Utama

Ahmad Yusuf Ghazali PAUD Jannatul Athfaal 

Orangtua Yusuf Belum Yakin Anaknya Meninggal karena Tercebur Parit



Kedua orang tua Yusuf setelah keluar ruangan Kasat Reskrim Polresta Samarinda
Kedua orang tua Yusuf setelah keluar ruangan Kasat Reskrim Polresta Samarinda

SELASAR.CO, Samarinda - Penantian panjang atas kelanjutan kasus Ahmad Yusuf Ghazali akhirnya menemui titik terang. Selasa (21/1/2020) malam, Polsek Samarinda Ulu menetapkan ML (26) dan SY (51), pengasuh PAUD Jannatul Athfaal sebagai tersangka.

Mereka dianggap telah lalai dan mengakibatkan hilangnya nyawa si bungsu dari tiga bersaudara buah hati pasangan Bambang Sulistyo (37) dan Melisari (30). Selain itu, untuk sementara polisi menduga penyebab kematian Yusuf adalah tercebur parit lalu terseret arus, karena saat kejadian, lokasi sedang banjir.

Ditemui di Mapolsek Samarinda Ulu, ayah Yusuf, Bambang mengaku tidak ingin serta merta memvonis kedua pengasuh tersebut yang bertanggung jawab. Dia mengibaratkan, dalam sebuah perburuan, jangan sampai peluru yang digunakan salah sasaran.

“Jangan sampai kita menangkap yang bukan itu (pelaku sebenarnya), artinya kita harus jeli juga,” ujarnya kepada Selasar, Rabu (22/1/2020).

Pria yang sehari-hari bekerja sebagai pengendara ojek daring ini mengungkapkan, Yusuf memang sangat dekat dengan pengasuhnya, terutama ML. Sehingga, dirinya tidak yakin jika ada keterlibatan pengasuh dalam kasus yang menjadi perhatian banyak orang ini.

“Memang unsurnya kelalaian, cuma di sini kita harapkan kejujuran dari mereka (para tersangka) apa yang sebenarnya terjadi, itu saja,” tegas Bambang.

Lebih jauh, keluarga, kata Bambang, sudah mengikhlaskan kepergian Yusuf. Kendati demikian, pihaknya masih menyangsikan terkait dugaan penyebab meninggalnya balita yang ditemukan tanpa kepala di anak sungai Karang Asam Kecil, pada Minggu (8/12/2019) lalu.

“Di sisi lain kami juga ingin mengungkapkan kebenaran, makanya kami ngotot ini bukan terseret arus, karena kami juga punya data yang cukup kuat untuk menduga ada unsur lain selain terseret itu,” jelas Bambang.

Melisari, ibu Yusuf sedang menahan tangis saat diwawancara

Kedua orangtua Yusuf diketahui datang ke Polresta Samarinda untuk mengetahui hasil tes DNA, dan mencari tahu status saksi dari pengasuh yang dinaikkan menjadi tersangka. Melisari, ibu Yusuf sempat meneteskan air mata ketika mengetahui hal tersebut, lalu memeluk salah satu temannya. Setelah menenangkan diri, Melisari pun mengatakan bahwa dirinya merasa lega. Namun, masih ada sesuatu yang mengganjal di hatinya.

“Kalau untuk yang ditangkap, saya merasa lega, walaupun tidak sepenuhnya. Jika dilihat kondisi jasad anak saya seperti itu, kalau dari saya pribadi tidak mungkin (karena) kecebur. Dan sebenarnya ketika jasad itu ditemukan, saya sudah tahu itu adalah anak saya dari pakaian yang dikenakannya,” ujarnya.

Melisari pun masih sangat berharap pihak kepolisian dapat mengembangkan kasus ini. “Sebenarnya saya sudah tahu itu Yusuf. Saya sangat berharap dari pihak kepolisian agar bisa mengembangkan dan menuntaskan sampai tahu kenapa anak saya ditemukan seperti itu, karena itu masih menjadi misteri,” ungkapnya.

Seperti diketahui kedua petugas pengasuh PAUD saat ini dinaikkan statusnya dari saksi, menjadi tersangka. Hal ini disampaikan Kasat Reskrim Polresta Samarinda, Kompol Damus Asa pada Rabu (22/1/2020).

“Yang dapat kita sangkakan berdasarkan keterangan-keterangan yang ada, saksi-saksi beserta bukti-bukti, kedua tersangka ini adalah petugas yang menjaga korban, sesuai dengan jadwal dan SOP (standard operasi) PAUD tersebut,” katanya.

Damus Asa juga tidak menutup kemungkinan adanya penambahan tersangka lain. Namun, dirinya tidak ingin berasumsi. “Bila ada temuan informasi di lapangan, tentunya kami akan menindaklanjuti dan dikembangkan. Kami juga tidak akan berasumsi mengenai informasi yang tidak bisa dipertanggung jawabkan,” terangnya.

Saat ditanyakan mengenai apakah ada unsur tindak kekerasan yang dialami oleh Yusuf, dia mengatakan, sesuai fakta-fakta dan penyelidikan di lokasi kejadian, tidak ditemukan bukti atas dugaan itu.

“Sesuai dengan fakta yang ada di lapangan dan dari hasil penyelidikan kami dari Polresta Samarinda dan Polsek Samarinda Ulu, keterangan saksi yang kita temukan dan temui, tidak menunjukkan ke arah kriminalitas seperti isu-isu yang beredar di masyarakat. Seperti, penculikan ataupun kekerasan terhadap korban. Sampai saat ini tidak ada. Ini adalah hasil penyelidikan dari  tempat kejadian hilangnya korban dan ditemukannya jasad, itu satu aliran (drainase menuju sungai),” paparnya.

 

Penulis: Mangir Titiantoro
Editor: Awan

Berita Lainnya