Kolom
Isran Noor Isran Gubernur Kaltim 
Pak Isran Jangan Terlalu Lama Bertapa, Keluar dan Pimpin Kami Melawan Corona!
Perang melawan virus corona di Bumi Etam menjadi jauh lebih berat. Selain melawan musuh tak terlihat, dalam perang ini, kita dipimpin panglima yang juga tak kelihatan.
Oleh: Awan*
SEJAK konferensi pers kasus pertama coronavirus disease (Covid-19) di Kaltim pada 18 Maret 2020 lalu, Isran jarang nampak di depan publik. Terlebih, usai prediksinya yang meleset bahwa pandemi corona akan reda akhir Maret. Saya berhusnuzon, mungkin ia sedang bertapa atau bersemedi, seperti yang disarankannya kepada warga.
“Untuk menghentikan sebaran itu (corona), kita hanya bisa bertapa atau bersemedi. Kalau rudal Korea Utara gampang mengatasinya, tinggal kita datangi (Kim) Jong Un, kita minta jangan terbangkan barangmu itu, selesai. Kalau ini (virus corona) kan tidak jelas," ujar Isran kala itu.
Pada 25 April 2020, kami menerbitkan artikel berjudul “Kemana Gubernur Isran selama Penanganan Covid -19 Kaltim?” Artikel itu dibaca sekitar 10.000 warganet. Mungkin sampai juga di gawai Isran. Makanya, ia menjawab kritikan tersebut. Sayangnya, lagi-lagi dengan meminjam mulut orang lain. Dan ajaib, isinya lucu-lucu ngeselin gimana gitu. Tidak kalah dengan gaya Isran saat menjawab pertanyaan-pertanyaan wartawan.
Berita Terkait
Lewat akun instagram Pemprov Kaltim, diunggahlah tulisan berjudul “Komitmen Lindungi Rakyat”. Begini paragraf-paragraf awalnya.
Gubernur Kaltim Isran Noor punya gaya sendiri dalam memimpin Kaltim. Salah satunya, tidak mau terlalu panjang birokrasi dan membagi tugas habis dengan jajarannya. Demikian pula dalam penanganan masalah virus corona yang mewabah di Kaltim.
“Semua sistem dikerahkan, sehingga bisa bergerak cepat dan tepat, hanya saja kerap terbentur dengan aturan lebih tinggi seperti rencana melakukan lokal lockdown sejak tanggal 17 Maret 2020,” terang Kepala Biro Humas Setdaprov Kaltim, Syafranuddin, Minggu (27/4/2020).
“Pak Gubernur, berkali-kali melakukan kontak dengan pejabat pemerintah pusat terkait usulannya untuk menangani virus corona, salah satunya adanya local lockdown agar suatu daerah yang belum parah terpapar corona bisa ditangani dengan cepat dan tepat,” terang Jubir Pemprov Kaltim itu.
Untung bulan puasa, saya tidak perlu mengumpat saat menulis ini. Keterangan Pak Karo seperti sedang menghina akal sehat. Pendelegasian tugas itu tentu perlu dan baik. Tapi sebagai seorang pemimpin, di tengah pandemi harusnya tampil paling depan. Bukan untuk show off. Namun, demi hadir di tengah masyarakat. Mengkomunikasikan apa yang sudah dan akan dia kerjakan untuk mengatasi situasi ini.
Disebut pula soal local lockdown? SELASAR mencatat dengan baik perjalanan ide local lockdown tersebut. Sesungguhnya local lockdown yang diusung Pemprov Kaltim bukanlah benar-benar karantina wilayah atau menutup akses keluar-masuk Kaltim.
“Local lockdown tidak full, hanya semi lockdown, artinya orang masih bisa keluar masuk Kalimantan Timur,” kata Wakil Gubernur Hadi Mulyadi saat itu. "Pemerintahan dan pihak berwenang meminta masyarakat membatasi bahkan mengurangi semaksimal dan seefektif mungkin aktivitas di luar dan berhubungan banyak orang. Seperti anak-anak sekolah diliburkan, juga mahasiswa, termasuk kegiatan pegawai di kantor-kantor yang tidak terlalu penting, bisa dilakukan di rumah," jelasnya.
Dimana local lockdown-nya, Pak Isran, Pak Hadi, Pak Ivan? Itu namanya social distancing. Jadi jangan gunakan ide konyol “local lockdown” yang tidak jelas itu untuk lari dari tanggung jawab dan menyalahkan pemerintah pusat. Kalau niat local lockdown beneran, lihat yang dilakukan Tegal, Maluku, dan Papua.
Simak kelanjutan keterangan tertulis Pemprov di IG, berikut ini:
Terkait tudingan sejumlah pihak bahwa Gubernur Isran tidak tampil seperti sejumlah kepala daerah lainnya terkait penanganan virus corona di Kaltim, dijelaskannya itu tidak benar. Ivan (Syafranuddin) juga memberi contoh Gubernur Isran selalu bergerak cepat dan tak ingin diketahui orang banyak yakni ketika meninjau Posko IKA Unmul di GOR Segiri, beberapa waktu lalu. Isran juga mendatangi sejumlah warga masyarakat yang terkena dampak corona namun semuanya tidak diberitakan.
Sebentar, ini yang paling kocak.
"Pernah saat takbiran Idulfitri, Pak Isran seorang diri datang ke RS Kudungga Sangatta menemui perawat dan pasien yang ada. Beliau memberikan dukungan moril serta berbagi rezeki kepada pasien dan perawat saat itu. Namun, Pak Isran meminta tidak usah diberitakan,” terangnya.
Dengan tidak mengurangi rasa hormat kepada seluruh anggota IKA Unmul, tapi apakah kegiatan seremonial itu jauh lebih penting dibanding Isran hadir di muka publik sebagai panglima melawan corona? Ia adalah Ketua Tim Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kaltim.
Lalu, berkeliling saat takbiran memberi sumbangan kepada orang lain, itu adalah bentuk kesalehan sosial yang juga dimiliki banyak orang. Bukan gubernur pun bisa. Kelasnya gubernur harusnya menyumbang ribuan rapid test kit, misalnya. Bukan bagi-bagi sembako di depan rumah yang malah menyebabkan kerumunan ratusan orang.
Keterangan di laman IG Pemprov Kaltim itu justru menjelaskan, bahwa Isran, atau mungkin juru bicaranya, tidak memahami esensi kritik yang ditujukan kepada Gubernur Kaltim.
Banyak yang bisa Isran lakukan dan jelaskan kepada masyarakat. Saya membayangkan, ia mengundang bos-bos perusahaan tambang raksasa dan agak raksasa di Kaltim, konferensi via aplikasi zoom. Lalu dengan gayanya yang santuy itu, Isran bilang:
“Kulihat perusahaan kalian ini sudah ambil untung besar sekali di Kalimantan Timur. Aku juga tahu kalian sudah nyumbang masing-masing selama corona. Tapi itu tidak sebanding dengan untung yang kalian keruk selama ini. Sekarang saatnya kalian berbakti. Kalau zakat biasanya 2,5 persen, kalian tidak usah sebesar itulah. Tapi yang pantas,” kata Isran di dunia maya.
Lalu Pak Gub menyampaikan data keperluan sekian ribu APD lengkap, akomodasi yang nyaman buat tenaga kesehatan, ratusan ribu paket sembako buat masyarakat kalangan bawah di seluruh Kaltim, hingga pengadaan rapid test kit dan alat tes PCR secepatnya. Mereka pun berdiskusi, siapa menyumbang apa.
“Tolong aja dibantu lah. Ada yang keberatan, kah? Kalau ada sampaikan sekarang. Oh iya, lupa ngasihtau, bubuhan wartawan juga ada di forum ini,” lanjut Isran lalu tersenyum.
Itu contoh saja. Teknisnya, terserah gaya Isran. Rakyat tidak peduli gaya pemimpin yang bagaimana, yang penting mampu menyelesaikan masalah, sehingga tujuan kesejahteraan dan kemakmuran tercapai. Jangan pula wartawan yang disuruh selesaikan sendiri.
"Padahal kan banyak perusahaan multinasional di Kaltim, tinggal wartawan saja yang menggugah itu. Kan lebih takut dengan wartawan," ujar Sabani, Plt Sekprov Kaltim saat diwawancarai soal keterlibatan perusahaan tambang batu bara dalam penanganan Covid-19. Like father like son. Like boss like employee.
Isran juga bisa melakukan hal lain yang lebih humanis, misalnya, seperti disampaikan pengamat hukum dan politik Universitas Mulawarman, Herdiansyah Hamzah. Kehadiran seorang pemimpin dalam penyampaian informasi kepada masyarakat, menurutnya, sangat berpengaruh pada tingkat kepercayaan masyarakat.
Misalnya, dengan hadirnya gubernur saat pengumuman pasien sembuh, dan melakukan interaksi langsung dengan pasien sembuh itu. Secara tidak langsung dapat berpengaruh dalam tingkat penerimaan masyarakat, untuk pasien yang sudah dinyatakan sembuh. “Meminta agar semua elemen masyarakat itu membangun solidaritas menerima siapapun dengan status yang positif termasuk keluarganya. Ini yang tidak dilakukan oleh Pak Isran,” kata dosen yang akrab disapa Castro ini.
Akhirnya, saya memperkirakan, tulisan ini masih akan direspons oleh para cheerleaders Gubernur Kaltim Isran Noor dengan cara yang sama, kurang lebih begini: "Memang begitu gaya Pak Isran, unik, sulit ditebak, kalian saja yang tidak paham".
Rasanya seperti sepiring omong kosong yang dijejalkan ke akal sehat. Jika Isran Noor memang hebat dengan segala keunikan gaya dan cara memimpinnya, Kutai Timur yang pernah ia pimpin, pasti jauh lebih maju daripada sekarang.
*) Pemimpin redaksi Selasar