Utama
Rapid test  Positif corona Bank Kaltimtara 
Positif Covid SMD 25 Bolak-balik ke Bankaltim, Perlukah Pegawai Di-rapid Test?
SELASAR.CO, Samarinda - Satu orang pasien asal Samarinda yang dinyatakan positif Covid-19 dengan kode SMD 25, diketahui sempat bolak-balik mengunjungi Bank Kaltimtara (Bankaltim) pada 17-19 April 2020. Informasi ini diperoleh dari Tim Surveilans Gugus Tugas Dinas Kesehatan Samarinda.
Plt Kepala Dinkes Samarinda dr Ismed Kusasih pun membenarkan adanya informasi bahwa sebelum dinyatakan positif Covid-19, pasien ini sempat datang ke Bankaltim. Meski begitu, informasi tersebut masih harus diverifikasi kembali kepada pihak Bankaltim, karena informasi yang diterima oleh tim surveilans juga berasal dari pasien yang bersangkutan.
"Kan kita harus tanya dulu, betulkah pasien ini pernah ke situ. Kan rekam jejak ini menurut keterangan pasien, jadi kami harus tanya lagi dari pihak Bank Kaltimtara apakah betul pasien ini pernah ke sana," ujarnya kepada SELASAR, pada Senin (4/5/2020).
Ismed mengatakan, belum lama ini ada telepon yang sifatnya tidak resmi dari Bank Kaltim, untuk menanyakan perihal rapid test.
Berita Terkait
"Kemarin ada Bank Kaltimtara menelepon menanyakan terkait itu. Belum ada pengajuan rapid test dari mereka (Bank Kaltimtara), saya bilang ajukan pengajuan resmi. Sampai sekarang sih saya nunggu belum ada surat pengajuan dari pihak Bank Kaltimtara (untuk melakukan rapid test)," tambahnya.
Meski begitu, dijelaskan Ismed, tidak semudah itu menentukan seseorang dapat menjalani rapid test atau tidak, mengingat jumlah stok alatnya yang terbatas. Perlu ada pertimbangan terlebih dahulu dari tim epidemiologi, apakah dianggap perlu dilakukan rapid test.
"Nanti kita lihat dulu, akan dilacak dulu siapa tahu waktu dia ketemu hanya sebentar dan menjaga jarak. Jadi beri pemahaman bahwa yang menentukan adalah di tim epidemiologi. Kalau pun di-rapid tidak semua (pegawai) akan di-rapid test, hanya yang melakukan kontak erat seperti bersalaman saat bertemu," jelasnya.
Meski begitu, Ismed meminta agar masyarakat tidak berlebihan menanggapi hal ini, karena jika menjaga jarak, proses penularan tidak akan terjadi. Dirinya mencontohkan kasus SMD 1, yang sempat tinggal satu hari penuh dengan anak dan orang tuanya. Namun setelah SMD 1 dinyatakan positif, dua anggota keluarganya dinyatakan negatif.
"Sampai SMD 1 ini kan sudah pulang (dinyatakan sembuh). Jadi tidak semudah itu (tertular)," terangnya.
Tim Redaksi SELASAR pun mencoba menghubungi humas dari Bank Kaltim baik melalui sambungan telepon ataupun pesan melalui aplikasi chatting, untuk meminta tanggapannya mengenai hal ini. Namun hingga berita ini diterbitkan, belum ada tanggapan resmi yang diberikan. Dan hingga saat ini belum diketahui pasti apakah Kantor Bank Kaltim yang sempat didatangi pasien SMD 25, adalah kantor cabang atau kah kantor pusat dari Bank milik Pemda Kaltim ini.
Penulis: Yoghy Irfan
Editor: Awan