Pendidikan
BRGM Kaltim kurikulum mangrove di sma kaltim mangrove kaltim kurikulum meredeka kaltim sma kaltim pemprov kaltim 
Kaltim Segera Miliki Kurikulum Khusus Perlindungan Mangrove di Tingkat SMA
SELASAR.CO, Samarinda - Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) semakin serius dalam upaya pelestarian lingkungan, khususnya ekosistem mangrove. Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) melalui Kepala Pokja Edukasi dan Sosialisasi, Suwignya Utama, mengungkapkan rencana integrasi pembelajaran tentang mangrove ke dalam kurikulum sekolah menengah atas (SMA) di seluruh Kaltim.
"Tahun ini, kami akan berkoordinasi intensif dengan Dinas Pendidikan Provinsi Kaltim agar siswa-siswa di Kaltim dapat belajar langsung tentang pentingnya melindungi mangrove," ujar Suwignya.
Lebih lanjut, Suwignya menjelaskan bahwa saat ini telah dibentuk sebuah tim khusus yang bertugas menyusun kurikulum yang berbasis proyek merdeka. Kurikulum ini akan melalui beberapa tahap, mulai dari penyusunan, review oleh akademisi, uji coba di dua sekolah, hingga finalisasi. Setelah dinyatakan layak, kurikulum baru ini akan diterapkan secara menyeluruh oleh Dinas Pendidikan Kaltim.
"Kami juga akan mengadakan pelatihan bagi para guru untuk membekali mereka dalam menerapkan modul pembelajaran mangrove ini," tambah Suwignya saat ditemui dalam acara focus group discussion (FGD) Integrasi Pembelajaran Mangrove pada Kurikulum Merdeka Jenjang SMA selama dua hari, 6-7 Agustus 2024, di Hotel Bumi Senyiur, Samarinda.
Berita Terkait
Langkah Kaltim ini bukanlah yang pertama kali dilakukan di Indonesia. Beberapa daerah seperti Jambi dan Riau telah lebih dulu memasukkan kurikulum perlindungan ekosistem gambut ke dalam kurikulum merdeka. Hal ini menunjukkan semakin meningkatnya kesadaran akan pentingnya pendidikan lingkungan sejak dini.
Dengan adanya kurikulum khusus ini, diharapkan generasi muda Kaltim akan memiliki pemahaman yang lebih baik tentang ekosistem mangrove dan termotivasi untuk ikut serta dalam upaya pelestariannya.
Sementara itu terpisah dijelaskan Asman Azis Provincial Project Implementation Unit (PPIU) Manager, BRGM Kaltim menjelaskan bahwa proyek Mangrove for Coastal Resilience (M4CR) sedang gencar dilakukan di Kalimantan Timur. Setidaknya 30.000 hektar lahan di enam kabupaten akan ditanami mangrove hingga tahun 2027. Program ini akan dilaksanakan tersebar di Berau, Kutai Timur, Bontang, Kutai Kartanegara, Paser, dan Penajam Paser Utara (PPU).
"Penanaman saat ini sudah berlangsung di tiga kecamatan yakni Muara Badak, Muara Jawa, dan Anggana yang tersebar di 11 desa yang seluruhnya di Delta Mahakam. Saat ini, tim kami juga sudah ada yang masuk di Cagar Alam Teluk Adang di Paser untuk melakukan hal yang sama," kata Asman.
Nantinya, pelaksanaan penanaman mangrove dilakukan kelompok masyarakat. Ada 39 kelompok masyarakat yang didampingi di kecamatan Muara Badak, Muara Jawa, dan Anggana.
"Tahap awal, sekitar 3.000 hektare lahan yang ditamani mangrove. Mudah-mudahan, Agustus ini sudah bisa kick off penanaman di Delta Mahakam," jelasnya.
Kepala Bidang Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS) dan Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RHL), Dinas Kehutanan Kaltim, Biyantoro, membuka FGD Integrasi Pembelajaran Mangrove pada Kurikulum Merdeka Jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA) di Kaltim. Ia berharap program ini menjadi pilot project. Tidak hanya bicara menanam tapi ada pembinaan, kelembagaan, pembentukan kampung peduli mengrove, hingga sekolah lapang yang merupakan salah satu edukasi. Selain pelajar SMA, nantinya juga bisa menyasar pelajar SD dan SMP.
"Kita harus memberikan pengetahuan kepada anak-anak sekolah. Memberikan pemahaman yang nantinya akan menjadi karakter dan menumbuhkan motivasi mereka. Harus ada inovasi, bagaimana cara menyampaikan karena anak-anak SMA sekarang berbeda dengan dulu," pungkasnya.
Penulis: Yoghy Irfan
Editor: Awan