Kutai Kartanegara

pelecehan seksual Pelecehan Seksual di Kukar Kasus Pelecehan Seksual  Pelaku Pedofil Pelaku Pedofilia  Pedofil Kekerasan Seksual Polsek Loa Kulu 

Pelaku Pedofil di Loa Kulu Diringkus Polisi, Korbannya 6 Bocah Laki-Laki yang Masih SD



Pelaku saat diamankan kepolisian.
Pelaku saat diamankan kepolisian.

SELASAR.CO, Tenggarong - Enam bocah laki-laki yang masih duduk di bangku Sekolah Dasar (SD) di Kecamatan Loa Kulu, Kutai Kartanegara (Kukar) menjadi korban pelecehan seksual oleh pria berusia 24 tahun.

Perlakuan pedofil tersebut terungkap, pada Minggu (5/3/2023) dini hari, setelah pelaku tertangkap basah sedang berada di dalam salah satu ruangan sekolah. Dimana, ruangan tersebut isinya adalah para siswa yang sedang melakukan kegiatan berkemah di sekolah. Status sebagai bantu pembina di dalam kegiatan itu, dimanfaatkan oleh pelaku untuk mendatangi korban yang sedang tidur di dalam ruangan tersebut.

"Jadi sekitar pukul 04.00 WITA dini hari, pelaku kedapatan oleh pembina yang lain sedang berada di ruang kelas empat. Pelaku kedapatan sedang berada di dalam selimut bersama kedua korbannya," ujar Kapolsek Loa Kulu, Iptu Rachmat Andika Prasetyo.

Pembina lain itu pun merasa curiga dengan keberadaan pelaku yang berada di dalam ruangan siswa tersebut. Apalagi, pada empat tahun yang lalu, pelaku pernah melakukan hal yang sama. Berbekal dengan pengalaman itu, pembina yang lain menanyakan kepada kedua korban apa yang sedang dilakukan pelaku di dalam ruangan tersebut.

"Ternyata pada saat korban tidur, pelaku meraba-raba bahu hingga kemaluan korban. Saat itu korban sempat memberontak, tapi pelaku tetap memaksa," sebut Andika.

Selanjutnya, pada Senin (6/3/2023) malam, pelaku berhasil diringkus. Setelah di interogasi, ternyata pelaku juga melakukan hal yang sama kepada empat bocah lainnya di Loa Kulu. Perlakuan pedofil terhadap empat orang korban lainnya dilakukan pelaku dirumahnya.

Korbannya merupakan anak didiknya di dunia pencak silat yang juga masih duduk di bangku sekolah dasar. Kedekatan pelaku dengan anak didiknya dimanfaatkan oleh pelaku untuk menjalankan aksinya. Para korban dibujuk untuk pergi kerumahnya dengan iming-iming bermain game di telepon genggam miliknya. Saat korban sedang asik bermain, disitulah pelaku mulai meraba-raba kemaluan korbannya.

"Korban juga memberontak, tapi pelaku tetap memaksa," kata Andika.

Alasan pelaku melakukan hal itu, lantaran sakit hati dan frustasi karena diputusi oleh kekasihnya tiga tahun yang lalu. Selain itu, pelaku juga pernah mendapat perlakuan yang sama saat menginjak usia lima tahun.

"Awalnya itu umur lima tahun juga dicabuli. Kemudian, dewasa pacaran sama wanita. Sakit hati diputusi pacarnya, dilampiaskan ke anak-anak sejak tiga tahun yang lalu," ungkap Andika.

Dari hasil pemeriksaan yang mendalam, ternyata pelaku juga pernah melakukan pelecehan seksual terhadap anak yang sedang melakukan aktivitas berkemah di sekolah. Namun, aksinya juga ketahuan dan pelaku disanksi dikeluarkan dari organisasinya.

"Dulu sebagai kakak pembina juga, karena ketahuan dikeluarkan. Sekarang masuk lagi sebagai kakak pembina dan ketahuan lagi melakukan itu," pungkasnya.

Penulis: Juliansyah
Editor: Awan

Berita Lainnya