Utama
jembatan mahakam Jembatan Mahakam Ditabrak  Tug Boat Tabrak Jembatan Mahakam  Tongkang Tabrak Jembatan Mahakam Jembatan Mahakam Ditabrak Kapal Fender Jembatan Mahakam 
Fender Jembatan Mahakam I Akan Dibangun, Kepala KSOP Samarinda: Masih Menunggu Kajian

SELASAR.CO, Samarinda - Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Samarinda memberi keterangan pasca hampir terjadinya bentrok antar 2 kubu masa aksi pada Rabu (12/3/2025) siang di depan KSOP Kota Samarinda. Dalam keterangan tersebut ia menjelaskan bahwa KSOP selalu bekerja sesuai dengan koridornya. Dirinya juga menyatakan telah berkoordinasi dengan berbagai pihak terkait guna membahas permasalahan yang berkaitan dengan kondisi Jembatan Mahakam I pasca insiden tertabrak tongkang pada Minggu, 16 Februari 2025 silam.
“Kami akan membangun fender baru. Cuma tidak dalam waktu cepat atau tergesa-gesa,” ujar Mursidi selaku Kepala KSOP Kelas I Samarinda pada sore harinya.
Mursidi menjelaskan bahwa pembangunan fender baru tidak bisa dikerjakan secara instan. KSOP perlu berkonsultasi dengan para ahli yang diharapkan dapat memberi Detail Engineering Design (DED) dari fender yang dimaksud.
Dirinya juga menjelaskan bahwa KSOP Samarinda telah menyiapkan langkah preventif guna mencegah insiden serupa. 2 Tug Escort dan 3 Tug Assist disediakan di area Jembatan Mahakam I demi membantu mengubah jalur tongkang yang berpotensi menghantam pilar utama jembatan.
Berita Terkait
“Pemilik kapal telah bersedia bertanggung jawab atas kerusakan Jembatan Mahakam I dalam sebuah pernyataan di hadapan notaris. Sekarang masih menunggu kajian perihal nominal dari kerusakan tersebut,” lanjutnya.
Sebelumnya, BORNEO Kaltim yang hendak melakukan aksi di depan KSOP Samarinda menuntut ditutupnya arus Sungai Mahakam sampai dibangunnya fender baru. Namun BORNEO Kaltim dihadang oleh AMPM Samarinda yang telah terlebih dahulu bersiaga di sekitar KSOP Samarinda. Setelah berbalik arah dan mengonsolidasikan massa di Pelindo Samarinda, ia melakukan konferensi pers dan menantang Kepala KSOP untuk mengeluarkan surat kesediaan bertanggung jawab apabila Jembatan Mahakam I roboh akibat tertabrak lagi oleh tongkang.
Mursidi enggan menanggapi tantangan tersebut. Namun dalam menanggapai tuntutan penutupan Sungai Mahakam, ia berkomentar bahwa penutupan tersebut bukanlah perkara mudah apalagi jika dalam jangka waktu lama. Banyak perusahaan ekstraktif di hulu sungai menggunakan kapal dan aliran Sungai Mahakam sebagai media transportasi dan distribusi. Penutupan Sungai Mahakam terhadap aktifitas tersebut berarti sama dengan mematikan aktifitas ekonomi utama Kaltim tersebut.
Penulis: Zain
Editor: Awan