Ragam
OJK Kaltim Otoritas Jasa Keuangan  Otoritas Jasa Keuangan Kalimantan Timur Made Yoga Sudharma  Penyaluran Kredit 
OJK Kaltim: Penyaluran Kredit untuk Proyek di Kaltim Capai Rp170,96 T di April 2023
SELASAR.CO, Samarinda - Perkembangan sektor jasa keuangan perbankan di Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara menunjukkan kinerja yang positif. Hal ini disampaikan oleh Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Kaltim, Made Yoga Sudharma, dalam siaran pers yang diterima Selasar, Kamis (6/7/2023).
Menurut Made, total aset perbankan (Bank Umum Konvensional dan Syariah) di Kaltim dan Kaltara per April 2023 masing-masing tercatat sebesar Rp162,28 Triliun dan Rp 18,04 Triliun, meningkat 24,57% dan 21,22% secara tahunan. Total dana pihak ketiga perbankan di Kaltim tercatat sebesar Rp152,12 Triliun, meningkat 25,36% tahunan. Sementara dana pihak ketiga di Kaltara tercatat sebesar Rp 17,52 Triliun, meningkat sebesar 21,23% tahunan.
"Penyaluran kredit berdasarkan lokasi bank di Kaltim per April 2023 tercatat sebesar Rp81,62 Triliun, naik sebesar 10,26% tahunan dibandingkan posisi April 2022. Penyaluran kredit berdasarkan lokasi bank di Kaltara per April 2023 tercatat sebesar Rp10,30 Triliun, naik sebesar 22,94% tahunan dibandingkan posisi April 2022," ujar Made.
Made menambahkan, penyaluran kredit berdasarkan lokasi proyek di wilayah Kaltim per April 2023 tercatat sebesar Rp170,96 Triliun, naik sebesar 19,82% tahunan dibandingkan April 2022. Peningkatan kredit berdasarkan lokasi proyek di wilayah Kaltara juga cenderung naik per April 2023 tercatat sebesar Rp 14,88 Triliun, naik sebesar 7,52% tahunan dibandingkan April 2022.
Berita Terkait
Berdasarkan jenis penggunaan per April 2023, perbankan yang berlokasi di wilayah Kaltim dan Kaltara menyalurkan kredit terbesar untuk sektor pemilikan peralatan rumah tangga lainnya (termasuk pinjaman multiguna) dan sektor perdagangan besar dan eceran. Sektor tersebut mendapatkan penyaluran masing-masing sebesar Rp16,92 Triliun dan Rp12,66 Triliun di Kaltim serta Rp4,05 Triliun dan Rp2,84 Triliun di Kaltara.
"Kredit berdasarkan lokasi proyek di wilayah Kaltim menyalurkan kredit terbesar untuk sektor pertambangan dan penggalian, diikuti oleh sektor pertanian, perburuan, dan kehutanan. Sektor tersebut mendapatkan penyaluran masing-masing sebesar Rp37,43 Triliun dan Rp36,60 Triliun. Sementara itu, kredit berdasarkan lokasi proyek di wilayah Kaltara terbesar untuk sektor pemilikan rumah tangga lainnya (termasuk pinjaman multiguna) sebesar Rp4,31 Triliun," jelas Made.
Made mengatakan bahwa pertumbuhan kredit diiringi dengan kualitas kredit yang baik. Tingkat NPL (Non-performing loan) perbankan di wilayah Kaltim dan Kaltara relatif terjaga dan berada pada level rendah. Rasio NPL gross dan NPL nett untuk kredit lokasi bank masing-masing adalah 2,83% dan 1,19% di Kaltim serta 1,31% dan 0,87% di Kaltara. Rasio NPL gross dan NPL nett untuk kredit lokasi proyek masing-masing adalah 1,43% dan 0.60% di Kaltim serta 0,89% dan 0.45% di Kaltara.
"Kami berharap perbankan dapat terus meningkatkan kontribusinya dalam mendukung pemulihan ekonomi di wilayah Kaltim dan Kaltara, khususnya dalam menyalurkan kredit produktif yang dapat menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat," tutup Made.
Penulis: Yoghy Irfan
Editor: Awan