membahas peristiwa tersebut.
"Kejadiannya belum tahu pasnya jam berapa, karena kan dapat informasinya juga dari masyarakat, jadi belum tahu. Kebetulan ini posisi lagi ke Marangkayu mengecek jalan rusak di Santan Ulu sama teman-teman DPRD," ujar Restu.
Selain itu, ia juga mengimbau agar kapal-kapal pengangkut batu bara yang melintas di bawah Jembatan Martadipura untuk dihentikan sementara. Karena kondisi Sungai Mahakam saat ini sedang pasang.
Berita Terkait
"Tadi saya langsung koordinasi dengan Dishub untuk dilakukan penghentian dulu untuk pelayaran di situ. Pasangnya air sungai ini kan otomatis akan semakin menambah level air terhadap jembatan. Kita berharapnya kapal-kapal ponton atau tugboat itu minimal mengurangi muatannya kalau memang masih memaksa berlayar," sebutnya.
Dijelaskan Restu juga, bahwa jarak aman untuk lintasan pelayaran di bawah Jembatan Martadipura setinggi 15 meter dari permukaan air.
"Dari air pasang itu 15 meter, tapi untuk ukuran tugboat kita enggak memahami berapa ketinggian muatan dari ponton-ponton tersebut," jelasnya.
Sementara itu, Plt Kepala Dinas Perhubungan (Dishub), Ahmad Junaidi, mengatakan, saat ini pihaknya sudah melakukan penanganan untuk kapal-kapal muatan batu bara yang akan melintas di bawah Jembatan Martadipura. Kapal tersebut diimbau untuk menurunkan ketinggian muatannya, supaya hal serupa tidak terulang.
"Kita juga mempersilakan masyarakat untuk berkoordinasi dengan pihak perusahaan. Apakah pihak perusahaan mau menurunkan sendiri muatannya atau memakai jasa masyarakat. Kita hanya mengimbau untuk supaya jangan sampai sangkut di jembatan lagi," ujar Junaidi.
Berkaitan masalah badan jembatan yang ditabrak oleh tugboat dan tumpukan batu bara, pihaknya telah menyerahkan permasalahan tersebut kepada Dinas PU Kukar. Karena untuk urusan jembatan kewenangannya ada di Dinas PU.
"Jadi mungkin Dinas PU melihat secara struktur seperti apa, kami serahkan ke rekan-rekan PU. Kami hanya upayakan pencegahannya aja. Harapan kita kalau ada kerusakan, perusahaan harus bertanggung jawab untuk perbaikan," katanya.
Dishub Kukar juga sudah mengantongi identitas kapal pengangkut batu bara yang menabrak jembatan tersebut dan akan melaporkannya kepada KSOP Samarinda. Karena kewenangan pengawasan dan keselematan pelayaran masuk dalam ranahnya KSOP Samarinda.
"Kemudian juga rencana kami akan mendatangi KSOP, untuk memperjelas seperti apa SOP nya kalau ada penanganan-penanganan seperti itu," ungkapnya.
Menurut keterangan Kepala Desa (Kades) Liang, Rodiani, pada tahun 2022 ini, Jembatan Martadipura sudah tiga kali ditabrak oleh tumpukan batu bara yang diangkut oleh kapal ponton. Kejadian pertama pada hari Minggu (31/1/2022). Kedua, terjadi pada hari Rabu (2/2/2022) dan yang terakhir, Kamis (3/2/2022), tepatnya pada pukul 10.17 Wita.
"Minggu itu sudah ada yang kena (badan jembatan), cuma sedikit kemarin. Hari ini yang atas tugboat itu yang kena (badan jembatan), itu yang terbaru. Kalau tugboat itu, menara kontrolnya patah tadi," jelas Rodiani.
Akibat hantaman menara tugboat tersebut, menyebabkan pagar besi yang ada di sisi jembatan menjadi bengkok. Bahkan, tumpukan batu bara yang nenabrak badan jembatan tersebut sampai naik ke atas trotoar jembatan.
"Batunya sampai situ," jelasnya.
Dalam pantauannya, kondisi jembatan sementara ini masih terlihat aman dan arus lalu lintas kendaraan di atas jembatan juga masih lancar.
"Kondisi sementara dilihat masih aman, cuma kalau keseringan (ditabrak) enggak tau juga," pungkasnya.
Penulis: Juliansyah
Editor: Awan