Utama

Bank Indonesia  BI Kaltim  BI Bank Indonesia Kaltim  TPID Kaltim  Inflasi Daerah 

Jaga Pertumbuhan Ekonomi Kaltim, Begini Strategi BI dalam Menghadapi Tantangan Global



SELASAR.CO, Samarinda - Bank Indonesia memaparkan update perkembangan kebijakan ekonomi terkini dan outlook perekonomian tahun 2023, dalam kegiatan capacity building wartawan Kaltim 2022. Dalam kesempatan tersebut dipaparkan bahwa ada 5 tantangan global yang dapat mempengaruhi pertumbuhan perekonomian di Indonesia. 

Tantangan tersebut adalah 1. pertumbuhan ekonomi menurun yang disertai meningkatnya risiko resesi; 2. inflasi sangat tinggi karena harga energi dan pangan global; 3. suku bunga tinggi; 4. dolar AS semakin kuat, tekanan depresiasi nilai tukar negara lain termasuk rupiah; 5. fenomena ‘cash is the king’, penarikan dana investor global dan mengalihkan ke aset likuid karena resiko tinggi.  

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw-BI) Kaltim Ricky P Gozali menjelaskan, ada beberapa hal yang akan dilakukan pihaknya di daerah untuk merespon tantangan-tantangan ini. 

“Pertama tentunya meng-address bagaimana inflasi naik, tentunya daerah itu harus lebih bersinergi, berkolaborasi untuk menghadapi inflasi. Dan kita menjaga agar inflasi itu supaya tidak berlebihan,” ucap Ricky saat Capacity Building Wartawan Kaltim Tahun 2022, di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur.

Dirinya menyebut bahwa daerah memiliki Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) yang langsung dipimpin oleh kepala daerah. BI Kaltim pun terus melakukan kolaborasi dengan TPID Kaltim. 

“Pemerintah daerah, Bank Indonesia, dan semua stakeholder terkait berusaha dan selalu ada untuk menjaga inflasi ini tidak sampai menjadi masalah,” terangnya. 

Ia pun meminta agar pemerintah daerah dapat mengatasi kendala-kendala yang dihadapi mengenai distribusi pasokan pangan yang ada di Kaltim. Hal ini tentunya tak dapat dilakukan pemerintahan di satu daerah saja, melainkan kerjasama antara daerah. 

Selain menjaga ketersediaan pangan dengan melancarkan proses distribusi, Ricky juga menyebut bahwa BI Kaltim juga tengah berfokus pada peningkatan UMKM salah satunya dengan digitalisasi. Karena selama ini UMKM merupakan pondasi perekonomian daerah.

“Selain UMKM kami tingkatkan, juga dibantu digitalisasinya. Hal ini agar mereka bisa menembus ke pasar. Begitu juga digitalisasi dari segi pemerintahnya juga ditingkatkan digitalisasinya salah satunya melalui TP2DD (Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah). Sehingga penguatan digitalisasi ini sangat bermanfaat sekali untuk pertumbuhan,” jabarnya.  

Sementara itu, untuk menghadapi dampak tekanan depresiasi nilai tukar rupiah, hal ini dapat dilakukan dengan menjaga cadangan devisa negara. Hal ini dapat dilakukan dengan mengurangi impor. 

“Oleh sebab itu Gerakan Bangga Buatan Indonesia (GBBI) kita giatkan lagi. Kira-kira itu yang nanti akan kami lakukan, selain juga melakukan inovasi-inovasi lainnya seperti hilirisasi hingga pengembangan ekonomi syariah, dan lain sebagainya,” tuturnya.

Penulis: Yoghy Irfan
Editor: Awan

Berita Lainnya