Utama
Natuna Virus corona Mahasiswa Kaltim Pemprov Kaltim 
Tak Bisa Kembali ke China, Mahasiswa Ikuti Kelas Online
SELASAR.CO, Samarinda - Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur hari ini Minggu (16/2/2020) memfasilitasi pemulangan 14 warganya, yang telah selesai menjalani observasi di Natuna selama 14 hari.
Pelaksana tugas Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kaltim, Andi Muhammad Ishak mengatakan, seluruh warga kaltim yang diungsikan dari China, berstatus sebagai mahasiswa.
Mereka terdiri dari delapan orang asal Samarinda, empat dari Balikpapan, dan masing-masing satu orang dari Kutai Barat dan Kutai Timur. Mereka diterbangkan secara terpisah ke dua kota di Kaltim. Lima orang melalui Bandara SAMS Sepinggan Balikpapan dan sembilan melalui bandara APT Pranoto Samarinda.
Tidak ada perlakuan khusus selama proses pemulangan mahasiswa asal Kaltim ini, karena proses observasi yang sudah dilakukan di Natuna dianggap telah cukup.
Berita Terkait
“Dalam proses pemulangan, kami pada dasarnya memperlakukan mereka seperti penumpang sehat, jadi tidak ada perlakuan khusus. Di sini (Bandara APT Pranoto) juga tidak ada pemeriksaan kesehatan, karena sudah selesai di Natuna,” ujar Andi kepada Selasar saat ditemui di kedatangan VIP Bandara APT Pranoto.
Terkait para mahasiswa yang tidak dijemput oleh keluarganya, Pemprov Kaltim menjamin telah memfasilitasi keperluan transportasi mahasiswa tersebut.
“Kami tinggal menyambut dan menyerahkan mereka kepada keluarga yang menjemput. Bagi yang orangtuanya berhalangan menjemput, akan kami fasilitasi hingga ke tempat tinggalnya. Jadi setibanya di sini akan kami serah terimakan ke pemerintah kota, untuk melakukan pendampingan selanjutnya 14 hari ke depan,” jelasnya.
Untuk diketahui, sementara ini penerbangan dari dan menuju China masih ditutup, hingga batas waktu yang belum ditentukan. Oleh karena itu, belum jelas kapan mahasiswa yang melanjutkan studinya di China ini dapat kembali melanjutkan kuliahnya.
Innesa Alviani, mahasiswa yang berkuliah di Hubei Minzu University ini mengaku pihak kampusnya akan menggelar kuliah secara online, agar proses perkuliahannya di China masih dapat berjalan.
“Saya rencana balik ke sana, karena saya harus melanjutkan kuliah. Kalau sementara ini kan seharusnya besok saya sudah memulai kuliah saya di China, karena situasi sekarang kampus saya merencanakan ada kampus online. Saya masih menunggu informasi dari kampus kapan kelas online ini dimulai,” ujarnya.
Hal serupa juga disampaikan oleh Rafiatul Luklu, mahasiswa kedokteran semester empat ini berujar seharusnya dalam waktu dekat dirinya kembali berkuliah setelah menghabiskan libur musim dingin. Namun karena adanya persoalan virus corona, ia mengaku akan menunggu jadwal kelas online yang akan diumumkan oleh pihak kampus.
“Kan kebetulan juga saat banyak yang terinfeksi virus corona itu sedang libur musim dingin, saya tidak kembali ke Indonesia. Jadi hampir satu bulan waktu banyak saya habiskan di tempat tinggal saya di sana. Rencana balik tunggu ada pengumuman dari kampus, sejauh ini belum ada pengumuman tapi informasi dari kampus sementara pembelajaran sistem online,” pungkasnya.
Penulis: Yoghy Irfan
Editor: Awan