Utama

Kemendikbud Ristek Hetifah Sjaifudian Anggota DPR RI DPR RI 

Pandangan Hetifah Sjaifudian Soal Wacana Pemecahan Kemendikbud Ristek



SELASAR.CO, Samarinda – Wacana pemecahan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) menjadi beberapa kementerian sedang hangat dibicarakan. Ada wacana untuk memecahnya menjadi tiga kementerian yang fokus pada pendidikan dasar, pendidikan tinggi dan riset, serta kebudayaan. Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan fokus dan efektivitas dalam pengembangan pendidikan di Indonesia, mengingat luasnya wilayah dan besarnya jumlah penduduk. Namun, ada juga kekhawatiran bahwa pemisahan ini bisa menimbulkan tantangan dalam hal komunikasi dan koordinasi antara kementerian-kementerian baru tersebut.

Hal ini pun turut disinggung oleh Anggota DPR RI Dapil Kaltim, Hetifah Sjaifudian, saat berpidato di Workshop Pendidikan dengan tema "Peran Pendidikan dalam Penyiapan SDM Unggul Indonesia Emas 2045" di Hotel Harris Samarinda, pada hari ini Kamis (17/10/2024).

"Itu sebenarnya konsekuensi dari suatu visi. Visinya itu jangka panjang, kita ingin pada tahun 2045 sudah mencapai target-target seperti pendidikan, partisipasi, kesempatan kerja, dan lain-lain. Kita harus mulai dari sekarang, karena tidak mungkin jangka panjang tercapai jika dalam lima tahun ke depan tidak jelas capaiannya," ujar Hetifah.

Hetifah menambahkan bahwa pemecahan kementerian ini adalah konsekuensi dari apa yang ingin dicapai. Banyak yang dititipkan oleh Pak Prabowo sebagai presiden. "Kami di DPR menjadi bagian dari upaya untuk memastikan apakah regulasi dan legislasi yang ada cukup memadai. Misalnya, apakah undang-undang Sisdiknas perlu direvisi, apakah anggaran pendidikan sekarang cukup memadai. Politik anggaran sedang dipertanyakan, karena anggaran pendidikan itu sebenarnya amanat dari undang-undang dasar yang mengharuskan mandatory spending 20%. Kenyataannya, 20% itu ke mana saja?" jelasnya.

Ia juga menyebutkan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) sangat penting karena Kalimantan Timur akan menjadi pusat pemerintahan dan berbagai hal lainnya. "Kita harus memastikan Kalimantan Timur siap dan tidak mengecewakan. Kuncinya ada pada Sumber Daya Manusia (SDM). Kita harus bertanya, apa yang bisa kita lakukan agar Kalimantan Timur mendapatkan manfaat maksimal," tambah Hetifah.

Masalah infrastruktur juga tak kalah penting. Sebagian sekolah dalam keadaan rusak, terutama PAUD yang banyak dimiliki swasta. "Kita tidak bisa lepas tangan jika PAUD tidak memiliki toilet yang bersih. Banyak sekolah di luar Samarinda yang belum terakses internet, sekitar 40%. Infrastruktur dan kesejahteraan guru juga perlu diperhatikan, termasuk kompetensi baru dan kurikulum yang tidak membingungkan," kata Hetifah.

Pemecahan kementerian menjadi lebih fokus adalah salah satu strategi. Misalnya, ada Kementerian Kebudayaan sendiri karena kita sudah punya undang-undang pemajuan kebudayaan. Ada juga kementerian pendidikan dasar dan menengah, termasuk PAUD, serta kementerian pendidikan tinggi dan riset. Dengan pemisahan ini, diharapkan fokus dan efektivitas meningkat. Ia juga menyampaikan bahwa Presiden terpilih Prabowo juga punya program seperti makanan bergizi untuk anak-anak, yang sangat bagus. "Ini menjadi bagian dari upaya kita untuk memastikan anak-anak siap menghadapi masa depan. Jika anak-anak tidak bergizi, meskipun sekolahnya bagus, hasilnya tidak akan optimal," ujar Hetifah.

Penulis: Yoghy Irfan
Editor: Awan

Berita Lainnya