Utama
Walhi Kaltim Dijemput petugas kesehatan aktivis diduga positif Covid-19 aktivis walhi dan BLH petugas kesehatan jemput paksa aktivis BLH Samarinda 
Ketua RT Akui Ada Desakan Warga terkait Penjemputan 3 Aktivis Terduga Positif Covid-19
SELASAR.CO, Samarinda - Penjemputan paksa tiga aktivis lingkungan Samarinda diduga karena positif Covid-19, disinyalir atas desakan warga. Padahal, sesuai protokol kesehatan, ketiganya adalah kasus asimtomatik atau tanpa gejala sehingga dapat menjalani isolasi mandiri di rumah.
Tarmiji (63), ketua RT 33 Kelurahan Dadi Mulya mengkonfirmasi terkait desakan warga tersebut. Ketua RT mengaku mengetahui info bahwa ada beberapa orang positif Covid-19 berdasarkan hasil swab tanggal 29 Juli di kantor Pokja 30, dari Lurah setempat.
Ia menyebut warga khawatir adanya kasus Covid-19 di lingkungan mereka. "Iya (benar ada aduan warga), sehingga saya bikin surat supaya diisolasi di rumah sakit yang sudah ditentukan oleh pemerintah, begitu ceritanya," ujar Tarmiji ditemui di kediamannya, Sabtu (1/8/2020).
Surat itu tertanggal 31 Juli 2020, atau hari yang sama dengan penjemputan beberapa aktivis yang diduga positif Covid-19 tersebut.
Berita Terkait
Pria yang menjabat ketua RT selama 23 tahun ini mengaku tidak mampu mengawasi jika ada warganya yang positif Covid-19, kendati secara aturan memang diperkenankan. "Sanggup lah saya mengawasi penyakit begitu? Tanpa alat mendekat orang (positif Covid-19) gitu? Orang rumah sakit saja pakai alat lengkap," kata Tarmiji.
Ia mengatakan, keluhan warga disampaikan ketika informasi kasus Covid-19 itu menyebar kepada warga. Sebelumnya, memang di lingkungan itu belum ada warga yang terkonfirmasi terpapar virus dari Wuhan, China tersebut. "Setelah mendengar (informasi) itu, Kamis dan Jumat itu kan (warga) sudah risih. Karena penyakit itu tidak kelihatan, takut juga," jelasnya.
Setelah kejadian semalam, Tarmiji mengaku kondisi warga sudah kembali kondusif. Olehnya, pagar kantor sekretariat Walhi Kaltim dikunci karena terdapat banyak kendaraan di dalam. Diketahui, jumlah warga di RT 33 ada sebanyak 91 kepala keluarga dengan jumlah jiwa 203.
"Nanti kalau mereka kembali, kita bukakan. Kita kan tidak menolak orangnya, kita menolak penyakitnya," tegas Tarmiji.
Penulis: Redaksi Selasar
Editor: Awan