Utama

Rudy Mas'ud  Dinasti Politik  Politik Dinasti  calon gubernur kaltim  Hasanuddin Mas’ud Pilgub Kaltim pilkada kaltim 

Disinggung soal Politik Dinasti, Rudy Mas'ud Senggol George Bush hingga Clinton



SELASAR.CO, Samarinda – Calon Gubernur Kaltim, Rudy Mas’ud angkat bicara tentang isu dinasti politik yang acap kali diarahkan kepada dirinya. Isu ini kerap kali menyorot Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Golkar Kaltim ini, karena Rudy memiliki saudara-saudara kandung yang menduduki kursi-kursi pucuk pimpinan baik itu di eksekutif dan legislatif.  

Seperti kakak dari Rudy Mas’ud, yaitu Hasanuddin Mas’ud, yang baru saja kembali dilantik untuk periode keduanya sebagai Ketua DPRD Kaltim periode 2024-2029. Kakak dari Rudy Mas’ud lainnya, yaitu Rahmad Mas’ud juga merupakan petahana Wali Kota Balikpapan dan tahun ini kembali mencalonkan diri. Sementara itu adiknya, yaitu Abdul Gafur Mas’ud juga pernah menjabat sebagai Bupati Penajam Paser Utara (PPU), meski kini harus tersandung kasus korupsi. Selain itu, istri Rudy Mas’ud yaitu Syarifah Suraidah Abidin juga belum lama ini dilantik sebagai Anggota DPR RI Dapil Kaltim menggantikan Rudy yang harus mundur untuk mengikuti kontestasi Pemilihan Gubernur Kaltim 2024.  

Terkait hal ini, Rudy menyebut bahwa Indonesia menganut sistem pemerintahan demokrasi. Sehingga seluruhnya merupakan hasil pilihan rakyat dan bukan hasil penunjukan langsung.  

“Karena hari ini bicaranya adalah elected, bukan penunjukan langsung. Ini loh bukan monarki, ini demokrasi. Yang menentukan adalah masyarakat. Jadi di sini bukan kerajaan, kalau kerajaan kan tinggal tunjuk,” jelas Rudy.  

Dirinya pun menyinggung mantan presiden Amerika Serikat, George Bush dan Bill Clinton yang anggota keluarganya kemudian juga menjadi penguasa di negeri Paman Sam tersebut.  

“Mungkin teman-teman perlu belajar sedikit tentang Amerika. Amerika presidennya dulu George Bush terus turun lagi ke anaknya George W Bush. Kemudian begitu juga dengan Bill Clinton ke anaknya (mungkin yang dimaksud Rudy adalah istri Clinton yakni Hillary) dan sebagainya. Itu Amerika yang nenek moyangnya demokrasi, apalagi Indonesia. Apa saya perlu bicara tentang Bung Karno yang anaknya juga menjadi presiden. Artinya ini kan pemilihan, bukan penunjukan. Kalau punya potensi kenapa tidak,” jabarnya.

Penulis: Yoghy Irfan
Editor: Awan

Berita Lainnya