Ragam

Lahan Bekas Tambang Lahan Eks Tambang Peternakan Bekas Tambang Batu Bara PT Equalindo Makmur Alam Sejahtera  integrated farming system Reklamasi Tambang 

Bekas Tambang di Kukar Jadi Lokasi Peternakan dan Pertanian



Lahan Eks tambang di Kukar dimanfaatkan jadi lokasi peternakan.
Lahan Eks tambang di Kukar dimanfaatkan jadi lokasi peternakan.

SELASAR.CO, Samarinda - Selama ini lahan bekas pertambangan batu bara di Kaltim selalu menjadi sumber persoalan. Lahan yang tandus ditambah lubang yang tambang yang dibiarkan terbuka, menjadikan area tersebut hanya dibiarkan begitu saja usai dikeruk emas hitamnya. 

Namun, pemanfaatan lahan eks tambang untuk kembali menjadi lahan yang produktif bukan tidak mungkin dilakukan. Buktinya salah satu perusahaan tambang batu bara di Kukar yaitu PT Equalindo Makmur Alam Sejahtera, berhasil memanfaatkan lahan tersebut untuk menjadi lokasi peternakan dan pertanian berkonsep Integrated Farming System (sistem pertanian terintegrasi). 

Integrated Farming System sendiri merupakan sistem pertanian dengan upaya memanfaatkan keterkaitan antara tanaman perkebunan, pangan, hortikultura, hewan ternak dan perikanan, untuk mendapatkan agro ekosistem, yang mendukung produksi pertanian (stabilitas habitat), peningkatan ekonomi dan pelestarian sumber daya alam.

Dijelaskan oleh Leo Hutapea selaku Legal Corporate Equalindo Group, lahan seluas 52 hektare itu adalah lahan eks tambang dari salah satu koperasi yang bukan dari bagian Equalindo Group. Lahan tersebut kemudian diambil alih untuk kemudian didirikan Equalindo Farm. 

"Lahan ini dulunya memang merupakan lahan pasca tambang namun bukan termasuk dalam konsesi kami. Saat itu kondisinya tidak seperti sekarang yang sudah rata permukaannya," ungkapnya. 

Saat ini kawasan perkebunan dan pertanian ini sudah memiliki populasi sapi sebanyak 270 ekor, kambing 670 ekor, ayam kampung 7.192 ekor, dan ayam layer 764 ekor. 

Namun dalam operasionalnya area pertanian ini masih mengalami kendala yaitu belum masuknya akses listrik dari PLN. Oleh karena itu sumber listrik untuk kegiatan operasional kawasan ini masih menggunakan genset. 

"Kita sudah coba menjajaki pada prinsipnya kami siap untuk apa yang diminta oleh PLN, dalam arti syarat-syaratnya. Tapi sampai saat ini kami penjajakan dari tahun 2019 awal sampai sekarang ini belum terpasang," ungkapnya. 

Biaya operasional yang tidak sedikit pun akhirnya harus dikeluarkan untuk penyediaan listrik ini. Dirinya mengestimasi dana sekitar Rp200 juta habis untuk operasional genset setiap bulannya. 

PERCONTOHAN REKLAMASI PASCA TAMBANG

Wakil Gubernur Kaltim Hadi Mulyadi pun meninjau langsung kondisi kawasan peternakan dan perkebunan, yang terletak di Kecamatan Tenggarong Seberang itu pada hari ini Selasa (10/5/2022). Dirinya mengatakan seluruh pengusaha tambang dari PKP2B dan IUP yang bekerja di Kaltim, seharusnya dapat menerapkan hal serupa untuk lahan eks tambangnya. 

"Dan tentu harapan kita ini bukan satu-satunya, harusnya di seluruh lahan pasca tambang di kaltim itu menjadi proyek peternakan, tambak ikan, dan perkebunan yang bisa mempekerjakan masyarakat di sekitarnya," pinta Hadi. 

Sementara terkait kendala akses listrik PLN, dirinya menyebut akan segera melakukan koordinasi dengan OPD terkait. "Nanti saya minta Dinas ESDM bisa berkoordinasi dengan PLN apa yang harus kita lakukan untuk mengatasi kendala listrik di daerah ini," terang Hadi.

Penulis: Yoghy Irfan
Editor: Awan

Berita Lainnya