Utama

Virus Corona Mahasiswa Kaltim APT Pranoto Evakuasi mahasiswa China Wuhan 

Haru Pertemuan Peserta Observasi terkait Corona dan Keluarga di Samarinda



momen pertemuan keluarga dengan mahasiswa asal kaltim, yang selesai menjalani masa observasi di Natuna
momen pertemuan keluarga dengan mahasiswa asal kaltim, yang selesai menjalani masa observasi di Natuna

SELASAR.CO, Samarinda - Ratusan warga Indonesia di Kota Wuhan Provinsi Hubei, China yang dipulangkan ke Indonesia, kemudian menjalani karantina 14 hari di Natuna, untuk memeriksa apakah mereka terjangkit virus corona atau tidak. Saat ini mereka telah kembali ke keluarga mereka masing-masing, tak terkecuali 9 mahasiswa Samarinda yang menempuh pendidikan di China.

Mereka tiba di Bandara APT Pranoto pada pukul 11.00 Wita, Minggu (16/2/2020) setelah sebelumnya diterbangkan dari Natuna ke Bandara Halim Perdana Kusuma, Sabtu (15/2/2020) kemarin. Setibanya di area kedatangan VIP Bandara APT Pranoto, mereka telah ditunggu sanak keluarga yang telah datang sejak pagi. Suasana haru pun langsung pecah, ketika pertemuan itu berlangsung.

Rusdiani orang tua mahasiswa kaltim bernama Riska Nurazizah, langsung memeluk erat anaknya pada kesempatan itu. Dirinya pun terus mencium kening sang putri, setelah lama menahan rasa cemas di benaknya.

"Alhamdulillah saya senang sekali, bisa kembali bertemu dengan anak saya," ujarnya.

Dia berharap jika memungkinkan, lebih memilih melanjutkan pendidikan putri keduanya itu di Indonesia saja. "Ya kalau untuk saat ini masih khawatir. Kalau bisa pindah ke sini tanpa harus pindah semester, kalau diperbolehkan," tuturnya kepada Selasar.

"Alhamdulillah, saya berterima kasih baik pemerintah pusat dan daerah, sehingga anak saya bisa dengan selamat sampai di sini," tambahnya.

Sementara itu Riska Nurazizah mengaku tidak takut jika harus kembali ke China, jika memang situasinya dianggap aman.

"Saya tentu saja masih mau kembali untuk melanjutkan kuliah. Kan kami sudah diajarkan bagaimana penanganannya selama menjalani observasi di Natuna," terangnya.

Suasana tak jauh berbeda juga tergambar pada pertemuan mahasiswa asal Kaltim lainnya yaitu Rafiatul Luklu dan Alfian ayahnya. Rafiatul yang merupakan mahasiswa jurusan kedokteran semester empat ini, juga mengaku tidak takut jika harus kembali ke China untuk melanjutkan kuliahnya.

"Masih berani dong, kenapa harus takut? Karena insyaAllah pemerintah China pasti tanggung jawab untuk persoalan ini," ujar Rafiatul Luklu.

Penulis: Yoghy Irfan
Editor: Awan

Berita Lainnya