Utama

Kereta-api Kaltim China Rusia PT Kereta Api Borneo 

Rusia Mundur, China Jajaki Pembangunan Rel Kereta Api di Kaltim



Sumber Foto Prokal.co
Sumber Foto Prokal.co

SELASAR.CO, Samarinda – Pemerintah Rusia melalui PT Kereta Api Borneo (KAB) menyatakan mundur dari proyek pembangunan rel kereta api di Kaltim. Hingga kini, kelanjutan proyek tersebut belum menemukan kejelasan. Namun, dikabarkan, ada investor dari Tiongkok yang berminat mengerjakan trek kereta api lintas Kaltim ini.

Pada Januari 2020, perusahaan jasa konstruksi asal Tiongkok, China Railway Liuyuan Group Co, Ltd (CRL) menyampaikan keinginannya untuk menggelontorkan investasi di bidang infrastruktur di Kaltim. Salah satunya, proyek pembangunan rel kereta api Kaltim yang sebelumnya ditangani PT Kereta Api Borneo (KAB). Jalur kereta api ini menghubungkan Kubar-Paser-PPU-Balikpapan dengan panjang sekitar 180 kilometer.

“Saya enggak bisa komentar soal itu. Karena belum ada keputusan resminya seperti apa. Apalagi belum ada pembahasan resmi soal itu. Dan menjadi ranah kebijakan kepala daerah,” kata Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kaltim Iman Hidayat, Senin (29/6/2020), dikutip SELASAR dari PROKAL.

Menurut Iman, kunjungan calon investor asal Tiongkok di Samarinda pada 14 Januari 2020 itu disambut Asisten Perekonomian dan Administrasi Pembangunan Sekprov Kaltim Abu Helmi. Akan tetapi, belum ada pembahasan mengenai hal nilai investasi yang akan digelontorkan untuk Kaltim. Ketika itu, pihaknya baru sebatas mengarahkan para investor ke OPD terkait. Guna mendapatkan data terkait program pembangunan infrastruktur yang diminati.

“Untuk nilai investasinya belum, tapi tadi sudah saya arahkan untuk mendatangi OPD terkait. Untuk SKM (Sungai Karang Mumus) ada Dinas PU (Pekerjaan Umum) kota dan provinsi, menyangkut kereta api ada Dinas Perhubungan (Dishub) dan Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda),” kata Abu Helmi kala itu.

Kembali ke Iman Hidayat. Mengenai kelanjutan pembangunan rel kereta api Kaltim, pemprov juga masih menunggu kebijakan kepala daerah. Mengingat, rencana pembangunan rel kereta api Kaltim itu merupakan proyek kerja sama Pemprov Kaltim dan Russian Railways dalam bentuk public private partnership (PPP).

“Apalagi pengunduran (Pemerintah Rusia dari proyek rel kereta api Kaltim) juga belum resmi,” kata dia.
Mengenai nasib mahasiswa Kaltim yang saat ini menempuh pendidikan tinggi perkeretaapian di Rusia, Iman Hidayat mengatakan, biaya pendidikan mereka akan ditanggung Pemprov Kaltim hingga menyelesaikan pendidikan. Setelah mereka lulus dan kembali ke Indonesia, mereka akan difasilitasi ke BUMN PT Kereta Api Indonesia (KAI).

Rencananya, pada tahun ini, ada 43 lulusan yang akan kembali Kaltim. Menurut jadwal mereka akan lulus pada Juli 2020. Para mahasiswa ini telah menuntut ilmu di Negeri Beruang Putih sejak 6 tahun lalu. Menggali ilmu pendidikan kereta api di Rusia, dengan biaya beasiswa Pemprov Kaltim bekerja sama dengan PT KAB, yang merupakan anak usaha dari Russian Railways.

“Mereka ada empat angkatan. Yang lulus tahun ini, satu angkatan lagi. Dari mereka sudah ada yang pulang, sebelum Covid-19,” katanya.

Mantan kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kutim ini menuturkan, dalam satu angkatan ada lebih 40-an mahasiswa yang menempuh pendidikan di Rusia. Sementara jumlah angkatan ada empat.

Direncanakan, angkatan selanjutnya akan lulus pada 2021 dan 2022. Dengan demikian, jumlah sarjana perkeretaapian asal Kaltim yang akan menyelesaikan pendidikan di Rusia sekira 160-an orang.

“Walaupun Pemerintah Rusia mundur, mereka tetap akan menjalani pendidikan di sana. Karena ini bukan hanya berkaitan dengan Kereta Api Borneo, tapi juga Kereta Api Indonesia,” ujarnya.

Diwartakan sebelumnya, Pemerintah Rusia akhirnya memutuskan mundur dari rencana pembangunan rel kereta api trans-Kalimantan. Kepastian jaminan investasi yang belum jelas, mendasari keputusan besar itu. Pasalnya, PT Kereta Api Borneo (KAB) selaku investor, menginginkan jalur rel kereta api itu hanya mengangkut batu bara.

Mundurnya investor dari Negeri Beruang Putih disampaikan langsung oleh Gubernur Kaltim Isran Noor. Dalam kunjungan ke Balikpapan, pekan lalu, Isran mengatakan, Pemerintah Rusia sedang memikirkan untuk tidak melanjutkan proyek rel kereta di Kaltim.

Dengan demikian, tahapan kegiatannya pun dihentikan sementara. Meski begitu, mantan bupati Kutim itu menyebut ada beberapa investor berminat melanjutkan perencanaan pembangunan rel kereta api yang akan menghubungkan Kalteng dengan Kaltim itu. Isran belum menyebutkan secara gamblang identitas investor yang berminat itu.

“Kalau yang kemarin, Rusia hanya membangun kereta api batu bara. Kalau ini (lanjutan rencana pembangunan kereta api Kaltim) untuk (mengangkut) batu bara, barang, dan orang,” ucapnya kepada Kaltim Post.

Suami Noorbaiti itu menilai alasan Pemerintah Rusia tidak melanjutkan rencana pembangunan rel kereta api Kaltim ini, karena telah menghitung kembali nilai investasi pembangunan. Berdasarkan perencanaan yang telah disusun, jaringan rel kereta api itu hanya diperuntukkan mengangkut komoditas batu bara. Dengan demikian, investor memerlukan waktu yang cukup lama untuk balik modal.

“Karena dia menghitung juga ‘kan. Kalau misalnya hanya batu bara, mungkin investasinya susah kembali,” ungkap Gubernur.

Berita ini telah terbit di prokal.co dengan judul: Kelanjutan Kereta Api Kaltim, Rusia Mundur, Tiongkok Penjajakan, Tunggu Kebijakan Kepala Daerah.

Editor: Awan

Berita Lainnya